Bagian 33

36 2 0
                                    

"keluar el, aku gamau ketemu sama kamu, aku mau cerai"
"itu El yang harusnya aku katakan sama kamu" imbuh Alveena

"Al aku beneran ga sengaja,maaf in aku" jawab Elang.

"kamu selalu minta maaf, tapi juga selalu nyakitin aku El" lirih Alveena.

Elang hanya diam, dia sudah tak bisa berkata lagi melihat Alveena yang sudah meneteskan air matanya. Dia akan melakukan apapun untuk membuat Alveenanya bahagia, tapi jika perceraian akan membuat Alveena bahagia, dia tak akan melakukannya sampai kapanpun. Biarkan dia menjadi orang yang egois,tapi melepaskan Alveena? Tentu saja dia bahkan tak punya fikiran kesitu.

"jangan ceraikan aku" kata Elang akhirnya, mau tak mau Elang harus menyuarakan opininya agar tak berpisah.

"aku tak melakukannya" jawab Alveena, Mata Elang berbinar bahagia.
" tapi aku juga punya syarat" tambah Alvena lagi.

"apapun" jawab Elang antusias.

"aku akan tinggal disini sementara wakt-"

"Tidak!" Potong Elang.
"itu sama saja kamu meninggalkanku, aku tak mau jauh darimu. Tak akan pernah!" tegas Elang.

"itu berati kau memilih jalur perceraian denganku" ucap Alveena tersenyum manis.
"El aku juga Wanita biasa, wanita yang bisa sakit hati,wanita yang bisa terluka. Selama ini aku berusaha memendam semua nya El, jadi biarkan aku juga lakukan itu lagi. Dengan mengistirahatkan hatiku dulu"

"baiklah hanya beberapa hari"

"terserah" jawab Alveena.

"malam ini aku disuruh Bunda menginap dulu" bohong Elang.

"tidurlah nanti dengan Gio" suruh Alveena, dia ingin tidur siang dulu.

"tidak mau! Kau lihat Gio mau membunuhku tadi" rengek Elang.

"apa kau mau tidur dengan-"

"ya aku mauuu, aku mauu" jawab Elang .

"hei dengarkan orang bicara dulu, aku menyuruhmu tidur dengan ayah!" kata Alveena.

"tidak baik tidur dengan sesama lelaki, baiklah aku akan tidur disini saja" ucap Elang berlari menyusul Alveena yang sudab berbaring diranjang.

"aku ingin istirahat,hentikan tanganmu" ucap Alveena.

"tidak mau, disini kenyal dan hangat" ucap Elang menciumi bahu Alveena yang membelakanginya.

"Elang,jangan dicubit"

"ah yamaaf, tidurlah"

'Bahkan disaat seperti ini Elang masih saja mesum!' batin Alveena sebelum masuk kedalam alam mimpinya.

* *
"Elang bangun" perintah Alveena.

" tidak" lirih Elang lagi yang kini malah mengeratkan pelukan Alveena dan menelusup kedada Alveena.
"ini sudah saatnya makan malam,Bunda sudah membangunkan kita tadi" perintah Alveena, kini dia mengangkat tangannya mengusap kepala Elang, tunggu..

Alveena mengarahkan telapak tangannya dikening Elang, dan benae saja.

"bagaimana bisa kau demam?" tanya Alveena.
"bangun kau demam"

"kenapa aku harus bangun"tanya Elang sekarang diceruk leher Alveena.

"tentu saja kau harus bangun, kau menindihku. bgmna caraku mengurusmu jika begini" kata Alveena berusaha mendorong Elang tapi malah Elang semakin mengeratkan pelukannya.

"begini saja mengurusku" kata Elang seperti bisikan.

Alveena meraih handphone nya yang ada dinakas lalu menelpon.

"hallo kak!  Turunlah, kami sudah dibawah kau dan siburung itu lama sekali" gerutu gio.
"dan ya kau kenapa menelpon? Rumah kita hanya dua lantai kau berteriak pun aku mendengarnya"

"Elang sedang sakit, bisakah kau membantu kakak, bawakan makanan dan juga air komp-"

"aku tidak suka dikompres" jawab Elang segera .

"ah makanan dan juga obat ya sayang" ucap Alveena pada Gio, Gio harus dibaiki jika dimintai sesuatu. Mendengar Alveena memanggil sayang oranglain, Elang mengeratkan pelukannya dan menggeram

"burung memang menyusahkannnn" gerutu Gio lalu Alveena mematikan sambungan.

* *

"ini, hei burung gila. Lain kali kalo sakit jangan dekati kakakku, jangan memeluknya seperti itu,nanti dia kesakitan bodohh" ucap Gio setelah masuk kedalam kamar Al.

"Gio jangan begitu, dan makasih" ucap Alveena.

"Gio turun dulu, mau main ps. Ga elegan cowok kok sakit ewh" Gio berlalu keluar kamar.

"makan dulu" ucap Alveena.

Elang menurut dan langsung duduk dibantu Alveena.

"kamu kok bisa demam? Mikirin apa?" tanya Alveena.

"aku nggak ganti baju dari Jerman, karna nyebur ke air mancur buat ambil ini" kata Elang lalu merogoh sesuatu di bajunya dan menampilkan cincin pernikahan mereka.

"maaf" lirih Alveena merasa bersalah.

"aku yang minta maaf, dan ya untuk ucapan aku yang waktu itu. Aku bener bener kebawa emosi karna kamu sama Allard sialan itu" kata Elang.

Alveena menghentikan aktivitas menyuapi El dan menatap lekat Elang.

Apa aku juga ga berhak buat marah karna kamu diem diem bersama Lian- Alveena.

Alveena menjawab dan kembali melanjutkan aktivitasnya tadi, Elang sempat bingung karna sikap Alveena, tapi dia diam karna sakit dikepala membuatnya tak kuat untuk bersuara lagi.

* * *
"udah tidur" ucap Alveena karna Elang masih saja menatapnya.

"kan daritadi belum dikasih cium" kata Elang memanyunkan bibirnya.

"udah tidur, besok kamu kerja! Gausah males malesan demam kamu udah turun, kalo gamau kerja besok pulang ada maid miranda." ucap Alveena setelah mencium kening El.

"tega banget kamu, suami lagi kaya gini disuruh pulang" kata Elang membenamkan wajahnya ditempat favoritenya.

Alveena diam lagi, sungguh jika Elang manja itu sangat menyusahkan apalagi jika posesive nya itu keluar.

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang