Bagian 12

74 8 0
                                    

Alveena POV.

Kita udah sampe disekolah, aku turun dari motor terus nunggu Elang selesai parkirin motornya.

"Makasih ya, lain kali gausah repot - repot Jemput gue" kataku tak enak.

"Gapapa,emang lo gasuka gue jemput ya?" tanya Elang.

"Nggak, nggak gitu, gue seneng. Tapi secara ga langsung itu ngrepotin lo, gue gasuka ngrepotin orang lain" kataku. Aku memang gasuka ngrepotin orang lain apalagi aku baru kenal Elang kurang lebih seminggu.

"Siapa sih yang ngrasa direpotin sama Alveena Delanna? Hum?" kata dia dengan senyum miring. Kita berjalan dan melewati koridor sekolah banyak sekali siswa siswi yang berbisik.

"ya ampunn ini mah titisan dewa dewi"
"gue pengen jalan sama Alveena!"
"itu Elang ganteng banget"
"ih mereka cocok banget!!"
"mereka udah pacaran kayaknya"
"gue iri sama Elang, baru beberapa hari udah bisa se motor aja sama primadona sekolah"

Aku cukup terganggu dengan ucapan mereka, dan ada pula yang menyebutku jalang? Murahan?  Oke gapapa dia gak kenal aku. Its okay.

Tapi kulihat Elang dia menampakan wajah biasa saja, syukurlah setidaknya dia jangan terlalu menganggap ucapan yang menjodohkan kita.

"gue duluan ya" kataku pada Elang. Dia menolehku.

"gue belum sarapan" kata nya.

"ih tuhkan, pasti gara gara jemput gue sampe lo ga sarapan dulu" kataku jengkel, pasti karna dia menjemputku jadi ga sempet sarapan.

"nggak, gue sengaja biar ditemenin lo makan" jawabnya enteng. Kulihat jam masih sempat untuk menemani dia makan,karna dia juga menjemputku lumayan pagi tadi.

"yaudah ayo kantin" ajakku dia pun berbinar.

"beneran? Ga kepaksa kan?" katanya bodoh.

"nggak, ayo keburu masuk"

* *

"kamu yakin pagi pagi mau makan pedes?" tanyaku,.aku sudah menyuruhnya membeli nasi dan lauk tadi tapi dia malah membeli mie goreng yang terkenal super pedas dikantin.

"heem lagi pengen" dia pun mengambil garpu dan mulai makan, dia membuka mulutnya mengambil nafas. Padahal itu baru satu lahapan.

Keringatnya bercucuran, bibirnya memerah bengkak. Aku terkekeh namun lama lama aku tertawa melihat ekspresinya dia sangat sangat terlihat kepedasan.

Aku mengambil tissue dan mengelap wajahnya, dia lumayan kaget dan menatapku. Aku pun sebaliknya sepersekian detik kami terkunci saling pandang,akhirnya tersadarkan saat dia menarik nafas guna mencegah ingusnya keluar.

"ih jorokk!!" ucapku memukul lengannya.

Elang POV.

Gue kepedasan, gue memilih makan mie terpedas karna menurut informasi dari Andre, Alveena suka makan mie pedes dikantin ini.

Ga nyangka banget ternyata emang pedes, perut gue mules. Gue nafas melalui mulut gue. Hampir aja nyesel karna pesen mie ini. Tiba tiba gue bersyukur karna Alveena ngelap wajah gue dengan tissue. Ga sia - sia kepedesan, dapet perhatian dari Alveena sayang.

Kita saling tatap, gue udah ga tahan. Akhirnya gue pun narik ingus gue. Daripada mlorotkan.

"ih jorokkk!!" teriaknya memukul lengan gue. Kita pun ketawa.

"udah aja ya, lo kepedesan. Nanti makan nasi aja, gue yakin nih pasti nanti lo sakit perut" kata dia, gamungkin Elang Ganendra sakit perut gegara makan ginian.

/ / / /
Author POV.

"lo kok bisa sih sakit perut gini?" tanya Andre yang sedang duduk dikursi menunggu temannya itu di UKS.

"Tadi pagi makan mie nya Bi Ijah" jawab Elang. Tentu saja kedua temannya kaget, mie itu hanya dimakan oleh orang profesional. Pedesnya saja melebihi omongan tetangga.

"Gila lo, cari mati?" tanya Billy heran.

"Nggak lah, orang tadi ditemenin ama bidadari gue" kata Elang. Dia masih memegangi perutnya yang perih sambil berbaring.

Andre dan Billy pun memutar bola matanya, sudah tau siapa bidadari yang dimaksud.

"Kalian panggil Alveena dong,bilang gue sakit" kata Elang.

"Gila lo, ini masih jam pelajaran" kata Billy.

"iya emang lo pikir ini sekolah punya lo?" kata Andre.

"lah kan bokap gue juga orang penting disini tinggal bilang aja disuruh Elang!" kata Elang.

Kedua temannya pun hanya mengikuti perintah dan beranjak pergi ke kelas XI IPA 2.

XI IPA 2

alveena sedang mengerjakan soal matematika didepan,terdengar suara ketukan pintu.

"ya masuk" kata Pak Halimi. Semua murid menatap kedua orang itu saat tubuh mereka terlihat dari balik pintu

"Pak kita dari kelas IPS, disuruh memanggil Alveena" kata Billy santai.

"ya, nak Alveena boleh pergi.nanti soalnya biar dilanjutkan sama yang lain" terlihat semua murid memasang wajah menegang kecuali Rio,sabrina dan Nando. Karna mereka cukup pintar matematika .

"Baik pak, permisi" kata Alveena lalu menyusul keluar kelas.

/
"guru siapa yang manggil?" tanya Alveena dia ditengah tengah kedua cowok itu, tidak terlalu mepet karna memang jalannya cukup besar.

"Pak Elang" jawab Andre, Alveena mengingat menurutnya tidak ada guru bernama Elang?

"ohhh temen kalian itu?" kata Alveena.

"iya siapa lagi, gatau diri banget dia kan? Masa nyuruh orang manggil lo karna sakit perut. Emang lo bisa nyembuhin apa?!" kata Andree lagi, dia tak habis pikir dengan jalan pikiran Elang yang Menurutnya akhir akhir ini setelah bertemu Alveena jadi rada gila.

"gapapa aku juga seneng banget" kata Alveena ,andre dan Billy terkejut 'Alveena udah suka Elang?' pikir Andre dan Elang.

Cieeee udah suka ya?

Vote dong jangan pelit yaa kesayangab author.

📩📩☎☎☎📩📩
📩☎📩📩📩☎📩
📩☎📩📩📩☎📩
📩📩📩📩☎📩📩
📩📩📩☎📩📩📩
📩📩📩☎📩📩📩
📩How is it going?
📩📩📩☎📩📩📩

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang