Bagian 29

31 3 0
                                    

Alveena keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian tidur menggoda (apaantu lupa yang seksi gitu lo yang cantolan di pundah cuma satu jari.pokonya seksi anying/lingerin)

"sayang, turun yuk nonton tv" pinta Alveena menggoda.

Elang hanya menatap Alveena, bagaimana bisa malam ini dia tak mendapat jatah sedangkan Alveena seperti sedang memanggil juniornya agar tegak.

"Sayangggg" kata Alveena sensual,sebenarnya Alveena mau muntah mendengar dirinya sendiri.

"ah eh kan disini juga ada tv besar pula" kata Elang.

"kan aku maunya dibawah babe" kata Alveena sambil mengelus dada suaminya itu.

"eh ayok dah ayok" kata Elang akhirnya.

Mereka sudah ada diruang keluarga kini, Elang duduk disebelah Alveena menahan mati matian niatnya untuk menyerang Alveena.

"El-sayang mau makan malam. Lian nggak diajak kebawah?" tanya Alveena

"oh iya, aku panggil dulu" kata Elang.

"kamu mau ninggalin aku yaaa?" kata Alveena cemberut.

"nggak kok nggak" kaget dengan sikap Alveena.

"ditelpon aja suruh kesini" kata Alveena lagi disetujui Elang.

Tak lama kemudian Alveena merasa ada yang akan datang, dengan sigap dia duduk dipangkuan Elang dan mencium ganas, Elang yang sedari tadi menahan hasratnya walaupun terkejut tapi dengan ganas juga ia membalas ciuman Alveena.

Sialan, mesra mesraan disini lagi. Itu juga Elang mau maunya dicium sama Si jalang Alveena, dan juga tuh jalang sok sok an pake lingerine .seksian juga gue batin Lian.

"eh sorry gue ganggu ya?" tanya Lian basa basi, mencoba menghentikan adegan panas didepannya itu.

"ahhh enghakkk kok hhh" desah Alveena, ciuman mereka memang terlepas tapi tidak dengan kegiatan Elang yang masih menciumi leher dada telinga dan juga meremas remas tubuh Alveena.

Elang seakan tak memeperdulikan kedatangan Lian, sekarang yang ada dipikirannya adalah menikmati tubuh Alveena ini.

"Elhangg lephas dulu ahh, adha Lian" perintah Alveena.

"biarin" kata dingin Elang lalu melanjutkan kegiatan awalnya. Disana Lian sudah benar benar sakit hati dengan ucapan Elang yang dengab sengaja mengacuhkannya.

Lian berjalan kedapur sambil menghentak hentakkan kakinya, merasa Lian sudah pergi Alveena menarik kepala Elang agar sedikir menjauh darinya.

"udah dulu El, kita makan dulu"kata Alveena hendak pergi dari pangkuan Elang tapi ditahan. Elang langsung saja mencium mulut Alveena lagi, seakan dia selalu kurang dan candu dengan semua yang berhubungan dengan Alveena.

* * *
"aku masak dulu kamu duduk"

"iya sayang"

Tak mau kalah dengan Alveena, Lian pun juga ikut ikutan ingin membantu masak Alveena walau padahal dia bahkan tak bisa memasak air.

"lo mau apa lian, masak air aja gabisa" ejek Elang.

"lihat aja nih, gue bakal bikin lo ketagihan sama gue" kata Lian menantang.

"kamu mau masak apa?" tanya Alveena mencoba ramah.

"telur mata sapi aja" kata Lian, Alveena hanya tersenyum dan mengangguk.

"kamu mau makan apa sayang?" tanya Alveena.

"seadanya aja, kalo ada tambahin tempe goreng deh. Kan makanan Favorite kamu" jawab Elang.

"makanan favorite kok tempe goreng,pftt hahaha" ejek Lian. Elang tak mendengarnya karna Lian berbicara pelan seakan hanya Alveena saja yang harus mendengarnya.

"hahah iya" jawab Alveena, ia pun langsung memasak tumis kangkung, tempe tahu goreng,dan lele. Itu pun sudah cukup, Elang dan Alveena sama sama suka kesederhanaan.

Alveena hendak mengambil baskom dilaci atas. Namun tidak sampai, dengan senang hati Elang menghampiri Alveena dan membantu mengambilkannya, tidak hanya membantu dia juga mengambil kesempatan dengan menggesekan miliknya dipant*t Alveena. Emang dasarnya aja mesum, batin Alveena

alveena sudah selesai dengan masakannya dengan cepat, tidak dengan Lian yang daritadi menggonta ganti telur nya. Selalu saja telur yang seharusnya berwarna putih dan orange berubah menjadi hitam.

"huh selesai juga" kata Lian akhirnya, ini gimana cara matiin kompornya?" tanya Lian. Alveena buru buru mendekati Lian dan mematikan kompornya.

Kini mereka sudah duduk rapi dimeja, Alveena menyajikan makanan untuk suaminya, membuat Lian lagi lagi menahan amarahnya.

"enak banget sayang" puji Elang.

"ini cobain punyaku dong!" pinta Lian, ingin Elang mencoba telur mata sapi miliknya, bukan telur mata sapi lagi menurut Elang, itu seperti gunung berapi yang mau meletus, tidak mulus seperti Alveena, hitam menyeramkan sekali. Tapi Elang mencoba menghargai dengan sedikit mencicipinya.

"gue nggak yakin anjir" kata Elang memperhatikan makanan didepannya.

"apa El?" tanya Alveena mendengar kata Anjir dari mulut Elang .

"ehh nggak kok" jawab Elang.

"udah makan aja buru, jangan liat luarnya. Dalam nya juga dilihat" paksa Lian. Mau tak mau Elang mencicipinya.

"brhh bruhh.." Elang mencipratkan telur yang sudah ada dimulutnya, buru buru Alveena mengambilkan air putih untuk Suaminya.

"lo ngebet nikah huh? Asin banget!" kata Elang mengerutkan wajahnya masih merasa asin dilidah nya.

"apaansi, orang gue cuma kasih penyedap rasa 1 bungkus" langsung saja Alveena berlari kearah dapur. Dan kaget melihat satu bungkus sedang penyedap rasa yang benar benar tandas.

"kamu beneran pake ini semua?" tanya Alveena masih memastikan.

"yaiyalah, kan biar rasanya sedap. Yaudah gue kasih yang banyak. Orang lo tadi juga kasih itu" jawab Lian santai.

"Yaampun, goblok banget. Minta ajarin Alveena masak sana, biar cepet cepet dapet suami. Kalo gini mah suami lo kabur" kata Elang mengejek, Lian sempat tertohok dengan ucapan Elang, tapi bgmanapun Elang adalah orang yang dia cintai.

"gue keatas dulu" kata Lian, dia menahan air matanya jatuh. Alveena sempat tak tega melihat Lian,bgmanpun dia juga tau jika Lian merasa sakit hati dengan gurauan suaminya.

"kamu harusnya nggak bilang gitu"nasehat Alveena.

"Biarin salah sendiri mau nyaingin istei tercinta ku ini" kata Elang mencubit pipi istrinya membuat pipi Alveena memanas.

"ih udah ah, makan terus tidur"

"dapet jatah dong"

"nggak"

"please"

"nggak"

"3 ronde aja deh"

"no"

"2"

...

"satu deh satu"

"mmmmm nggak"

"setengah"

"nggak Elangg, aku udah selesai. Aku keatas dulu bye honey" kata Alveena manja, benar benar senang sekali menggoda suaminya itu.

"ish"

Eits jangan pikirkan siapa yang mencuci karna itu bukan urusan kalian, kalo kalian ngebet nih pengen tau. Author aja deh author yang nyuci piring!!!

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang