vi. session

1K 203 34
                                    

double update!
jangan lupa baca part sebelumnya..
happy reading!

.
.
.

Setelah meluapkan rasa terharu sekaligus menyesalnya kemarin, Siyeon sudah kembali pulih dan dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa lagi, kuliah, nongkrong, belajar dan kegiatan yang biasa ia lakukan. Sehat bagi dirinya.

“Lo udah lumayan sehat, kan?” tanya Eunbin, ia meletakkan tasnya di atas meja dan mengambil kursi di area meja lingkaran itu.

Siyeon mendongak, menatap Eunbin. “Iya, udah.”

“Jadi, kenapa mata lo bisa keliatan bengkak gini?” tanya Eunbin lagi.

Heejin terkekeh mendengarnya, “Nangisin Jeno,” sambarnya langsung.

“Apaan, sih, lo!” Siyeon mendelik kesal.

“Tuh, tuh! Udah bisa sinis aja!” Heejin tertawa sekali lagi.

Mereka jadi tertawa bersama. Tetapi, mata Eunbin tiba-tiba menangkap Jeno yang sedang berdiri memesan makanan di stand dekat mereka, bersama Jaemin.

“Lo liatin apa?” tanya Siyeon, ia hendak melihat apa yang Eunbin lihat saat ini, tetapi cewek itu sudah mengalihkannya lebih dulu.

“Gue liatin dekorasi kampus, nih. Wah, bagus semua ya!”

Siyeon mengangguk-angguk paham. Tetapi, mengingat dekorasi kampus, ia terus teringat mantan pacarnya yang adalah ketua BEM itu. Cowok itu pasti sibuk.

“Acaranya tiga hari lagi, ya?” tanya Heejin.

Eunbin mengangguk sambil meneguk lemon tea milik Heejin yang sudah ada di atas meja sejak lima belas menit yang lalu.

“Fakultas kita buka stand tiga hari lagi, katanya bakal ada shift jaga stand per kelasnya, tau!” Eunbin tiba-tiba teringat perkataan Renjun tempo hari saat tidak sengaja bertemu cowok itu di perpustakaan di depan kampus.

Siyeon dan Heejin menanggapi dengan antusias. Mereka jadi tidak sabar dengan harap-harap cemas dengan siapa yang akan ikut serta menjaga stand nanti.

Seratus meter tidak jauh dari jarak Siyeon, Heejin dan Eunbin, sudah ada Jeno dan Jaemin yang berdiri di depan stand menjual minuman. Ini stand tetap.

“Kemaren lo ngapain aja, Bang Mark dapat pesan transaksi di Mall.”

Jeno menoleh sekilas kemudian fokus ke depan lagi. Ia menggeleng. “Enggak ada apa-apa.”

“Bohong banget, abis beli apaan lo?” tanya Jaemin.

Tidak ada jawaban dari Jeno membuat Jaemin semakin curiga dibuatnya. Sedetik setelahnya Jaemin tersadar dan membulatkan matanya sempurna. “Lo balas dendam ke siapa?!”

“Enak aja lo, balas dendam!” protes Jeno tidak terima.

“Lalu kalo bukan buat balas dendam apaan, dong? Gue tau sih itu kartu kredit lo, tapi, lo tau sendiri kan kita buatnya masing-masing sama Bang Mark. Otomatis semua transaksi lo bakal masuk ke hpnya Bang Mark.”

Jeno terdiam.

“Lo beneran gak lagi buat kejahatan, ‘kan, Jeno?” tanya Jaemin yang mulai serius dari sebelumnya.

Jeno menggeleng, “Enggak. Tenang aja.” Balasnya singkat.

“Yaudah kalo gitu.”

Jaemin membayar minuman mereka dengan uang tunai dan membawa banyak gelas minuman di tangan mereka dengan bungkusan per pack sekitar tujuh gelas. Hari ini mereka selesai kelas dan sudah saatnya mereka berkumpul lagi di DR92B.

[✓] OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang