Bagian 18

35 7 0
                                    

Alveena sedang menulis buku diarnya ditaman sekolah, lumayan sepi karna memang Letaknya di belakang. Lagipula ini jam istirahat pasti siswa lebih memilih pergi ke kantin.

Elang,
Akan datang saatnya kamu kecewa sama aku.
Akan datang masanya kamu harus menjauh dariku..

Tenang saja aku mencintaimu, tapi sayangnya kita tak bisa bersama.
Aku bodoh ya, baru menyadari perasaanku untukmu.

Maafin aku kalo aku harus pergi.
Aku bener bener dalam posisi ga bisa apa apa. Aku juga bingung.
Aku gatau harus gimana El.

Alveena menutup bukunya, memandang langit. Memangku bukunya dipangkuannya, seandainya ia bisa bercerita dengan Elang. Seandainya

Lalu tiba tiba Alveena dikejutkan dengan Elang yang tiba tiba mengambil buku diarynya.

"Balikin!" perintah Alveena. Alveena berdiri mencoba mengambil bukunya dari tangan Elang. Tapi malah Elang mengangkat tangannya ke atas. Alveena memang lumayan tinggi, namun Elang juga lebih tinggi.

"terima dulu cinta aku!" kata Elang.

"nggak, Balikin terus pergi dari sini!" sentak Alveena. Alveena masih mencoba mengambilnya. Elang berlari dan Alveena harus mengejarnya.

Elang berlari dilorong lorong kelas.

"Elangg!kembalikan Diary ku!!"

"Tidak, sebelum kamu menerima cintaku Vena!!"

"Kita bagaikan minyak dan air, tak akan bisa bersatu"

"Tidak, Kita Diary dan pena. Aku Pena, yang akan selalu menulis dan mewujudkan kebahagiaanmu! "

Alveena menyerah dia lelah, dia duduk dibangku lorong.

Elang mendekat dan duduk disampingnya.

"Al, aku nggak Ngerti sama perasaan kamu yang sering sering berubah. Semalem kamu udah bilang percaya sama aku  dan sekarang sikap kamu gini ke aku. Kamu tau nggak kalo kamu marah sama aku hati aku sakit" kata Elang.

Alveena menatap mata Elang, lalu dengan satu gerakan dia mengambil buku diary nya dari tangan Elang dan berlari sekencang mungkin memyisakan Elang yang berkalut dengan pikirannya tentang Alveena.

/ / /

"Kamu yakin mau mempercepat ujian kamu Al? Materi lain masih belum sempat tersampaikan lho?" tanya Annisa guru Alveena.

"Iya Buu, soalnya saya sudah siap dan biar saya punya waktu mempersiapkan kepergian saya" jelas Alveena tersenyum meyakinkan gurunya agar memberinya ijin test lebih dulu.

"Baiklah besok kamu langsung kesini saja, mau satu persatu mapel atau langsung Semua dalam sehari Al?" tanya Annisa.

"Langsung saja bu,cuma 4 mapel biar cepat selesai" jawab Alveena mantap.

"Oke, Ibu akan menyiapkan Lembar soalnya" jawab Alveena.

"Iya bu Makasih saya permisi" pamit Alveena lalu meninggalkab ruang guru.

"Alveena kenapa Bu?" tanya Pak Bambang melihat kepergoan Alveena.
"Oh itu Pak Alveena minta ujian kenaikan kelas besok." jelas Annisa.

"Kok Bisa bu?" tanya Bambang lebih.

"Iya Alveena ditawari untuk masuk University terbaik di London" jawab Annisa.

"lhoh Alveena kan masih kelas 11" tanya Bambang lagi.

"mudah pak,Alveena anak cerdas dan jenius. Saya awalnya cuma iseng menawarkan ke Alveena. Dan Alveena mendapat kesempatan kesana. Ada juga beberapa murid dari Sekolah lain yang kesana. Sayang banget Alveena bakal pergi secepat ini ya pak" jelas Annisa panjang lebar agat bambang mengerti.

"Iya bu, saya kehilangan banget sosok murid seperti Alveena. Tapi tak apalah memang dia pantas mendapatkan itu" jawab Bambang.

/ / /

Alveena bersikap biasa saja saat memasuki kelas. Ini jam terakhir dan besok ia tes, lusa dia bersiap pergi ke London.

"Al lo tadi nemuin bu Nisa mau apa?" selidik Renata.

Alveena berfikir, Renata dan Angel adalah teman yang paling dekat sampai saat ini. Mungkin Alveena menceritakan sedikit.

"Gue mau ujian kenaikan lebih cepet" jawab Alveena lirih agar tak ada yang mendengar.

"Lhoh kok gitu?" tanya Angel.

"Gue ditawarin kuliah di University London" jawab Alveena, Angel dan Renata menganga. University London? Itu sangat diluar dugaan.
"gue harap kalian bisa jaga rahasia, jangan kasih tau siapapun terutama Elang" imbuh Alveena.

"Kenapa Ve? Elang juga berhak tau. Siapa tau Elang nyusul lo ke London" jawab Angel diangguki Renata.

"Karna gue dijodohin sama rekan bisnis Ayah gue. Gue nrima karna itu bersangkutan dengan kehidupan perusahaan Ayah. Gue gamau perusahaan Ayah bangkrut." jawab Alveena.

"terus lo tau gimana calon lo?" tanya Renata. Mereka berdua benar benar terkejut dengan cerita Alveena.

"nggak, pernah ayah mau lihatin fotonya tapi gue nolak. Ntar gue malah sakit hati" jawab Alveena menampakan senyum manis dibalik luka dalamnya.

"gila gue nggak nyangka banget" kata Angel.

"gapapa, yang bantu ayah juga temen deket ayah. Jadi gue yakin ayah gaakan jodohin gue ke  orang yang salah"  jelas Alveena. Mereka pun berpelukan  karna sebentar lagi mereka akan berpisah

* * *
"Kakak Pulangg!!!" seru Alveena saat memasuki rumah.

"masuk kak, itu Gio sama temennya udah nungguin" kata Kinanthi.

"temennya?" tanya Alveena

"iya katanya minta ajarin kamu bahasa inggris" jawab Kinanthi, Alveena baru ingat,Wulan ya Wulan namanya.

"hai" sapa Alveena saat melihat kedua anak kecil duduk bercanda diruang keluarga.

"Eh kakak udah pulang, ini nih temen Gio yang namanya Wulan!" seru Gio.

"Hai kak, Aku Wulan temennya Gio!"  perkenalan wulan.

"iya kamu cantik banget" puji Alveena.

"makasih" jawab Wulan tersenyum malu.

"kakak ke atas dulu bersih bersih, kalian siap siap dulu ya" kata Alveena diangguki kedua bocah tersebut, Alveena pun beranjak pergi.

"Kakak kamu cantik banget Gi!" kata Wulan.

"iyalah sama kaya aku, ganteng huahaha!!" jawab Gio mendapat pukulan dari Wulan.

* * *

"Udah? Paham?" Tanya Alveena

"Paham kak Al, kak Al pinter banget. Teknik kakak juga mudah. Enak ya Gio dapet kakak pinter" kata Wulan.

"yaiyalah Kak Al aja ditawarin University London yang terkenal itu" sombong Gio. Mendapat gelengan Alveena.

"Iya kak? Wah kakak beruntung banget.aku juga mau!! Udah cantik pinter lagi" kata Wulan.

"iya makanya kalian rajin belajar ya"

"iya kak, yaudah Wulan pamit dulu ya soalnya udah malem" pamit Wulan.

"makan malam disini dulu yu?" ajak Alveena.

"nggak kak, kapan kapan aja. Soalnya wulan udah ada janji sama kak Nathan!" jawab Wulan. Diangguki Alveena.

Alveena mengantar Wulan sampai depan rumah dan melihat mobil terparkir didepan rumah.

"kamu udah dijemput tu"kata Gio.

"iya, Wulan pamit dulu byeeeee!!!!" jawab Wulan lalu dia pamit dan masuk ke mobil.


Maap nih kalo konfliknya nggak berkelas banget hwhwhhwgw. Author pusing banget  udah revisi beberapa bab huhuhu 😭😭

🌟🍡🌟🌟🌟🌟🌟
🌟🌟🍡🌟🌟🌟🌟
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
🌟🍓🍓🍓🍓🍓🌟
🌟🌟🍓🍓🍓🌟🌟
🌟🌟🌟🍓🌟🌟🌟
🌟🌟🌟🍓🌟🌟🌟
🌟🍓🍓🍓🍓🍓🌟

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang