"Bundaaaaa!! Gio gangguin Al mulu nih!!" al teriak, Gio memang usil selalu ganggu al jika dia sedang gabut.
"Gio, jangan ganggu kakak. Dia lagi belajar kamu kok nggak belajar" Kinanthi ,Bunda Alveena.
"Nggak kok Bun, Kak Al aja yang lebay. Gio cuma mau pinjem laptop kakak gaboleh, dasar pelit huuuuu" Jawab Gio tak mau kalah.
"Kamu kan punya Laptop sendiri, gamau aku pinjemin kamu. Palingan buat main game sama nonton Youtube ga penting. Kamu belajar sanaa ihh, nyebelin banget" Alveena mulai emosi.
"Ayoo Gio keluar nanti kakak kamu marah rumahnya bisa roboh" bisik kinanthi tentu saja bisa didengar Alveena.
"BUNDAAAAAA IHH!!!" teriak Al , Kinanthi dan Gio sudah berlari keluar.
"nyebelin banget ih,Tugasku masih banyak lagi! Fighting,kerjain sampe kelarr" semangat Al pada diri sendiri.
* * * *
"Vena, Ayah gabisa anterin kamu. Soalnya ada rapat pagi nanti. Ayah udah berangkat daritadi" ucap Kinanthi saat Alveena sedang makan.
"Ayo Abang Gio anter naik sepeda aja neng" kata Gio.
"Ih apaan kamu geli banget,nggak usah nanti kamu yang telat"
"Yaudah neng kalo gamau abang anterin" jawab Gio dengan nada menggelikan.
"ih bundaa Gio nih" tawa mereka pecah.
* * * * "Makasih Pak," ucap Al saat turun dari angkot.
"Iya neng" jawab Bapak itu.
Saat baru saja memasuki gerbang, Alveena ditubruk seseorang sampai terhuyung kedepan.
"ih Nata, kenapa?" tanya Al saat menyadari yang menubruknya adalah Renata.
"tumben nggak diantar Bokap lo?" tanyanya.
"Iya lagi ayah lagi sibuk" jawab Vena dan dijawab oh saja.
"oh ya tugas lo udah selesai?" tanyanya lagi.
"udahlah tadi malam aja gue lembur sampek jam setengah satu" jawab Vena.
"gila lo kalo gue sih mending tidur." jawab Renata santai.
"nanti gue contekin lo pasti belum selesai" kata alveena dia tahu persis cewek disamping nya itu pasti belum selesai.
"hahha tau aja lo, ntar gue longgarin deh pas narik uang kas di lo" jawab Renata terkekeh.
"Ih, gue mah emang rajin bayar kas gapernah absen. Lo tuh yang bendahara malah bolong bolong kalo narik aja galak banget" omel Vena.
"hahah iya ya" jawab Renata. Vena memang berteman dengan semua orang terlebih Renata dan Angel yang sering bersamanya, yah teman dekat belum bisa dibilang sahabat.
* * * * Saat Alveena masuk ke kelas XI IPA 2 semua murid langsung meminjam tugas Alveena, bukan memanfaatkan mereka juga sering bantu Alveena.
"barengan aja napasi, kalo debat mulu ga selesai" kata Alveena. Diangguki teman temannya.
"Cih, sok baik banget. Pencitraan" kata cindy. Tentu saja tidak semua murid menyukai Alveena, contohnya Cindy, sejak kelas 10 dia memang gasuka dengan Alveena. Alveena ga tau alasannya.
"Apaansi lo ribet banget, bukan urusan lo kali. Heh nanti kalo Cindy minta contek jangan kasih!!" Teriak Angel dan di beri acungan jempol semua siswa dikelas.
Cindy berdecih dan terlihat sekali dia marah, dan duduk dikursinya.
Alveena menghiraukan mereka, dia lebih memilih membuka buku kesayangannya. Buku yang menjadi pelampiasan jika dia sedang marah sedih ataupun senang. Sejak SMP dia menulis buku Diary nya.
Bahkan dirumah dia sudah memiliki beberapa Buku yang tentu lumayan tebal. Dan beberapa ada kuncinya juga, dia membeli buku yang ada kuncinya karna takut jika bukunya dibaca oranglain.
Bunyi bel menandakan bahwa sudah saatnya akan dimulai pelajaran, teman teman Alveena sudah memperlihatkan wajah leganya yang berarti sudah selesai menyalin. Alveena menutup buku Diarynya dan mengambil buku tugasnya.
Pelajaran berlangsung.
Saatnya istirahat dan Alveena lapar.
"Ngel kantin yuk?!" kata Alveena.
"Hayukklah, ayo nat kantin!" Tanya Angel ke Renata.
"ayo"
* * * *
"Tumben lo ngajak kantin, biasanya kita yang ngajak dan lo ogah malah lebih milih nulis buku apatu" Kata Nata, setelah bakso dan es jeruk sampai dimeja mereka.
" Laper si tadi pagi nggak sarapan banyak karna ga diantar ayah takut telat" jawab Alveena.