On The Way Osaka

367 35 6
                                    

"Kak, sudah dibawa perlengkapan menginapnya?"

"Ha'i,"

"Kamera?"

"Ha'i,"

"Perlengkapan kecil untuk proyek?"

"Ha'i—kenapa malah kau yang mendata???"

"Hmn... kalau kakak yang mendata pasti akan ada yang kelupaan,"

"Matakku... ya sudahlah, ayo berangkat,"

*

*

*

Hari masih subuh, masih menunjukkan pukul 3 pagi, namun kedua bersaudara itu sudah meninggalkan mansionnya dan berangkat menuju pusat limusin khusus milik Mafia agensinya.

*

*

*

"Haa... matakku... kita benar-benar akan menggunakan limusin untuk berangkat ke Osaka ya?" Tukas pria bersurai oranye dengan mata birunya yang indah, "Sepertinya kita akan sangat lama di dalam limusin,"

"Ha'i," Jawab Akutagawa pendek.

"He? Kau ini ngantuk ya?" Tanya Chuuya melirik ke arah Akutagawa yang masih sibuk dengan barang-barang bawaannya sendiri. Gin malah sudah duduk bersantai sambil mengobrol dengan Tachihara.

"Ii'e, aku biasanya malah tidak tidur kok, jadi hal seperti ini sudah biasa," Ucap Akutagawa yakin. Chuuya hanya menghela napas mendengar ia biasanya tidak tidur, "Ha'i, kalau begitu kita hanya perlu menunggu Mori-sama datang dan mengatur semuanya,"

Walaupun sebenarnya si surai hitam sangat mengantuk, ia segan untuk bicara. Ia lebih memilih untuk diam, meskipun kadang-kadang juga Gin mengumbar semuanya di depan Chuuya, sehingga keseharian Akutagawa terbongkar begitu saja.

Tentu saja Akutagawa mengetahui hal itu, dan akhirnya melarang Gin untuk membocorkan kebiasaan buruknya itu. Gin memang berkata bahwa ia takkan membocorkan hal itu, namun tentunya ia tetap memberitahunya pada Chuuya.

Si surai hitam hanya duduk santai di cafè depan limusinnya terparkir, menunggu instruksi dari Mori yang belum tiba di tempat yang ditentukan.

Chuuya diam-diam menatap Akutagawa yang tengah berdiam diri seraya meminum tehnya yang masih mengepul asapnya itu,  lalu tersenyum sendiri dan menghampirinya dengan cup teh kesukaannya. "Hei, kau mengantuk?", "Eh—? Ii'e, aku tidak..." Tukas Akutagawa mendongakkan kepalanya menatap mata biru yang cerah tengah melihatnya dengan sebuah senyum manis di wajahnya. "Soukka?" Chuuya duduk di depan Akutagawa, mengetuk-ngetukkan jarinya di meja.

Dua sejoli ini benar-benar terlihat bertolak belakang. Satu bersifat dingin dan edgy, satunya cerah dan santai saja. Bagai langit dan bumi, mereka duduk berhadap-hadapan.

"Ha'i! Ohayou gozaimasu, minna-san. Apakah semuanya sudah berkumpul di sini?" Tanya Mori yang tiba-tiba datang dengan kemeja formal putih serta koper travel bersama Elise, putri semata wayangnya yang terlihat manis bak putri salju dengan gaun putih-birunya itu.

Semua mengangguk, dan bersiap-siap membawa barang-barang mereka sendiri.

"Kou-nee, kau akan menaiki limusin yang mana?" Tanya Chuuya sambil melirik Akutagawa yang sudah terlebih dahulu memasuki salah satu limusin hitam mewah itu. Wanita bersurai pink itu menoleh ke Chuuya dengan tawa kecilnya, "Hahaha... kau ini ingin satu limusin dengan Akutagawa-kun ya?", "II'E, BUKAN BEGITU! Aku hanya bertanya astaga," Tukas Chuuya memalingkan wajahnya yang sedikit merona itu. "Bercanda kok... kau nanti satu limusin dengan Akutagawa-kun. Gin dengan Tachihara, dan saya dengan Mori-sama. Satu limusin terdiri dari satu divisi saja kok," Jelas Kouyou tersenyum. Chuuya mengangguk, "Ha'i, wakarimashitta,"

Sungguh terlihat aneh, kenapa hanya dua orang satu supir di dalam sebuah limusin? Tak mengherankan, pendapatan agensi ini sangatlah besar. Mereka bisa saja menyewa apapun yang mereka mau. Jadi, limusin yang dipakai pun bisa tersewa tiga.

Chuuya yang sudah di dalam limusin duduk di depan Akutagawa.

Limusin mewah kelas satu ini dilengkapi berbagai macam fasilitas. Ada rak wine, dispenser air, full AC, dan tak lupa makanan ringan seperti sushi atau onigiri di tengah meja kopi yang rendah.

Limusin segera berangkat, dan alunan musik slow mulai terdengar. Akutagawa sendiri berusaha menyamankan dirinya dengan HPnya sendiri, begitu pun Chuuya.

Perjalanan ke Osaka akan sangat panjang.

Gaze Upon Music II - When Love and Hate CollideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang