Bagian 32

30 2 0
                                    

Pandangan mereka bertemu, pandangan terharu karna bisa melihat wajah satu sama lain, tapi juga pandangan terkejut dan benci saat Alveena melihat lengan suami yang dinantinya selama ini berada dirangkulan wanita yang ia anggap menjijikan.

Cessh

Perasaan Alveena hancur, apa benar kalau Elang menduakannya? Demi,Demi Lian. Perih kalian tahu hatinya perih dan giginya menggigil menahan tangis.

Keempat temannya yang sadar,dan melihat Elang langsung saja membatin

"mati ko El, gue gamau ikut ikutan lagi"

Alveena memutuskan kontak mata mereka, tidak bukan untuk kabur. Tapi untuk berfoto dia tidak ingin menghancurkan pernikahan orang.

Elang dengan cepat menepis rangkulan Lian dan berlari ke arah Alveena berdiri diseberang pengantin.

"Al" panggil Elang saat sudah didepan Alveena, Alveena tak memandangnya.

"Allard kau bisa cepat memulai foto nya" ujar Alveena pada Elang mengabaikan Elang.

"menyingkir, jangan merusak foto kami" ketus Allard pada Elang , Allard juga sempat terkejut

Elang mengambil posisi disebelah Alveena menengahi Alveena dan allard agar tak bersampingan.

cekrek, foto selesai. Elang resah, dan hendak menjelaskan.

"Al aku bisa-"

"Allard aku akan pulang ke Indonesia, dan mungkin belum bisa pergi ke kampus lagi" pamit Alveena.

"Aku akan mengantar" jawab Allard yakin.

"Tidak, jangan aku akan pulang sendiri. Dan. Keempat temanku masih akan disini sepertinya untuk berlibur aku menitipka  mereka padamu." mereka berpelukan membuat bom yang akan meledak disamping mereka, tanpa pikir panjang Elang menarik Alveena kuat untuk keluar dari gedung itu. Menghiraukan beberapa tamu dan Alveena yang merintih kesakitan meminta dilepaskan.

"LEPAS!" teriak Alveena saat mereka sudah diluar gedung.

"Jelasin! Kenapa kamu bisa dateng sama Allard sialan itu hah! Dan peluk peluk gitu seperti jalang!" emosi Elang.

Alveena sakit hati,  dibentak dan Jalang? Oke.

"Nggak bukan maksud aku ngomong gitu Al" sesal Elang karna tak sengaja mengucap kata Jalang.

"gapapa aku emang Jalang El, dan aku bakal jadi Jalang seperti yang kamu pikir, Jalang itu bukankan orang yang pergi setelah mendapat  bayaran? Aku gausah kamu bayar El, aku pergi. Dan juga jagain Jalang favorit kamu itu, jangan sampai dia juga pergi sebelum kamu bayar" kata Alveena, dia menangis tapi berusaha tegar. Bukankah itu sudah kebiasaan Alveena?

"Nggak, Nggak Al jangan. Aku nggak bermaksud! Jangan pernah berfikir buat ninggalin aku! Nggak akan bisa dan nggak akan pernah" teriak Elang dia memeluk Alveena erat benar benar erat.

"hei aku ini jalang yang kotor, lepaskan aku" kata Alveena.

"kamu bukan jalang! Jangan pergi, aku bisa jelasin semua Al, jangan pernah berfikir tinggalin aku. Kamu milikku selamanya!"

"security! Tolong lepaskan orang ini. Aku tak mengenalnya,aku ingin pergi" teriak Alveena pada kedua security itu. Security itu mengangguk dan menarik Elang. Karna kewalahan security lain datang dan Elang masih saja mencoba meronta karna melihat Alveena.

Alveena menaikan tangannya dan melepas cincin pernikahan mereka.

"tidak! Jangan lepas!jangan pernah!" teriak Elang menjadi jadi.

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang