Ruby Maxwell, seorang gadis dengan kehidupan yang rumit, berusaha untuk 'tidak terlihat' di kampusnya. Ia hanya ingin menyelesaikan studinya, sesuai dengan keinginan ibunya. Namun semua itu berubah ketika ia harus berurusan dengan lelaki populer di...
Jalanan begitu gelap. Tidak banyak lampu yang menerangi jalan. Tidak banyak pula kendaraan yang melintas. Ruby menatap arlojinya. Ia dan Alex sudah berkendara hampir dua jam.
Alex mengarahkan kendaraannya ke sebuah jalan kecil. Keluar dari jalan raya. Mereka melewati pepohonan yang besar dan semak belukar. Penerangan hanya berasal dari mobil sport berwarna hitam itu.
"Alex, kita ada dimana?" ujar Ruby sedikit cemas. Jalan yang mereka lewati sedkkit berbatu sehingga Ruby harus berpegangan erat pada sabuk pengamannya.
"Kau akan mengetahuinya sebentar lagi." ujar Alex menaikkan sebelah senyumnya.
Tak lama kemudian, terlihat bentangan langit yang luas. Tidak ada lagi pepohonan yang menghalangi pandangannya. Ruby terkesima dengan apa yang ia lihat. Jutaan bintang di langit malam yang luas, suara desir ombak, dan hamparan pasir putih. Walaupun minim penerangan, namun Ruby bisa melihat pemandangan yang indah di hadapannya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruby beranjak keluar dari mobil dan berjalan menuju pantai. Ia melepas sneakers-nya satu per satu. Kakinya dapat merasakan langsung lembutnya pasir. Ruby terus melangkah, membiarkan kedua kakinya dihempas oIeh air laut. Ia memejamkan kedua matanya. Merasakan desiran angin laut menerpa wajahnya yang pucat.
"Apa kau menyukainya?" ujar Alex berdiri di samping Ruby.
"Ini menakjubkan. Aku menyukainya, Alex." ujar Ruby tersenyum. Matanya tidak berhenti memandang langit malam yang bertabur bintang.
"Apa kau begitu menyukai bintang?" ujar Alex.
"Yup! Aku selalu berharap aku ada di antara mereka dan jauh dari sini. Mungkin akan lebih menyenangkan ada di atas sana." ujar Ruby tersenyum lebar.
Alex menatap Ruby dengan intens. Ia menyukai kebahagiaan yang terpancar dari wajah gadis itu. Ruby masih menatap langit malam. Memandang bintang yang bertaburan di langit. Senyum di bibir Ruby pun tidak lepas.
"Apa kau tahu kalau kau begitu cantik, Ruby Maxwell?" Mata biru Alex tidak berpaling dari Ruby.
Ruby membalas tatapan Alex. Keduanya tidak berkata apapun. Alex menyentuh pipi Ruby dan mencium bibirnya. Gadis itu melingkarkan lengannya di leher Alex. Kali ini, Ruby membalas ciuman lelaki bermata biru itu.
Bibir mereka pun saling bertautan. Alex menarik tubuh Ruby sehingga tidak ada jarak lagi diantara mereka. Alex meletakkan tangannya yang lain di pinggang Ruby. Alex melumat bibir gadis itu dengan lembut.
Ruby tidak hanya terhipnotis oleh ciuman Alex, namun juga aroma tubuhnya yang maskulin. Ia tidak bisa mengelak kalau ciuman Alex begitu memabukkan. Ruby merasa nyaman di pelukan lelaki itu. Rasanya begitu tenang ada di dekapannya.
Tiba-tiba, Ruby tersadar dan mendorong tubuh Alex. "Kurasa ini sebuah kesalahan, Alex. Kita tidak seharusnya…." Ruby melepaskan lengannya dari leher Alex.