sq] v. hint

579 110 66
                                    

sampe hapal aku uname yang komen, huhuuuu makasih banget yg udh drop komen ke sini, biarpun gak aku bales tapi aku bacain satu-satu.. buat jadi semangatt, terima kasih yaaa!!✨

happy reading guys, komenan sini banyakin juga hehwhwhwhwhw.

---ordinary---

"Duh, capek banget gue kalo harus lihatin hp mulu, buka laptop, googling, lama-lama bisa bangkrut gue beli kuota terus!"

Heejin terkekeh pelan, "Makanya jadi orang jangan suka main hp!"

"Bukan kesukaan gue lagi, ini tugas banyak banget gak ngerti lagi," Siyeon memegangi kepalanya pelan, rasanya ia pusing hanya karena memikirkannya, bahkan belum mengerjakannya saja sudah pusing.

Mereka berdua sedang ada di teras kos putri. Sudah sejak semester lalu Siyeon dan Heejin memilih untuk ngekos di dekat kampus mereka agar nyaman untuk bolak balik dengan cepat, tidak perlu uang lebih untuk bensin.

"Lo pesen makanan gih," suruh Heejin.

Siyeon menggeleng, "Enggak. Gak mau lagi gue megang hp mulu, capek."

"Yaudah lo aja, Bin," suruh Heejin ke Eunbin.

Eunbin menggeleng, "Gak ada kuota gue, mah."

"Masa gue sih?" ujar Heejin pelan, ia kemudian mengambil ponselnya dan hendak memesan makanan, kemudian ia mendapatkan sebuah pesan.

Siyeon dan Eunbin yang melihat Heejin sekarang bingung, rasanya ingin menggoda Heejin karena cewek itu sekarang sedang senyum tidak jelas, seperti tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

"Hei! Ngapain lo senyum-senyum gaje gitu?" tanya Siyeon.

"Hah?" Heejin menengok, "Gapapa, abang goodnya lucu."

"Jadian lo bisa-bisa sama abang-abang good, cepetan gih pesen!"

Heejin hanya tertawa saja. Setelah ia memesan makanan praktis, ia kembali duduk, dan melihat dari kejauhan ada cahaya sen motor.

"Kayaknya ada yang dateng ke sini," kata Eunbin, ia juga menyadari.

"Mana?" tanya Siyeon, cewek itu pun ikut menengok.

Tak lama, ia melihat sosok Chani yang datang dengan motor vespanya. Cowok bermarga Kang itu turun dari motor dan membawa kertas besar seperti dokumen yang dilapisi pembungkusnya. Tak lupa, plastik yang tampaknya dari restoran ayam di tangan sebelah kanan.

"Kalian pada belom makan, kan?" tanya Chani, cowok itu meletakkan kantong makanan di atas meja.

"Tumben, ke sini? Biasanya gak pernah," celetuk Eunbin

Chani terkekeh, "Ada urusan sama Siyeon."

"Oooh, silahkan. Ini boleh dimakan, kan?" tanya Heejin.

"Boleh dong, masa enggak."

Tanpa disuruh, Chani sudah mengambil kursi dan duduk di dekat Siyeon. Cowok itu menghela napasnya pelan sambil meneliti wajah Siyeon yang cantik.

"Lo dari mana aja, sih?" tanya Chani.

Siyeon mendongak, "Dari mana emangnya? Sini sini aja."

"Lo sibuk banget?" tanya Chani.

"Iya, banget."

Chani tersenyum. "Sibuk sampe gak bisa lihat gue? Heh, lo pikir dikit dong kenapa gue yang besar gini di depan lo gak dilirik sama sekali."

"Gak penting," kata Siyeon, itu hanya bergurau.

[✓] OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang