Celebration Preparation

116 19 0
                                    

"Berita bagus! Pemotretan selesai dan pemotretan kedua ditunda 2 hari kemudian. Jadi... kita kembali ke hotel dan bersiap untuk malam nanti," Mori memberi pengumuman pada Port Mafia. Akutagawa melirik ke arah Chuuya yang terlihat sangat bersemangat, sampai-sampai Kouyou harus menyabarkannya. "Nee Akutagawa, kau dengar?"

"Ha'i" Jawabnya pasif. "Doushita? Ada masalah?" Tanya Chuuya memiringkan kepalanya menatap Akutagawa penasaran. "Ah, ii'e tak ada," Jawabnya seraya memalingkan wajahnya. Chuuya sangat imut.

Siapa sih yang tak setuju hal itu?

"Soukka... oke, ayo kita kembali,"

"Chotto—Chuuya-san, hape—"

"Ah iya,"

*

*

*

Sesampainya di hotel, mereka kembali ke kamar sendiri. Mereka punya waktu untuk bersantai hingga malam tiba. Belum pernah mereka merasakan kelonggaran waktu seperti ini. Jadwal padat terus menghantam tiap detik yang mereka miliki.

Sekarang mereka memiliki kelonggaran, meski hanya satu hari mereka semua menghargai hari ini.

"Akutagawa, ayo sini," Panggil Chuuya mengetuk pintu sambungan ke kamar Akutagawa. "Ha'i—sebentar," Si surai hitam melipat jaketnya dan langsung pindah ke kamar Chuuya. "Mau nonton?" Tanyanya sambil menyalakan TV. "Netflix?", "Yah begitulah"

Akutagawa langsung duduk di sofa depan TV, dengan Chuuya di sampingnya tentu saja. Sambil menonton, Chuuya perlahan menyandarkan kepalanya ke pria yang bertubuh lebih tinggi darinya itu. Namun Akutagawa terlalu fokus dengan filmnya, jadi yang ia lakukan adalah mengelus kepala Chuuya tanpa sadar. Chuuya terkejut melihat tangannya, namun dengan sengaja ia tidak berkata apapun. Ia tersenyum melihat Akutagawa yang fokus menonton. Akhirnya ia bisa bersantai.

*

*

*

"Chuu—" Akutagawa terkejut dan tersadar apa yang ia lakukan. Chuuya tersenyum, "Doushita? Terlalu fokus yaa~?" Tanyanya tertawa, "Kau tak sadar? Tanganmu lembut lho padahal,"

Akutagawa menyembunyikan wajahnya yang memerah itu dari Chuuya, "I—I'ie, aku tak sadar—maaf,", "Hmn? Untuk apa meminta maaf? Sudahlah tak usah dipikirkan, kau ini terlalu sering merasa bersalah," Chuuya mengecup pipi si surai hitam, membuatnya semakin merah padam. Chuuya tertawa bangga melihat itu, lalu bangkit dari sofa untuk membuat teh.

Chuuya memiliki kepintaran untuk membuat pasangannya merasa digoda, maka itulah Akutagawa bisa menjadi sasaran yang empuk untuknya mengerjai si surai hitam.

"Nee, sudah merahnya?" Chuuya menghampiri Akutagawa dan memberikannya secangkir teh hangat. "Arigatou—" Akutagawa menerimanya dan meminumnya sedikit demi sedikit.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Sebentar lagi Mori pasti akan memanggil mereka untuk segera pergi ke bar.

"Mungkin kita harus bersiap. Mori-san bentar lagi akan memanggil kita," Ujar Chuuya sambil mengambil coat cokelatnya. Akutagawa menatapnya, Chuuya sangat semangat jika dilihat-lihat.

"Ikou!"

*

*

*

"Akutagawa-kun, bisa bicara sebentar?" Akutagawa dan Chuuya baru saja turun dari kamarnya menuju lobby hotel dan si surai hitam sudah dipanggil oleh Kouyou. Akutagawa segera mendekati Kouyou dan menyahut dengan sopan, "Ha'i, saya disini,"

"Kamu tahu Chuuya-kun memiliki daya toleran yang sangat rendah dengan alkohol bukan?" Ucap Kouyou. Akutagawa mengangguk, "Ha'i,", "Saya hanya ingin kau menjaganya. Ia sangat rusuh kalau sudah mabuk," Pesan Kouyou tersenyum. Akutagawa menyanggupinya, "Ha'i, wakarimashitta,"

"Bicara apa tadi?" Chuuya datang dengan penasaran. Kouyou menatapnya sambil menggelengkan kepalanya, "I'ie, tak ada, urusan kerjaan,"

"Ah soukka,"

"Kalian sedang apa di sana? Sudah pukul 6.30 malam, ayo segera berangkat,"

"Akutagawa, ayo,"

"Ha'i"

Gaze Upon Music II - When Love and Hate CollideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang