27

410 22 0
                                    


Kiara membuka matanya, dia melihat di sana sudah ada keluarga dan sahabatnya yang sedang bercanda gurau melupakan sejenak kepergian kaila.

Kiara menelisik menelusuri setiap inci kamar rumah sakit mencari seseorang.

"Bunn" kata Kiara sembari mendudukkan dirinya.

Maira dan yang lainnya menghampiri Kiara.

"Kamu jangan banyak gerak dulu sayang" kata maira

Kiara menatap orang yang ada di hadapannya.

"Bun yah, kak kai mana" kata Kiara

Ini, ini yang mereka takutkan. Kiara yang akan menanyakan keberadaan kaila.

"Kia, kia kemarin kia inget kan syarat dari ayah kalau mau ketemu kak kai" kata angkasa.

"Iya yah" jawab Kiara.

Semuanya menatap ke arah angkasa. Apa yang akan di lakukan lagi oleh angkasa, memberi obat tidur, sepertinya tidak.

"Syarat ke dua ayah, kamu jangan sedih ya" kata angkasa menatap putrinya yang masih belum mengerti akan ucapannya.

"Maksud ayah" kata Kiara.

"Yah.." Diandra mencegah angkasa untuk memberitahu Kiara namun angkasa melihat Diandra seolah berarti 'kiara harus tau semuanya'.

"Ada apa yah" tanya kiara.

Angkasa menghela nafasnya.

"Kaila udah tenang disana kia" kata angkasa membuat Kiara mengernyitkan keningnya.

"Maksud ayah" kata Kiara berusaha menyangkal kalau apa yang dikatakan ayahnya tidak seperti apa yang ada di pikirannya.

"Kaila sudah tiada sayang" kata angkasa.

Kiara diam mencerna semuanya, semua perkataan angkasa, air matanya keluar begitu saja

"Ayah jangan bercanda deh yah, kak kai dimana yah" kata Kiara yang masih menyangkal semuanya.

Orang orang menatapnya iba. Maira mendekati Kiara dan mengusap pucuk kepala Kiara.

"Apa yang di katakan ayahmu benar sayang, kaila udah pergi ninggalin kita semua" kata maira. Kiara menggeleng kan kepalanya kuat kuat.

"Nggak kalian bohong, kak Dave kak dian, ayah sama bunda bohong kan kak, mereka lagi nge prank aku kan" kata Kiara

Diandra dan Dave menggeleng kan kepalanya. Dindra menatap Kiara dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mereka gak bohong kia, kaila udah pergi, dia udah tenang" kata Diandra menahan tangisnya.

Kiara terdiam, gak mungkin, gak mungkin ini terjadi, pikirnya.

"Nggak.. nggak.. kalian bohong.. kalian bohong" Kiara mengacak rambutnya.

Devano memeluk Kiara mencoba menenangkan Kiara. Kiara memukuli dada devano sembari menangis. Mereka melihat Kiara seperti itu pun ikut menangis.

"Nggak kak kai gak mungkin pergi, kak kai sayang sama kia dan dia gak bakalan pergi hiks" kata kiara. Kiara melepaskan pelukan devano. Dia menatap kembali semua orang yang ada di sana.

"Katakan.. katakan ini semua cuma akal akalan kalian... Hiks..ayo katakan hiks.." Kiara menangis

Maira memeluk tubuh putrinya itu.
Dan ikut terisak di dalamnya.

"Bun..bunda.. kak kai mana Bun.. hiks..kak kai..." Kiara terus menerus menangis.

"Kamu sabar ya sayang" kata maira.

The Bigest SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang