Baru saja Siyeon keluar bersama Eunbin dari gedung fakultas, dia sudah mendapat tatapan sinis. Entah apa yang terjadi di kampus, Siyeon pun tidak tahu. Hanya saja, tatapan mereka cukup mengganggu Siyeon.
"Kok diem?"
"Hah?" Siyeon menoleh.
"Lo kenapa, Yeon?" tanya Eunbin.
Siyeon menggeleng. "Enggak."
"Hai, Siyeon," sapa Nancy. "Boleh ngomong bentar?" tanyanya.
"Lo beneran gak kenapa-napa?" tanya Eunbin lagi, memastikan.
Siyeon mengangguk. "Lo duluan aja."
Nancy langsung menarik tangan Siyeon, mereka ke pondok di dekat gedung fakultas kesenian.
"Heh, penggoda."
Siyeon mendongak, Nancy mendorong Siyeon hingga ke pojok.
"Buat Hyunjin diskors. Kenapa sih lo? Ada masalah apa lo? Lo yang sengaja pake baju kayak gitu biar bisa godain Jeno, kenapa jadi Hyunjin yang diskors?" tanya Nancy.
Detik itu Siyeon mengernyit tidak paham, hatinya terasa remuk.
"Gak usah sok manis lo! Semua orang di kampus udah pada tahu lo cuma mau goda Jeno, ngapain sih pake lapor segala ke BEM? Mau dapat perhatian Jeno?"
Siyeon terdiam. Rasanya ia sangat ingin menangis.
"Gue gak godain Jeno, gue cuma pake baju yang dikasi Hyunjin..."
"Gak usah ngelak lo! Sengaja banget buat Hyunjin jadi jahat? Lo bersikap seolah-olah lo korbannya!"
Nancy menyiram kepala Siyeon dengan air yang dia bawa.
"Lo putus sama Jeno aja gue udah tahu kalo lo bakal godain Jeno lagi, udahlah sok-sokan mau nuntut permohonan maaf."
Siyeon menahan amarahnya. "Gue gak godain Jeno..."
Plak!
Nancy menampar Siyeon. Cewek itu mendorong Siyeon lagi hingga terduduk di bawah rumput hijau itu.
"Gak usah sok baik lo, semuanya udah tahu motif lo."
Beberapa mahasiswa yang lewat mengambil foto dan video mereka.
"Cabe lo!"
Siyeon mencengkram lengannya menyilang, ia tidak melakukannya.
"Gue gak godain Jeno..."
"Jeno tergoda juga kan sama lo? Seneng lo? Dapat yang lo mau, tapi ngerusak hidup orang."
Siyeon menahan air matanya sekuat mungkin. "Ngerusak? Bukannya Hyunjin yang ngerusak reputasi gue?"
"Hahah, gak tahu diri banget lo!"
Nancy memukul kepala Siyeon. Membuat cewek itu meringis kesakitan, ia membutuhkan Jeno.
"Lebih baik lo lapor lagi, untuk cabut masa skors Hyunjin."
Siyeon terduduk diam saat melihat punggung Nancy yang sudah menjauh dari pandangannya. Kepalanya terasa pusing, pandangannya kabur karena air mata.
Suara berlarian menggema di telinga Siyeon. Cewek itu takut.
"Udah anjing! Yang ngambil foto sama video dia gue laporin Dekan!" teriak seseorang.
Siyeon tidak bisa melihat, terlalu takut untuk mendongak. Ia menunduk, menelungkupkan kepalanya di atas tangan yang berlipat di lutut.
"Lo gapapa?" suara cowok yang tak asing menghampiri telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Ordinary
Fanfictionㅡa story that you can't guess. [ bahasa | end ] ❝maaf apa?❞ ❝maaf...❞ start : 20200519 end : 20210425 © all rights reserved ordinary by wintergardenssy