"Udah nengoknya?"
Suara itu membuat Siyeon mendongak kaget, ia menggelengkan kepalanya sadar kalau ia sudah melihat Chani lebih dari lima menit yang lalu sejak Siyeon menghampirinya.
"Lo balikan ya sama Jeno?" tanya Chani, pelan. Cowok itu kemudian menunduk, entah kenapa ia kecewa.
Siyeon tersenyum, "Iya! Kenapa emangnya?" tanya Siyeon balik.
"Gapapa, lo jadi mau kerkomnya? Temenin gue beli buku aja deh," ajak Chani, cowok itu berdiri mengambil ponselnya.
Sedangkan Siyeon tidak tahu harus berbuat apa, entahlah, rasanya ia sedikit bingung, maka dari itu ia hanya bisa mengikuti Chani tanpa banyak bertanya lagi.
Tanpa basa-basi, mereka sungguh ke toko buku yang di sebelahnya ada perpustakaan. Siyeon dari tadi masih bingung tetapi ia enggan untuk bertanya.
"Lo beneran mau beli buku?" tanya Siyeon pelan.
Chani menengok. Tangannya yang sedang mengetuk buku-memilihnya, kemudian berhenti dan langsung menengok pelan kepada Siyeon sambil menyenderkan kepalanya.
"Menurut lo? Bosen aja di kampus terus, lagian kalo kita di kampus Jeno pasti bisa memantau lo."
Siyeon kemudian bingung lagi. "Memangnya kenapa kalo Jeno pantau gue?"
"Gapapa, abis beli buku gue mau beli sesuatu di pusat perbelanjaan. Lo ikut kan? Gue butuh saran lo soalnya."
Tidak ada jawaban lain selain mengiyakan saja ajakan Chani, lagipula ia memang sedang ingin mencari banyak referensi untuk membuat bahan presentasi nanti.
Mereka kembali sunyi, tidak ada yang memulai percakapan lagi, Chani sibuk mencari buku yang ia inginkan, begitupula Siyeon-tetapi, Siyeon hanya melihat-lihat dan sekedar membacanya sebentar sambil menunggu Chani.
"Lo suka apa?" tanya Chani, "Jangan jawab Jeno," timpalnya dengan cepat.
Siyeon sempat tersentak sedikit, ia menengok tanpa berkedip, "Suka... apa dulu? Barang?" tanyanya.
"Iya, barang."
"Gak tahu," jawab Siyeon, "Gue jarang tahu beli barang buat foya-foya," tambahnya.
Chani menghela napasnya, "Emangnya gue ngajak lo foya-foya apa? Buat lo pake lah!"
"Iya, deh... Lihat nanti aja," kata Siyeon lagi, menyerah untuk berdebat dengan Chani.
Mereka memilih buku lagi, kemudian ada satu buku berwarna biru muda yang menarik perhatian Siyeon. Cewek itu mengambil buku itu untuk dibeli.
"Udah mau bayar?" tanya Chani.
Siyeon mengangguk. "Lo duluan aja, gue bayar ini sendiri, nanti gue nyusul kok."
"Oke, gue tunggu di mobil, ya," kata Chani setelah membayar bukunya dan membawa belanjaannya ke mobil sambil menunggu Siyeon.
Tanpa sadar Siyeon tersenyum menatap buku yang ia beli, tidak tahu, rasanya senang saja. Ia akan menceritakan hal ini kepada Jeno.
"Berapa, Mba?"
"70 ribu, Kak."
Siyeon mengeluarkan dompetnya dan membayar bukunya. Disaat yang bersamaan ia mendapat telepon dari Jeno. Ia tersenyum kemudian menggeser tombol hijau lalu menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
"Halo?"
"Dimana?"
"Toko buku,"
"Oh, makan siang, yuk. Aku jemput."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Ordinary
Fanfictionㅡa story that you can't guess. [ bahasa | end ] ❝maaf apa?❞ ❝maaf...❞ start : 20200519 end : 20210425 © all rights reserved ordinary by wintergardenssy