surprise

353 18 0
                                    


Hari ini, hari dimana semua orang menantikan nya, termasuk Kiara. Akan tetapi gadis itu malah sedang melamun di kamar nya, memang hari ini dia libur untuk kuliah. Kiara terus memandang ke langit langit kamarnya dengan hati yang terus meracau.

"Kalian terlalu sibuk, hingga hari ini aku ulang tahun pun kalian tak mengingatnya" gumam Kiara lalu memejamkan matanya, jam di dinding masih menunjukkan pukul 2 sore. Kiara sudah bosan di kamar nya, dia pergi ke taman belakang rumahnya, dan berayun di ayunan.

Drrrtttt drrrtttt

Bunda calling

Kiara menggeser tombol jawab.

"Assalamualaikum Bun" kata Kiara.

"Waalaikumsallam"

"Ada apa ya Bun" kata Kiara

"Nanti jam 5 kamu pergi ke tempat yang bunda shareloock, kita bakal ketemu rekan kerja ayah" kata maira

"Iya Bun" kata Kiara lesu

"Ya udah, bunda lagi sibuk. Bunda tutup dulu telepon nya"

Tut Tut Tut

Belum sempat menjawab,maira sudah terlebih dulu menutupnya.

Kiara memilih untuk pergi mandi, karena butuh persiapan untuk keluar

****

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore dan tempat yang maira untuk Kiara pergi sudah di shareloock.

Kiara masuk mobilnya, dia mengenakan dress sesuai dengan apa yang di katakan maira dan dress itupun sudah di siapkan oleh maira

Kiara sudah sampai di tempat tujuan, dia melihat di depannya ada sebuah gedung.

"Kenapa di gedung" gumam Kiara.

Kiara tanpa membuang waktu dia turun dari mobilnya dan mengikuti petunjuk dari maira lewat handphone nya. Dan setelah sampai, yang di mana itu rooftoof, Kiara membuka pintunya lalu dia di kejutkan oleh apa yang di lihatnya.

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday Kiara" mereka menyanyikan lagu ulang tahun untuk Kiara. Kiara menahan tangisnya dan menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

Maira datang ke Kiara dengan kue ulang tahun di tangannya.

"Happy birthday sayang, maaf kita selama ini bersikap dingin sama kamu" kata maira.

Kiara sudah tak bisa menahan tangisnya, dia memeluk maira dengan erat. Matanya melihat seseorang yang sudah lama dia rindukan, disana Diandra sedang tersenyum padanya. Kiara melepaskan pelukannya dari maira dan berlari memeluk Diandra.

"Kak Dian aku kangen" kata Kiara

Diandra Tersenyum dengan air mata yang terus mengalir di wajah keduanya.

"Kaka juga kangen" kata Diandra lirih dan membalas memeluk Kiara.

Cukup lama mereka berpelukan, Diandra menjauhkan tubuhnya dari Kiara, dan menangkup wajah Kiara.

"Sekarang kamu lihat ke belakang kamu" kata Diandra.

Kiara menuruti apa yang di katakan Diandra. Dia terkejut melihat devano yang sudah berlutut di depannya.

Devano mengeluarkan kotak berwarna merah dari saku nya.

"Will you marry me" kata Devano dengan Tersenyum tulus.

Kiara meneteskan air matanya lagi. Semua orang bersorak agar Kiara menerima nya.

"Yes, i Will" balas Kiara dan membuat devano Tersenyum bahagia. Devano berdiri dan memasangkan cincin di jarinya begitupun dengan Kiara yang memasang kan cincin di jari devano

Devank menarik Kiara ke dalam pelukannya, bahagia, itulah yang dirasakan mereka berdua.

Sore itu, dengan saksi dari matahari yang terbenam, mereka sudah mengikat satu sama lain

Semua orang ikut bahagia akan itu, tetapi ada sepasang mata yang melihat itu semua dengan tatapan tak suka nya, tatapan benci lebih tepatnya.

****

Keluarga angkasa maupun Mahendra telah pulang ke rumahnya masing-masing, dan mereka sudah sepakat, bahwa pernikahan Kiara dan devano akan di laksanakan sebulan lagi.

Senyum terus mengiringi paras cantik Kiara, dan itu semua tak luput dari mata anggota keluarga nya.

Sedikit info, Diandra kembali bersama dengan suami nya, dia belum di karuniai anak. Suami nya bernama, althan Alexander.

Dan Dave juga datang untuk menginap di rumah orang tua nya dengan anak dan istrinya.

Di sisi lain, Angkasa tengah menerima telepon dan dia mengangkat nya di hadapan keluarga besarnya tapi minus Kiara, Kiara sudah terlelap di kamarnya.

"Hallo" kata angkasa.

Terdengar suara tawa di seberang sana. Semua orang yang ada di sana melihat angkasa penasaran akan siapa yang menelpon nya.

"Siapa anda" tanya angkasa.

"Angaksa, angkasa. Kau memang sudah pikun. Sampai sampai sahabat mu sendiri di lupakan, hahahaha" kata orang itu.

"Aldy" kata angkasa geram, dan semua orang yang mendengar nya terkejut.

"Apa maumu" kata angkasa.

"Nyawa anakmu" kata Aldy

Tut Tut Tut

Angkasa memegang handphone nya kuat. Dia kan menghubungi polisi di hp nya.

"Hallo"

"Iya, dengan kantor polisi di sini"

"Hallo, saya mau bertanya, narapidana atas nama Aldy, apa dia masih ada di lapas" kata angkasa.

"Oh maaf pak, Aldy melarikan diri dari lapas, dan sekarang masih di cari keberadaan nya" kata seorang polisi.

"Bagaimana mana dia bisa melarikan diri" kata angkasa yang sudah geram.

"Maaf pak sebelumnya, tapi kami pastikan dia akan tertangkap secepatnya"

Tut Tut Tut

Angkasa memutuskan sambungan nya. Angkasa menjambak rambut nya frustasi.

"Ada apa yah" kata Dave

Terlihat angkasa yang menghela nafasnya panjang.

"Aldy melarikan diri dari lapas" kata angkasa dan itu sontak membuat mereka terkejut.

"Apa? Bagaimana bisa" kata Dave.

"Mereka tak memberi tahu soal itu, tapi yang paling penting saat ini adalah, Kiara. Aldy mengincar nya" kata angkasa.

"Kenapa? Kenapa dia selalu berusaha untuk menghancurkan kehidupan kita, kenapa" kata maira yang sudah menangis.

"Lalu sekarang bagaimana" tanya Dave.

"Kita harus ngawas Kiara, jangan sampai lengah sedikit pun" kata angkasa tegas.

Mereka mengangguk paham.

Drrrtttt drrrtttt

Handphone angkasa berbunyi kembali.dan itu dari Aldy.

"Siap siap untuk permainan nya tuann"

Tut Tut Tut

Angkasa membanting hp nya hingga retak. Orang orang terjinggat kaget.

"Apa sebenarnya tujuan nya" kata angkasa.

"Yah, kita harus bertindak cepat" kata Dave.

"Kerahkan semua anak buah, separuh untuk mencari keberadaan Aldy dan sisanya untuk menjaga Kiara" dan hal itu langsung di kerjakan oleh Dave.

"Althan akan membantu, althan akan mengirim anak buah untuk menyelidiki ini" kata althan dan beranjak meninggalkan mereka.

Angkasa, dia sudah terlihat kacau saat ini. Aldy bukan lah musuh yang gampang, anak buahnya yang banyak pun tak mampu untuk mengalahkan ke cerdikan akan liciknya.

Kau harus sirna, Aldy. Batin angkasa.

Kenapa dia kembali. Batin all.

The Bigest SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang