29

386 19 0
                                    


Kiara menatap pantulan dirinya di cermin, dia mengenakan kebaya yang di beli di butik waktu itu. Kiara memandangi wajah nya lekat, wajah yang sama dengan orang yang ia sayangi. Kiara berusaha menguatkan hatinya agar tetap tegar. Yap, hari ini adalah hari perpisahan murid kelas 12 SMA angkasa (ngarang ya gaes)

"Huhffftttt, Lo bisa kia, Lo bisa" gumam Kiara.

Kiara menuruni tangga menuju ruang tamu, disana sudah ada devano yang menunggunya bersama ketiga orang yang Kiara sayang.

"Wahh kamu cantik sayang, meski hanya di poles make up tipis" kata maira yang sudah berdiri dari duduknya.

Devano melihat Kiara tanpa berkedip, Kiara hanya menundukkan kepalanya malu. Kiara melihat devano, devano mengenakan batik berwarna cokelat, serasi dengan kebayanya, padahal mereka tak janjian.

"Lah kok baju nya bisa samaan ya" kata Kiara

Devano melihat dirinya, dan benar, memang bajunya sama, hampir sama dengan Kiara.

"Itu jodoh dek" celetuk Dave.

"Apasih kak" kata Kiara sembari berusaha menyembunyikan wajah nya yang sudah memerah dan membuat semua orang terkekeh.

"Ya udah kita pergi, nanti telat" kata angkasa dan di setujui oleh mereka.

Angkasa dengan keluarganya memang akan menghadiri acara perpisahan di sekolahnya. Angkasa dan Dave memakai jas hitam dan kemeja putih, sedangkan maira memakai kebaya yang samaan dengan Kiara. Dan diandra tak bisa menghadiri acara perpisahan Kiara karena ada urusan penting di sana.

Kiara dan keluarga nya berpisah mobil, karena devano juga membawa mobil, jadi dia memutuskan untuk mengikuti devano.

Di dalam mobil devano suasana nya cukup hening. Kiara menatap jalanan Jakarta yang macet, dan devano fokus menyetir dengan sesekali menatap ke arah Kiara.

"Dev" kata Kiara tanpa mengalihkan pandangannya dari luar jendela.

Devano menatap Kiara karena memang saat ini kendaraan nya sedang berhenti akibat terjebak macet.

"Aku.. gak jadi" kata Kiara yang sempat menatap devano dan mengalihkan kembali pandangannya.

Devano berdecak sebal dan kembali fokus ke depan.

Kiara menghela nafas panjang.

"Andai kak kai ada di sini" gumam Kiara yang masih bisa di dengar oleh devano. Devano melihat ke arah Kiara yang sedang termenung, tangannya terulur untuk menggenggam tangan Kiara. Kiara kaget karena tiba-tiba tangannya di genggam oleh devano dan membuat dia melirik ke devano.
Devano acuh, dan kembali menyetir dengan tangan yang mengusap Kiara sejenak dan melepasnya.

*****

Mereka telah sampai di parkiran sekolah, Kiara dan devano keluar dari mobil dan menghampiri angkasa.
Banyak orang orang sekolah yang berbisik-bisik akan itu.

Wahh kak kia cantik banget, natural lagi.

Wihh camer sama Calon mantu uy.

Ya ampun kak Dave sama kak Devan ganteng bangett jir.

Keluarga yang harmonis memang

Mereka tak menggubris omongan anak anak. Dan melanjutkan perjalanan mereka menuju ke aula, dimana tempat yang akan di jadikan acara pembukaan.

Kiara duduk di kursi bersebelahan dengan devano. Kiara mengerlilingkan matanya mencari seseorang. Dan matanya berhenti tepat di orang yang dicarinya.

"Aurel Tiara" mereka yang di panggil pun melihat ke arah Kiara, aurel dan Tiara dan juga Kelvin serta Alfa yang memang bersama mereka berjalan mendekati Kiara dan devano. Devano memutar bola matanya malas.

The Bigest SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang