Di depan ruang Dekan banyak sekali mahasiwa yang berkumpul karena rasa penasaran mereka yang tinggi. Tidak sedikit orang yang membicarakan sesuatu seolah berbisik padahal bsia didengar oleh banyak khalayak ramai.
Tidak ada yang paling cemas selain Siyeon. Cewek itu masih berdiri di depan ruang Dekan di paling depan karena penasaran dengan apa yang akan Chanyeol minta dari dekan di fakultasnya.
Chenle dan Jisung yang kebetulan ada urusan di fakultas marketing mulai penasaran dengan apa yang membuat di depan ruangan dekan sangat ramai seperti ada artis yang datang.
“Kak!” panggil Jisung.
Siyeon menoleh, kemudian memfokuskan mata ke Chanyeol yang ada di dalam bersama Nancy dan Hyunjin. Cewek itu mengigit bibirnya cemas.
“Ada apa, Kak?” tanya Chenle.
Jisung mengintip sedikit. “Ceye ngapain ke sini?” tanya Jisung.
“Ah, gak tau!”
Jisung menemani Siyeon yang tengah berdiri cemas. “Jadi nuntut?”
“Gue udah bilang gak harus nuntut, tapi, gue gak ngerti kenapa Kak Ceye sekarang di sini.”
“Kenapa gak masuk?” tanya Jisung.
“Tadi gue mau masuk tapi dilarang keras sama Kak Ceye. Gak tahu deh gue.”
Pintu ruang dekan terbuka, menampilkan Chanyeol yang sudah berdiri di depan pintu. “Kak? Kenapa?”
“Ayo pergi.”
Siyeon, Chenle dan Jisung mengikuti Chanyeol yang sudah keluar dari gedung fakultas. Mereka sampai diparkiran, Chanyeol akan pulang.
“Bilang dulu, dong!”
“Enggak, nanti liat aja. Bentar lagi dipasang.”
“Pasang apa, sih?”
“Lihat aja, Kakak sibuk mau kerja.”
Siyeon menghela napasnya berat. Chanyeol tidak ingin memberitahunya. Apa yang sudah terjadi ini?
“Kita balik duluan, ya, Kak, mau pulang.”
Siyeon hanya mengangguk. Cewek itu akhirnya memilih duduk di stand depan gedung fakultas kesenian dan marketing yang dijadikan satu.
“Yeon!”
Mendengar suara Eunbin, Siyeon mengangkat kepalanya yang tadinya menunduk. Cewek itu menatap Eunbin yang datang menghampirinya membawakan dua gelas minuman.
“Kenapa lo?” tanyanya, ia membagikan gelas itu satu untuknya dan satunya untuk Siyeon.
“Kak Ceye,” kata Siyeon.
Eunbin melotot. “Tadi rame parah dari fakultas lain juga pada ngintip.”
Siyeon menutup wajahnya. Tidak tahu apa yang sudah Chanyeol perbuat. Tapi, Chanyeol tetaplah Chanyeol, tidak akan memberikan kebebasan, paling minimal hanya memberikan keringanan.
Untuk menenangkan hati, Siyeon hanya berbincang dengan Eunbin. Menghabiskan waktu untuk membuang pikiran buruk lagi.
“Yeon,” suara berat Jeno membuat Siyeon menoleh kaget.
“Hah? Kenapa?” tanya Siyeon.
Jeno memberikan cokelat dingin. “Coba minum ini.”
“Hah? Apa?” tanya Siyeon bingung, ia mengambil gelas minuman Jeno untuk meminum sesuai perintahnya.
“Nancy sama Hyunjin di DO.”
Siyeon membulatkan matanya sempurna. “Hah?!”
“Tapi beruntung tau kalo di DO, dibatalkan tuntutannya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Ordinary
أدب الهواةㅡa story that you can't guess. [ bahasa | end ] ❝maaf apa?❞ ❝maaf...❞ start : 20200519 end : 20210425 © all rights reserved ordinary by wintergardenssy