Saat ini Jeno, Haechan, Renjun dan Jaemin berjalan santai, dengan susu kotak di tangan Jeno dan Haechan, dan tatapan datar dari Jaemin dan Renjun menyulut kesenangan bagi pihak yang tidak sengaja lewat di depan mereka.
Beberapa ada yang melihat Jeno dengan tatapan akan memakan cowok itu. Rata-rata orang yang berkeliaran di tengah-tengah mereka, berbisik sambil menatap ke arah mereka. Ralat, menatap ke arah Jeno.
“Jeno putus!”
“Udah gak sama Siyeon lagi,”
“Kesempatan gue!”
“Yah, sayang banget, padahal cocok.”
Sosial media dan grup chat angkatan ramai membicarakan berita atau kabar putusnya hubungan asmara Jeno dan Siyeon, mereka menatap seperti ingin memacari Jeno, beberapa juga ada yang sedih.
“Lo diomongin, nih, di grup chat,” cetus Renjun ketika mereka sudah mendapatkan tempat duduk di pondok terdekat dari fakultas kesenian.
Jeno menggelengkan kepalanya, tidak menyangka kalau akan secepat ini rumornya beredar. Tidak menyangka kalau mereka malah jadi bahan perbincangan orang-orang di grup maupun di sosial media. “Kenapa cepet banget, sih, nyebarnya?”
“Lo aja gak mikir, main iya putus aja,” cibir Jaemin.
“Gak sadar ya lo? Lo Jeno si ketua BEM. Siapa yang gak kenal lo? Apalagi hubungan lo sama Siyeon yang udah jalan dari SMA,” tambah Renjun.
Haechan masih terkikik geli, “Lucu banget loh, temen gue makin top!”
“Gila lo top-top aja!” seru Renjun, ia menahan ponsel Haechan yang sedang digunakan Haechan untuk membaca komentar dari satu angkatan tentang hubungan asmara Jeno.
“Udah lah, ntar juga reda sendiri, sans aja,” ujar Jaemin, sengaja menenangkan hati Jeno yang sekarang mungkin sedang mencemaskan keadaan Siyeon.
Belum sampai bisik-bisik itu berlari, semakin bertambah rasa penasaran dan banyak mulut yang membeo di sekitar saat melihat Siyeon keluar dari gedung fakultas marketing dan pemasaran.
“Eh cewek lo, tuh!”
Jeno menoleh ke arah sudut delapan puluh lima derajat. Siyeon sangat cantik dengan pakaian feminimnya, sedang memegang buku dan banyak kertas, berjalan bersama Heejin sambil membicarakan sesuatu yang menambah kesan seorang yang ahli marketing di mata Jeno.
Mereka memang mengunjungi stand yang menjual makanan, letaknya tepat di sebelah pondok yang sekarang dikunjungi sementara oleh Jeno, Jaemin, Renjun dan Haechan. Bola mata Jeno fokus menangkap sosok Siyeon, bahkan bisa dilihat dari mata cowok itu kalau hanya ada Siyeon di matanya.
“Kejar, gih. Ajak balikan,” celetuk Haechan.
Jeno menoleh dan melotot. Haechan langsung terkekeh kemudian mengulum senyumnya melihat sahabatnya yang sekarang punya mantan pertamanya untuk pertama kalinya.
“Beli minum, yuk,” Renjun yang dari tadi sudah ngegame sama Jaemin, mengajak Jeno membeli minum karena ia harus mengatasi kemarau di tenggorokannya.
Mendengar ajakan Renjun, Jeno menggeleng, “Gak ah, lo sama Jaemin aja,” tolak Jeno.
“Gak bisa, nanti gue kalah!” Jaemin menolak begitu saja.
“Yok, ah. Lama banget,” Renjun berdiri dan menarik tangan Jeno untuk mengunjungi stand yang tepat di sebelah mereka.
Walau sudah putus, tetap saja Jeno deg-deg-an saat melihat Siyeon, terlebih saat cewek ini berstatus sebagai mantan pacarnya. Tetapi, Jeno ya Jeno. Dia Lee Jeno, yang selalu tampak dingin di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Ordinary
Fanfictionㅡa story that you can't guess. [ bahasa | end ] ❝maaf apa?❞ ❝maaf...❞ start : 20200519 end : 20210425 © all rights reserved ordinary by wintergardenssy