viii. genesis

968 182 26
                                    

double up! karena ide aku lagi banyak-banyaknya, so.. here we go!

jangan lupa scroll down part sebelumnya dibaca ya, biar nyambung.

happy reading!

.
.
.

“Penjaga stand shift malam yang cewek, Eunbin sama Siyeon. Yang cowoknya Felix sama Chani.”

Mendengar pengumuman terakhir, mereka semua kembali ke tempat duduknya. Cuaca cerah pada pagi ini akan disambut dengan rangkaian acara ulang tahun kampus.

“Buat yang cewek udah gue siapin kostumnya. Siyeon di kotak biru, Eunbin di kotak merah.”

Keduanya mengangguk setelah mendapat instruksi dari Hyunjin. Siyeon membawa kotak biru ke dalam lokernya, begitu juga dengan Eunbin.

“Yang shift pagi udah boleh jaga sekarang.”

Semua yang dari kelas marketing A langsung keluar dari kelas dan mendatangi lapangan kampus terbesar mereka ada serangkaian acara dan dibuka dengan band akustik dari Day6.

“Hari ini panas banget tau, beli minum, yuk,” Eunbin menarik tangan Siyeon yang sedang serius meneliti satu persatu anggota Day6.

Mereka berdua sampai di stand menjual minuman yang ternyata dijaga oleh Jeno dan Jinyoung selaku ketua panitia dan wakilnya.

“Waduh, kenapa ketua sama wakilnya yang jaga, nih?” goda Eunbin.

“Sst diem lo,” sinis Jinyoung.

“Dih, marah.”

“Mau beli apa?” tanya Jeno menghentikan perkelahian kecil Eunbin dan Jinyoung.

Jinyoung membuka kulkas dan mengundang tawa dari Eunbin. “Jaga pintu lo?”

“Berisik!”

“Minum apa?” tanya Siyeon.

“Gue teh kotak aja.” Eunbin menunjuk teh kotak. “Lo?”

“Gue---” belum sempat Siyeon berbicara. Jeno sudah menyodorkan minuman kesukaan Siyeon.

Siyeon masih diam. Jeno menyodorkan sebotol pocari sweat dipadukan dengan sebungkus kecil cokelat wafer.

Eunbin yang menyaksikan itu langsung melihat ekspresi Siyeon.

“Semuanya tiga belas ribu,” Jinyoung datang setelah menutup kulkas, ia membungkus semua pesanan di atas meja.

Eunbin melotot. “Belom juga selesai lo mah!”

“Yaudah mau nambah apa?” tanya Jinyoung gemas.

“Gak jadi.”

“Busuk!” umpatnya kemudian memberikan kantong itu ke Eunbin yang sedang menatapnya sinis.

Siyeon kemudian tersadar saat melihat Jeno yang menatapnya sedari tadi. Jeno tidak berbicara, tetapi dari matanya tersirat hal yang tidak bisa ia katakan dengan ungkapan.

“Makasih!” kata Eunbin ngegas.

Eunbin langsung merangkul Siyeon untuk segera pergi dari stand Jinyoung dan Jeno. Siyeon masih sedikit memikirkan Jeno yang tadi menatapnya dengan tatapan kuat, tetapi, Siyeon tidak bisa membacanya.

“Lo gapapa?” tanya Eunbin.

Siyeon hanya mengangguk.

Dari jauh, Jinyoung menatap kedua cewek tadi sudah jauh dari mereka.

[✓] OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang