"Aku tidak tahu acaranya akan diadakan benar-benar terbuka secara harafiah, di luar ruangan," Ujar Chuuya celingukan melihat keadaan sekitar. Benar-benar ramai. Ia mengira acaranya akan diadakan indoor, yaitu di dalam ruangan.
"Yah...-" Akutagawa hanya bisa menghela napas, "Ada waktu sekitar 4 jam untuk kita berada di sini,"
"Empat jam??? Sepertinya kita harus bersabar ya,"
"Yah sudah apa boleh buat,"
*
*
*
"Akutagawa-kun- tolong ambil poster yang disimpan di kamar ganti,"
"Chuuya-san- pulpennya-" Ujar Akutagawa, melihat pulpennya hendak dibawa Chuuya ke kamar kecil. "Ah! Maaf-"
"Gin-chan, maaf, tolong bawakan kertas folio,"
Begitu sibuk kesana-kemari. Benar-benar hari yang sangat padat. Semua anggota ikut serta membantu kesibukan masing-masing.
Mori dan Kouyou ada di ruangan khusus untuk melaksanakan wawancara.
Gin dan Tachihara yang terkenal handal mengurus tata busana, juga dihampiri banyak pendatang dan penggemar yang menyukai tips penataan busana mereka.
"Gin-san, apakah Anda bisa memainkan gitar elektrik?" Tanya seorang reporter yang membawa mikrofon gantung.
"Oh tentu saja dia bisa-!" Ujar Tachihara bersemangat, namun tidak luput dari tangan Gin yang langsung membekap mulut Tachihara, membuat gelak tawa para penggemar mereka terdengar.
"Ya saya bisa," Jawab Gin pelan, namun terdengar jelas.
"Anda diajarkan Akutagawa Ryunosuke-san ya? Dengar-dengar Anda saudara perempuannya?"
"Yah, begitulah..."
Tanpa peringatan, tiba-tiba saja headset Chuuya mati, membuatnya tidak bisa mendengar pesan yang Akutagawa coba sampaikan padanya, begitu pun Chuuya.
"Chuuya-san? Chuuya-san?" Panggil si surai hitam tak berhenti, namun akhirnya pasrah karena ia tahu alat komunikasinya sedang bermasalah.
"Akutagawa-san! Bisa Anda ceritakan mengapa Anda memilih menjadi gitaris daripada vokalis seperti Nakahara-san?"
"Saya ada masalah dalam pelatihan vokal beberapa bulan lalu, jadi saya direkomendasikan untuk mendalami gitar dan berbagai alat musik saja, hasilnya jauh lebih baik,"
"Ah, tentu saja. Sudah berapa lama Anda memperdalam alat musik?"
"Sekitar sejak umur 14 tahun... jadi mungkin baru sekitar enam tahun,"
***
Tidak ada seorangpun yang bisa bersantai. Benar-benar acara yang sangat besar.
"Haaah~! Yokatta... kukira acaranya takkan selesai," Chuuya meneguk botol airnya yang sudah disediakan di kamar ganti, "Maaf ya, sepertinya tadi headsetku ada kerusakan. Aku tidak bisa mendengar apapun atau bahkan berbicara,"
"Tidak masalah... kupikir tadi punyaku yang memiliki masalah koneksi,"
Mereka memiliki waktu sekitar setengah jam untuk beristirahat sejenak. Bukan waktu yang panjang, namun tentu saja mereka sangat menghargainya.
"Kau bawa gitarmu ke sini?" Tanya Chuuya. Perhatiannya berpindah ke tas gitar yang disandarkan oleh Akutagawa di dekat lemari. Sudah sangat lama sejak terakhir kali si surai senja memegang gitar baik akustik maupun elektrik.
"Iya- kupikir kita akan tampil juga, ternyata hanya acara jumpa penggemar. Untungnya," Ujar si surai hitam, "Chuuya-san... jarang memainkan alat musik?"
Si surai senja menoleh ke Akutagawa dengan sepasang netra birunya seraya tersenyum, "Yah begitulah. Mori-san bilang vokalku yang lebih ditingkatkan. Ia bilang suaraku lebih menarik perhatian,"
Si surai hitam terdiam mendengarnya. Chuuya tersenyum. Sepasang netra birunya memperhatikan gitar itu dari pangkal sampai ujung.
"Kau benar-benar mendalami gitar demi menutupi vokalmu yang terpaksa kautinggalkan ya... tenang saja, semua orang memiliki bakat dan kemampuan masing-masing. Itu yang membuat mereka seorang manusia. Jika kau tidak bisa menggunakan vokal, maka bukan berarti kau tidak bisa memilih jalan lain, kan?" Ungkap si surai senja tersenyum, "Bolehkah?"
Akutagawa mengangguk, ia mengizinkan Chuuya untuk memainkan gitarnya.
You're something different
Instead of breaking my heart, you're picking up all the pieces
The way you're taking my heart
You're making it still look easy
Whoa, oh I, never knew love, never knew love, never knew love
Living without you, living without you
Whoa, oh I, I don't feel lost, I don't feel lost, I don't feel lost
Now that I found you, now that I found you
So hold me down
Don't know what I'd do, if I was without you
Now, hold me down
Babe, it's all true
Now that I found you
It's my ritual
*
*
*
"Terima kasih untuk kerjasamanya!" Salam panitia penyelenggara acara yang mengantar seluruh anggota yang ikut serta dalam acara ini.
"Tsukareta~!" Chuuya terduduk di dalam limusinnya. Acara akhirnya selesai. Besok mereka sudah harus kembali ke Yokohama.
"Kita akan segera kembali ke hotel, dan beres-beres barang serta check-out-"
"Chuuya-san? Bisa bicara sebentar?" Tiba-tiba Mori memanggil Chuuya untuk keluar dari limusinnya. Tatapannya agak terburu-buru.
Diliputi tanda tanya, Chuuya turun dari limusin setelah izin pada Akutagawa.
***
"Ada apa, Mori-san?"
"Kau ingat telepon yang menghubungi Akutagawa tempo hari? Kau dengar pembicaraan mereka?" Tanya Mori serius.
Si surai senja membongkar ingatannya kemarin, "Saya... hanya mendengar dari yang Akutagawa ceritakan pada saya, katanya ia diminta untuk menjauh dari saya agar tidak terjadi apa-apa pada skandal,"
"Soukka- karena salah satu orang teknisi bidang internet yang saya sewa menemukan sesuatu di chip alat komunikasi yang dipakai kalian di telinga," Mori mengeluarkan chip kecil hitam polos. Alat itu sama persis dengan yang Chuuya hancurkan di taman saat pertama kali Akutagawa menunjukkannya dari sakunya.
"Dan kami sudah menemukan tersangkanya, tentu saja kita tidak bisa asal menuduh, kita akan cari bukti lebih jauh lagi sebelum menuduh,"
"Ha'i,"
"Oh, Chuuya-san?"
"Ha'i?"
"Kalau bisa, jangan bilang pada Akutagawa dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaze Upon Music II - When Love and Hate Collide
Fanfic• When love and hate collide • Sebuah kasus terjadi seiring berjalannya waktu. Chuuya dan Akutagawa sudah dilanda berbagai macam kejadian yang hampir menjatuhkan reputasi mereka. Siapakah dalang dari semua ini? Apakah itu Dazai? Chuuaku fanfiction N...