Smith's Mansion
Range Rover V8 Supercharged itu tiba di kediaman milik Nina dan Robert Smith. Alex memarkirkan SUV itu tepat di depan lobby mansion. Tak perlu menunggu lama, Alex segera turun dari mobil dan membukakan pintu penumpang untuk Ruby. Ia pun membawakan beberapa barang dan tas Ruby yang ada di dalam mobil.
Ruby melangkah masuk ke dalam mansion milik Aunt Nina dan Uncle Rob, diikuti oleh Alex dibelakangnya. Mansion bergaya minimalis itu cukup besar untuk ditinggali oleh dua orang. Ryan dan Gregory, anak-anak Uncle Rob dan Aunt Nina jarang sekali pulang. Ryan merupakan seorang tentara yang sekarang sering ditugaskan. Sedangkan Gregory adalah seorang pilot pesawat komersil. Ia hanya pulang ke mansion itu enam bulan sekali.
"Ruby, senang akhirnya kau datang ke rumahku. Ah, selamat datang juga, Alex. Ayo mari masuk." ujar Aunt Nina sambil membukakan pintu dan menyapa keduanya dengan hangat.
"Rumahmu bagus sekali, Aunt Nina. Sangat nyaman." ujar Ruby ramah.
"Terima kasih, Ruby. Ini semua adalah ide dari Uncle Rob. Oh iya, aku akan menunjukkan kamarmu." ujar Aunt Nina. "Oh iya, Alex, kau bisa duduk dulu di sofa itu. Kami akan segera kembali."
Alex pun duduk di sofa berwarna hitam yang terletak di ruang keluarga. Sedangkan, Aunt Nina mengajak Ruby menuju ke ruangan yang nanti akan menjadi kamarnya. Mereka pun berjalan dengan perlahan-lahan, mengingat Ruby menggunakan kruk.
Ruby dan Aunt Nina melangkah menyusuri lorong panjang yang dihiasi oleh sejumlah foto keluarga. Ruby memandangi foto-foto itu. Ia tidak pernah memiliki foto keluarga sebelumnya. Bahkan ketika ibunya masih ada.
“Ini akan menjadi kamarmu, Ruby. Kamar Austin di sebelah sana. Ia sudah diantar kemari tadi pagi. Kau bisa mengunjunginya di kamar itu.” ujar Aunt Nina.
"Austin ada di sini?" ujar Ruby takjub. Aunt Nina hanya mengangguk sambil tersenyum.
Ruby segera berjalan menuju kamar Austin. Tanpa basa-basi, Ruby pun langsung membuka pintu berwarna coklat tua itu. Di sana terlihat Austin sedang duduk di kasurnya dengan perban yang terlilit di kepalanya. Austin menoleh ke arah Ruby sambil tersenyum.
“Rubs?” ujar Austin pelan.
Ruby mempercepat jalannya dan segera memeluk Austin. Begitu senangnya Ruby melihat Austin sudah dalam kondisi yang jauh lebih baik. Bahkan bisa dibilang sangat baik. Air mata Ruby tak berhenti mengalir ketika memeluk Austin.
“Aku senang sekali melihatmu seperti ini. Apa yang kau rasakan sekarang, Oz?” ujar Ruby sambil memegang pipi Austin.
“Aku merasa sangat sehat, Rubs. Dr. Archer mengurus semuanya. Dan kau tahu? Aku sangat lega kita bisa tinggal bersama Aunt Nina dan Uncle Rob. Ini seperti sebuah mimpi." ujar Austin terlihat senang.
Ruby mengangguk pelan sambil tersenyum. Melihat Austin yang kini begitu sehat dan tinggal bersama dengan keluarga, semua terasa seperti cerita dongeng yang menjadi kenyataan.
"Ngomong-ngomong, aku mendengarnya dari Uncle Rob. Apa kau baik-baik saja, Rubs? Ya. Tuhan! Lihat apa yang dilakukan pria jahat itu padamu.” ujar Austin sambil mengusap wajah dan kepala Ruby.
“Aku baik-baik saja, Oz. Untung saja Alex menolongku. Detektif Crawford dan Dr. Archer juga membantuku. Tidak perlu mengkhawatirkan luka-luka ini, Oz. Dan bagaimana dengan Hendry?” ujar Ruby penasaran. Tiba-tiba ia teringat ayah tirinya itu.
Austin menggeleng lemah. Raut mukanya berubah menjadi cemas. “Aku belum tahu kabar mengenai Hendry. Tapi Dr. Archer berkata bahwa Alex dan Detektif Crawford akan mengurus masalah Hendry."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Stars and You
Storie d'amoreRuby Maxwell, seorang gadis dengan kehidupan yang rumit, berusaha untuk 'tidak terlihat' di kampusnya. Ia hanya ingin menyelesaikan studinya, sesuai dengan keinginan ibunya. Namun semua itu berubah ketika ia harus berurusan dengan lelaki populer di...