Sudah hampir tiga hari berlalu sejak insiden perkelahian Alex dan Jake di kafetaria yang begitu menghebohkan. Ruby belum lagi bertemu dengan Alex sejak saat itu. Ia bahkan tidak ingin menanyakan alasannya kepada lelaki itu. Ruby masih tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Alex pada sahabatnya.
"Apa kau sudah bicara dengan Alex?" ujar Casey sambil berjalan di sebelah Ruby.
"Belum. Entahlah, aku bahkan belum ingin bertemu dengannya." ujar Ruby sambil melangkah.
Ruby tidak tahu bagaimana cara untuk memulai pembicaraan dengan Alex. Semuanya sudah terlanjur berubah menjadi canggung. Sudah beberapa hari ini, Ruby bahkan tidak melihat batang hidung Alex.
Ruby dan Casey pun melangkah masuk ke arah kafetaria untuk membeli makan siang. Keduanya pun mengantri untuk memesan makanan. Setelah itu, Ruby dan Casey pun mencari bangku yang kosong untuk diduduki. Tampak beberapa dari mahasiswi sedang berdiri di dekat Ruby dan Casey.
"Apakah kau lihat itu? Bianca duduk bersama Alex." ujar salah seorang mahasiswi.
"Kau benar. Apakah mereka kembali bersama? Bagaimana dengan Ruby?" ujar mahasiswi lainnya.
Ruby tak sengaja mendengar percakapan itu. Ia terdiam sambil melihat ke arah meja yang biasa diduduki oleh Alex dan teman-temannya. Alex duduk dibangku yang menghadap ke arah Ruby. Di sebelahnya terlihat Bianca sedang duduk dengan Jess dan Alicia sambil tertawa. Sesekali, gadis itu bersandar di bahu Alex. Sedangkan Aaron, Lucas, dan Nick duduk berdekatan dengan Alex.
Ketiga teman Alex itu tampak sibuk dengan pembicaraan mereka. Sedangkan Alex hanya menunduk sambil memainkan sedotannya. Ia tampak bosan dan tidak nyaman berada di sana. Ruby masih menatap Alex. Tak lama kemudian, mata Alex dan Ruby bertautan. Keduanya pun saling bertatap-tatapan.
Ruby merindukan mata biru itu. Melihatnya saja membuat Ruby lemas. Mata Alex begitu indah. Sekali melihat mata itu, rasanya Ruby terhipnotis dan tidak bisa melepaskan pandangannya.
"Rubs, di sana ada tempat kosong. Sebaiknya kita segera ke sana sebelum tempat itu diambil oleh orang lain." ujar Casey.
Ucapan Caseg memecah lamunan Ruby. Seketika, Ruby tersadar karena ajakan sahabatnya itu. Gadis itu pun segera melangkah pergi dari tempat ia berdiri untuk menyusul Casey. Dari kejauhan, Alex masih menatap Ruby bahkan ketika gadis itu berjalan menjauh darinya.
Ruby duduk di bangku kosong bersama dengan Casey. Sialnya, ia duduk menghadap ke arah Alex. Ternyata lelaki itu masih belum berhenti menatapnya. Alex dan Ruby kini kembali bertatap-tatapan.
Situasi ini terasa semakin canggung ketika Bianca memegang pipi Alex dan disaat gang sama, Ruby dan Alex masih saling menatap. Bianca bahkan terang-terangan mengecup pipi Alex di depan umum. Dan parahnya, Alex tampak tidak terganggu sedikitpun. Ia tidak bergeming ketika Bianca mengecupnya. Matanya hanya menatap Ruby.
Nafsu makan Ruby langsung menghilang. Ia meletakkan kembali sendok dan garpunya di atas meja. Ruby tidak tahan lagi dengan pemandangan ini. Bagaimanapun Ruby masih memiliki perasaan pada Alex.
"Case, tampaknya aku harus bertemu dengan Ms. Jefferson sekarang juga. Sampai bertemu nanti." ujar Ruby sambil merapikan barang-barangnya.
"Tapi kau belum menyentuh makananmu." ujar Casey dengan wajah kebingungan.
"Kau saja yang habiskan makananku. Aku sudah tidak lapar lagi, Case." ujar Ruby sambil beranjak dari bangkunya.
Ruby berlalu tadi tempat itu. Ia sudah tidak tahan lagi dengan apa yang ia lihat. Jika Ruby harus melihat adegan itu setiap saat, tampaknya bukan hanya hatinya yang sakit, mungkin mentalnya juga.
-----------
Taman - 15.10
Alex berjalan keluar dari kelas dan melangkah menuju taman. Ia berencana untuk bertemu dengan Nick dan Aaron disana, sebelum mereka menghabiskan malam di Bucharest Bar.
Nick terlihat sudah berada di bangku taman sambil membuka laptopnya. Alex pun segera menghampiri Nick dan duduk di sebelahnya. Nick tampak sedang sibuk berkutat dengan laptopnya.
"Apa perlu mengerjakan tugas di sini?" ujar Alex sambil menepuk bahu Nick.
Nick menatap Alex dengan tajam. Wajahnya tampak terlihat kesal. "Emailku bermasalah. Aku harus mengirimkan tugas ini pada Mrs.Green sebelum. Sebaiknya kau membantuku memperbaiki ini."
Alex hanya tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya itu. Nick tampak terlihat panik dan begitu lucu menurut Alex. Akhir-akhir ini, Alex memang terlihat lebih pendiam dari biasanya. Untung saja ada Aaron, Nick, dan Lucas yang selalu saja ada untuknya.
"Dimana Aaron dan Lucas?" ujar Nick tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.
"Entahlah. Aku akan coba untuk menghubungi mereka." ujar Alex sambil mengeluarkan telepon genggamnya.
Alex pun segera menghubungi Aaron dan Lucas. Ia mengirimkan chat kepada kedua sahabatnya itu. Alex memandang ke arah lain sambil menunggu balasan dari kedua temannya. Alex terpaku pada suatu pemandangan yang menyita perhatiannya.
Alex menatap Ruby yang sedang duduk bersama dengan Jake di bawah pohon besar. Ruby terlihat sedang mengobrol dan bercanda dengan lelaki itu. Mereka berdua tampaknya sangat bahagia. Emosi Alex memuncak ketika melihat Jake megusap ujung kepala Ruby dengan lembut. Rahangnya mengeras saat melihat kedekatan Ruby dan Jake.
Tak lama kemudian, Aaron dan Lucas menghampiri Nick dan Alex yang sedang duduk di bangku taman. Aaron, Lucas, dan Nick saling bercanda. Mereka menertawakan kepanikan Nick karena emailnya bermasalah. Namun tidak dengan Alex.
Alex terdiam sambil menatap Ruby dan Jake dari kejauhan. Seharusnya Alex memukulnya lebih kencang hingga lelaki itu tidak bisa berjalan lagi.
" Bukan begitu, Alex?" ujar Lucas tiba-tiba bertanya pada Alex.
Alex tidak merespon Lucas. Matanya masih saja menatap Ruby dan Jake dari kejauhan. Aaron yang menyadari situasi ini, langsung menyenggol lengan Lucas dan memberikan kode pada sahabatnya itu agar melihat ke arah bawah pohon.
Aaron dan Lucas menatap ke arah yang dilihat oleh Alex. Tak lama kemudian, keduanya saling bertatap-tatapan, seperti saling mengerti maksud masing-masing. Aaron mendenguskan nafas melihat tingkah Alex.
"Alex, apa kau tidak akan berbicara padanya?" ujar Aaron sambil menepuk bahu Alex. "Kau tahu, maksudku dengan Ruby."
"Entahlah." ujar Alex sambil menunduk.
"Setidaknya kau memberikan penjelasan padanya, Alex. Dia berhak untuk mengetahuinya." ujar Lucas.
Alex menatap Ruby lagi. Sesungguhnya, Alex begitu merindukan gadis itu. Namun apa yang dikatakan Ruby masih tersangkut di pikiran Alex. 'Jake adalah lelaki paling baik yang pernah kutemui.' Jika mengingatnya lagi, kata-kata itu kembali memicu kemarahannya.
"Aku pergi dulu. Kepalaku sakit." ujar Alex sambil beranjak dari bangku itu.
Aaron, Nick, dan Lucas berusaha untuk memanggil Alex agar lelaki itu kembali duduk bersama mereka. Namun Alex tidak menggubris satupun dari mereka. Ia pun meninggalkan are taman dan berjalan menuju mobilnya. Tampaknya Alex sedang membutuhkan waktu sendiri. Jauh dari keramaian dan jauh dari Ruby.
----------
To be continued
Jangan lupa vote dan comment ya guys
Thank you 🥰🥰🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
The Stars and You
RomanceRuby Maxwell, seorang gadis dengan kehidupan yang rumit, berusaha untuk 'tidak terlihat' di kampusnya. Ia hanya ingin menyelesaikan studinya, sesuai dengan keinginan ibunya. Namun semua itu berubah ketika ia harus berurusan dengan lelaki populer di...