xxii. that bruise

884 151 19
                                    

Beberapa hari ini, Siyeon tidak masuk kampus. Chanyeol khawatir karena Siyeon tidak kunjung sembuh dari kemarin, demam yang tidak menurun. Tubuh Siyeon melemas.

“Ke rumah sakit aja, ya?” Chanyeol membujuk adik perempuannya itu.

“Gak usah, bentar lagi juga sembuh,” tolak Siyeon pelan.

“Muka lo pucat banget, Yeon.”

Chanyeol hendak menggendong Siyeon, tetapi, cewek itu justru meringis kesakitan. Chanyeol terkejut bukan main saat melihat Siyeon tiba-tiba mengaduh sakit.

“Mana yang sakit?” tanya Chanyeol.

“Gak ada,” jawab Siyeon pelan.

“Gak bisa. Gue bawa lo ke rumah sakit.” Chanyeol menggendong Siyeon dipunggung dan membawa cewek itu ke mobil.

Jisung tidak ada di rumah.

Chanyeol langsung mengunci pintu dan menyusul Siyeon yang sudah ia dudukkan di mobil. Cowok bertubuh jangkung itu melajukan mobilnya ke Rumah Sakit XM.

Sedangkan di rumah sakit XM, mereka sedang membereskan pakaian Jeno. Jeno sudah boleh pulang setelah menerima perawatan intensif dari rumah sakit.

“Lo gak mau telepon Siyeon?” tanya Haechan.

“Kak Siyeon gak keluar kamar seharian, dari tadi malam juga.”

Jeno menoleh sekilas kepada Jisung. Ia tidak berbicara lebih lanjut lagi.

“Lo gak ucapin terimakasih gitu ke dia?” tanya Mark.

Jeno hanya menggeleng.

“Gak tau diri sekali cowok ini,” Jaemin menoyor pelan kepala Jeno, mendapat tatapan tajam dari Jeno.

Mereka kemudian membawakan barang-barang Jeno, sedangkan Jeno berjalan biasa dengan luka yang masih belum sembuh sempurna, mereka keluar meninggalkan ruang VVIP nomor enam itu.

“Weh, ada pasien!” Haechan berseru ketika melihat beberapa perawat berlarian keluar rumah sakit membawa ambulance stretcher.

“Wah gini ya ternyata rumah sakit kalo ada pasien darurat, persis kayak bawa Jeno kemaren.”

Jeno mendelik.

Mereka masih mengamati sampai satu wajah tak asing panik bersama para perawat di sana. Jisung menajamkan penglihatannya.

“Bang Ceye!”

Chanyeol menoleh.

“Mas, mohon tunggu.”

Mereka membawa Siyeon lebih cepat lagi ke bangsal utama rumah sakit.

Chanyeol menghampiri Jisung.

“Lo di sini?” tanya Jisung.

Chanyeol menyisir rambutnya frustasi. “Siyeon.”

“Kak Siyeon?!”

“Yang tadi Kak Siyeon?” tanya Jisung.

Jeno terdiam cukup lama.

“Rasanya kemarin---”

“Demamnya gak turun,” kata Chanyeol.

“Udah kasi obat? Kok dibawa ke rumah sakit? Kayak parah aja,” kata Jisung lagi.

Chanyeol menggeleng. “Udah gue kasi obat, dia keadaannya parah.”

“Emang Siyeon demam apa?”

“Demam biasa, tapi gak turun-turun,” jawab Chanyeol. “Tapi yang buat gue makin curiga itu waktu gue mau gendong dia, dia kesakitan coba.”

[✓] OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang