Sudah dua hari berlalu namun Ruby tidak juga melihat batang hidung Alex. Sejak insidennya di pesta Brian Callahan dan pertengkarannya dengan Alex, Ruby belum bertemu lagi dengan lelaki bermata biru itu.
Momen terakhirnya adalah ketika Alex mengantarkan Ruby ke asramanya dan berlalu begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun. Masih menjadi suatu misteri bagi Ruby, mengapa Alex begitu marah padanya.
Ruby pun berusaha melupakan masalahnya sejenak dengan Alex. Masih banyak yang harus ia lakukan, seperti projeknya di kelas Mr. Brandon. Walaupun ada satu permasalahan lain yang mengganggunya. Hampir semua mahasiswa membicarakan insiden Ruby di pesta itu.
Seluruh pasang mata selalu menatap Ruby setiap ia berjalan. Mereka pun tak segan untuk berbisik-bisik di hadapan Ruby dan membicarakan insiden itu. Pikiran Ruby begitu lelah. Ia merasa sangat terganggu. Ingin sekali rasanya menghilang sejenak dari dunia ini, hingga semua orang melupakan insiden itu.
Ruby hanya berharap semoga saja ia tidak bertemu dengan Alex dalam waktu dekat. Tampaknya Ruby belum siap menghadapi Alex sejak insiden itu. Entah apa yang harus Ruby katakan jika ia bertemu dengan Alex nanti.
----------
Taman - 11.30
Hari ini taman kampus tampak tidak terlalu ramai seperti biasanya. Beberapa mahasiswa terlihat lalu lalang, berkumpul bersama, atau hanya sekedar bersantai. Ruby duduk bersama Jake di bawah pohon besar di dekat pedestrian. Mereka pun dengan serius membahas projek yang akan dikerjakan Ruby untuk tugas di kelas Mr. Brandon.
"Sebaiknya kau mengikuti saran Mr. Green untuk proyekmu, Rubs. Kurasa itu solusi terbaik." ujar Jake sambil membaca presentasi proyek yang Ruby kerjakan di laptopnya.
"Benarkah? Baiklah, akan kupelajari kembali saran dari Mr. Green." ujar Ruby sambil melihat laptopnya.
"Ngomong-ngomong, ada apa dengan bibirmu?Apa ada sesuatu yang terjadi?" ujar Jake tiba-tiba. Ia mengusap bibir Ruby dengan jarinya.
Ruby pun membuang wajahnya. Ia merasa terkejut dengan perlakuan Jake di muka umum. Jake tidak pernah seperti ini sebelumnya. Apa yang Jake lakukan membuat Ruby menjadi kikuk.
"Hmmm, aku baik-baik saja. Ini hanya luka kecil. Tapi luka ini sudah membaik." ujar Ruby terdengar tidak nyaman.
Dari seberang taman, Alex memandangi Ruby dan Jake dari kejauhan. Rahangnya mengeras. Berusaha mencerna pertunjukkan yang ada di depannya. Ingin rasanya Alex menarik Ruby agar menjauh dari Jake.
Alex sudah berusaha menghindari Ruby selama dua hari ini, sejak insiden itu. Namun, gadis itu selalu membayangi pikirannya. Hampir saja Alex dibuat gila karena memikirkan gadis itu.
"Hey, Alex, ayo kita ke kafetaria. Aku sudah lapar." ujar Nick sambil menepuk bahu Alex.
Alex pun tidak bergeming. Matanya masih tertuju pada Ruby dan Jake yang sedang mengobrol. Entah apa yang ada dipikiran Alex kini, namun yang pasti ia terlihat geram.
----------
Kafetaria - 14.30
Hari sudah mulai sore, namun kafetaria masih saja dipenuhi oleh mahasiswa. Beberapa dari mereka hanya mengerjakan atau berdiskusi tugas. Casey dan Ruby sudah duduk di meja kafetaria di ujung ruangan. Jika saja Casey tidak memaksanya kemari, Ruby tidak akan mau berada ditempat yang cukup ramai seperti ini. Ia berusaha untuk menghindar agar tidak diperhatikan dan dibicarakan oleh orang banyak.
Ruby berusaha mengalihkan pikirannya dengan melanjutkan mengerjakan tugas proyeknya, ditemani oleh Casey yang sedang menghabiskan makan siangnya.
Benar saja apa yang dikhawatirkan oleh Ruby. Beberapa pasang mata tampak memperhatikannya. Mereka pun terdengar membicarakan apa yang terjadi di pesta. Ruby pun berpura-pura tidak peduli dengan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Stars and You
RomantikRuby Maxwell, seorang gadis dengan kehidupan yang rumit, berusaha untuk 'tidak terlihat' di kampusnya. Ia hanya ingin menyelesaikan studinya, sesuai dengan keinginan ibunya. Namun semua itu berubah ketika ia harus berurusan dengan lelaki populer di...