Chapter 18

599 62 0
                                        

Kepala Ruby serasa akan pecah. Tubuhnya begitu sakit. Ruby berusaha untuk menggerakan lengan dan kakinya.  Rasanya berat sekali untuk digerakkan. Ia mengangkat kepalanya dan mengubah posisi tubuhnya menjadi terlentang. 

Ruby mendengar suara alarm berdering. Tangannya mencari sumber suara. Ia meraba sekeliling kasur namun tak kunjung menemukannya. 

"Casey, tolong matikan alarm-mu. Kepalaku sakit mendengarnya." ujar Ruby. Selang beberapa detik, alarm tidak kunjung berhenti berdering dan tidak ada jawaban dari Casey.

"Case…" Ruby memandang sekeliling ruangan. 

Bukan...ini bukan kamar asramanya! Celaka, ia baru menyadari bahwa ini bukan kamarnya dan Casey. Ruangan itu didominasi warna putih dan abu-abu. Ukurannya lebih luas dari kamar asramanya. Tempat tidur yang ia tempati pun berukuran king size, hampir dua kali tempat tidur di asramanya.

Ruby pun langsung melihat pakaian yang ia kenakan. Ia hanya mengenakan kaos hitam polos dengan ukuran besar. Seketika pikirannya kalut. Ia tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam. Memori terakhirnya adalah menenggak segelas alkohol yang ia rebut dari Lucas. 

"Holy crap!" ujar Ruby pelan. Ia mengacak-acak rambutnya, berusaha mengembalikan memori semalam.

"Kau sudah bangun ternyata. Apa kau sudah merasa lebih baik?" Alex muncul dari balik pintu besar berwarna coklat tua. Alex hanya mengenakan kaos putih dan celana pendek. Tampak seperti...pakaian tidur?

Ruby hanya memandang Alex dengan raut kebingungan. Ia pun bertanya-tanya dalan pikirannya apa yang terjadi semalam. Dan mengapa kini Alex ada di hadapannya. 

"Dimana aku? Mengapa kau disini? Dimana bajuku? Apa yang terjadi semalam?" Ruby terlihat panik. Ia tidak berhenti mengajukan pertanyaan pada Alex. Lelaki itu hanya memandangnya dengan ekspresi datar.

"Sepertinya kau mabuk berat semalam, sampai-sampai tidak bisa mengingat apa yang terjadi." ujar Alex menyunggingkan senyum sinisnya.

Ruby menatap Alex dengan intens. Ia ingin sekali memastikan suatu hal pada Alex. "Apakah kita melakukan 'itu'?"

Alex membalas tatapan Ruby. Ia memiringkan kepalanya dan berjalan mendekati Ruby. "Apa yang kau maksud dengan 'itu'? Tenang saja, aku tidak menyentuhmu dan semalam kita tidur di tempat terpisah. Pelayanku yang menggantikan bajumu. Kau tidak bisa tidur dengan muntahan di sekujur tubuh. "

Ruby sedikit bernafas lega. Setidaknya ketakutannya tidak terjadi. Ia merasa lebih tenang dari sebelumnya, walaupun ia agak sedikit malu mengingat Alex melihatnya muntah.

"Pelayanmu? Dimana aku sekarang?" ujar Ruby.

"Di mansion-ku." ucap Alex singkat. Tampaknya ia masih kesal pada Ruby atas kejadian semalam.

"Mansion-mu? Mengapa kau tidak mengantarku ke asrama?" ujar Ruby.

"Aku tidak tahu dimana kamarmu. Aku juga tidak memiliki nomor telepon teman sekamarmu. Jadi, lebih baik aku membawamu ke rumahku." ujar Alex.

Penjelasan Alex ada benarnya. Ia belum pernah menunjukkan kamarnya pada Alex. Ruby tampak dapat menerima alasan Alex.  

"Ayo, isi perutmu terlebih dahulu. Aku yakin kau pasti kelaparan setelah menari dengan liar semalam. Aku akan menunggumu di bawah." ujar Alex sambil berjalan ke arah luar dan menghilang di balik pintu berwarna coklat tua itu.

Mulut Ruby terbuka lebar. Apa yang Alex maksud dengan 'menari dengan liar'? Apa yang sesungguhnya terjadi semalam? Ini gila. Ia harus mendapatkan penjelasan dari Alex.

Ruby terkejut melihat pantulan dirinya di cermin yang terletak di sebelah tempat tidur dan segera merapikan dirinya. Ia segera membersihkan diri dan berganti dengan pakaian yang sudah disiapkan oleh Alex.

'Astaga, apa yang sebenarnya terjadi di pesta semalam?' batin Ruby.

The Stars and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang