Ruby Maxwell, seorang gadis dengan kehidupan yang rumit, berusaha untuk 'tidak terlihat' di kampusnya. Ia hanya ingin menyelesaikan studinya, sesuai dengan keinginan ibunya. Namun semua itu berubah ketika ia harus berurusan dengan lelaki populer di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah beberapa hari ini Ruby tidak mengerjakan resume novel yang ditugaskan oleh Professor Watson. Padahal ia harus mengumpulkannya. Deadline pengumpulannya sudah hampir dekat. Mau tak mau, ia harus tidur larut untuk mengerjakan ini.
Namun hingga siang ini pun, tugas itu belum juga selesai. Akhirnya ia memutuskan untuk mengerjakan resumenya di Rosemary, sebuah coffeeshop dengan perpustakaan kecil yang terletak di tidak jauh dari area kampus. Tempat ini adalah salah satu coffeeshop langganan Ruby, karena disini tidak terlalu ramai namun menyajikan ice latte yang enak.
"Seperti biasa, Jane." ujar Ruby kepada salah satu barista yang ia kenal.
"Tidak pernah berubah, huh?"canda Jane sambil memberikan struk pembayarannya.
Ruby memilih spot favoritnya, dipojok dekat dengan jendela. Ia pun mulai membuka laptopnya, mengerjakan tugas yang terbengkalai akibat harus merapikan perpustakan setiap hari. Merapikan perpustakaan ternyata cukup menyita waktunya. Setelah merapikan perpustakaan, Ruby selalu saja langsung tertidur dengan lelap.
Hari sudah menjelang sore, namun resume pun belum selesai ia kerjakan. Sudah dua gelas latte ia habiskan, namun tugas ini pun belum selesai.
"Kenapa wajahmu begitu kusut?" tiba-tiba saja Jake Mckinsey, salah satu sahabat Ruby di kampus menghampirinya.
"Lihat tugasku, menumpuk! Kalau saja Alex Archer tidak menggangguku dan aku tidak dihukum merapikan perpustakaan setiap hari, pasti ini semua sudah selesai."ujar Ruby mendengus kesal.
"Haha...ada yang bisa kubantu? Mungkin aku bisa mengerjakan dua atau tiga resume kalau kau mau." ujar Jake tersenyum.
"Tidak perlu, Jake. Ini tugasku. Aku tidak mau merepotkanmu."ujar Ruby menopang dagu sambil melihat Jake.
"Baiklah kalau begitu. Akan kutraktir kau Banoffee cake kesukaanmu ya."ujar Jake melangkah menuju kasir.
Ruby memandangi Jake dari belakang. Lelaki itu memang paling mengerti bagaimana cara membuat Ruby tersenyum.
---------
Alex mendorong pintu kaca besar dan melangkah masuk ke dalam Rosemary Coffeeshop bersama dengan Nick. Ia hanya membawa sebuah clutch bag hitam berisi laptop dan barang-barang penting lainnya.
Setelah memesan segelas Ice Americano favoritnya dan mendapatkan duduk, Alex pun mulai membuka laptopnya. Tak lama, ia mendengar suara canda tawa dari ujung ruangan.
Matanya mencari sumber suara ke ujung ruangan. Ternyata itu adalah Ruby dan Jake yang sedang bercanda. Alex menatap mereka dengan terheran.
'Ternyata ia bisa tertawa juga...kukira ia hanya gadis galak tukang marah-marah.' batin Alex.
Lalu ia pun melihat Jake mengusap rambut Ruby dan tersenyum manis. Ada rasa yang mengganggu dalam hati Alex.