"Ayah.."Kaila memanggil angkasa lirih.
"Ayah dengerin kai yah.. kai hidup cuma satu bulan lagi yah.. ayah kemarin juga mendengar itu kan yah..hiks..ayah..hiks.. disini kia masih bisa hidup.. hiks.. kalau ayah memilih kaila untuk gak donorin hiks.. ayah akan kehilangan ke duanya hiks.. yah hiks..hiks.. di dunia ini kita seringkali harus memilih hiks.. dan sekarang hiks..ayah dalam fase itu hiks.. ikhlasin kai yah hik.." kaila berbicara dengan menatap angkasa. Angkasa menunduk dan terisak di dalamnya.
"Ayahh.. cepat lakuin ini hiks" kata kaila.
Angkasa mendongak menatap kaila dengan wajah yang sudah basah oleh air matanya. Angkasa mencium kening kaila lama.
"Maafin ayah"
****
Sekarang semua orang ada di depan ruang operasi. Diandra sudah datang begitupun dengan sahabat sahabatnya Kiara. Keluarga Mahendra pun masih ada di sana.
Devano dan dave terus berdiri. Sudah lama mereka dalam posisi seperti itu.
Disana Isak tangis terdengar.Kenapa harus begini, kenapa ketika Kaka datang kalian harus kayak gini. Batin Diandra.
Ya, setelah lama untuk mengambil keputusan, pada akhirnya angkasa mengizinkan kaila untuk mendonorkan hatinya.
Maafkan ayah sayang, ayah gak bisa jadi ayah yang baik untuk kalian.batin angkasa
Diandra mendekati ayahnya dan bundanya. Dia berlutut di depan mereka.
"Yah.. Bun.. hiks hiks.. kenapa kalian gak beri tahu Dian hiks.. kenapa kalian nyembunyiin penyakit kaila dari Dian hiks hiks.. kenapa hiks.." kata Diandra
Maira menunduk, dia menangis, anaknya harus berkorban. Sedangkan angkasa menangkup wajahnya dan mengingat kembali dirinya dan kaila berbicara tadi.
"Bun.. hiks.. apa Kiara akan sembuh hiks.." kata Diandra.
"Pasti dia akan sembuh sayang" kata maira dan memeluknya.
"Dan hiks.. kaila akan pergi hiks.. kaila akan pergi bun..hiks..hiks.. kaila bakal ninggalin kita hiks.. kenapa ini terjadi pada mereka hiks.. kenapa gak ke Dian aja hiks.. hiks.." kata Diandra yang membalas pelukan maira.
Aurel dan Tiara berpelukan.
Ya Aurel sudah kembali. Mereka semua melihatnya iba, maira dan Diandra terus menangis.Apa ini yang kalian lakuin untuk nyambut gue ra, la. Kejutan yang sungguh mengejutkan. Batin Aurel.
Pintu ruangan terbuka. Dokter keluar dari sana.
"Bagaimana dok" kata Angkasa
"Operasinya berjalan lancar, tapi keadaan pasien masih belum stabil, dan untuk sadar mungkin membutuhkan waktu seminggu. Dan kami akan mengurus untuk pengurusan jenazah kaila" kata dokter
Deg
Mendengar itu, angkasa kembali merasa bersalah atas ini semua.
"Dok kami mau ketemu kaila terlebih dahulu" kata Diandra.
"Silahkan"
Mereka memasuki ruangan kaila, disana kaila sudah terbaring lemah dengan muka yang pucat. Bima melihat itu semua. Dia tak sanggup melihat kaila seperti itu. Kalian tau, Bima menyukai kaila.
Kenapa kai, kenapa Lo pergi. Kenapa Lo ninggalin gue kai. Batin Bima.
Bima mendekati kaila yang sedang di peluk oleh Diandra dan maira.
Ruangan kaila di penuhi dengan Isak tangis mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bigest Sad
Teen Fiction"mau Lo apa" tanya Diandra "Mau gue, Lo jadi pacar gue" kata devano sembari menunjuk Kiara. "Hah" kaget mereka berdua. Kiara sedari tadi sudah menahan amarahnya agar tidak keluar. "Kalo Lo gak mau, gue bakal sebarin" kata dave