Bagian 31

32 2 0
                                    

Mau ngingetin lagi maemunah kecygan vote

"Apa itu?" tanya Elang melihat istrinya membawa kotak.

"ini paket, aku membeli buku diary baru tak lama ini. Aku jadi jarang melukis" jelas Alveena,sekarang dia sedang membuka buku nya.

"kenapa kamu suka menulis Diary?" tanya Elang, dia ingat saat mereka kejar kejaran karna ia mengambil buku diary alveena.

"aku suka, sangattt. Aku bisa menulis semua perasaanku tanpa ada rasa ragu. Aku lebih nyaman menulis masalahku dibuku daripada menceritakan kepada seseorang yang bahkan bisa saja menyebarkan masalahku" jawab lisa.

"kamu bisa cerita kepadaku sekarang, kamu bisa mempercayaiku Al" kata Elang.

"Tidak biarkan Diary dan Penaku tetap melakukannya, aku bahagia bisa menulis dibuku ini" terang Alveena. El mengangguk menururi kemauan istrinya.
"Besok kamu bekerja bukan?"tanya Alveena.

"ya, rasanya malas sekali. Aku akan ambil cuti lagi, Aku CEO!" kata Elang sambil memeluk Alveena dari samping ( ini dikamar gaes)

"tidak, besok kamu harus bekerja aku tak mau menjadi istri dari suami pemalas, dan ya besok saat pulang kerja kita bisa dinner" tawar Alveena.

"Yaaa yaaa aku akan datang, besok akan ku booking restauran Glarets. Hanya kita yang akan disana"ujar Elang berbinar.

"Tidak, jangan membuang buang uang, makan disana saja sudah bisa untuk membeli 10 tiket keluar negeri. Apalagi membookingnya!" ujar Alveena, dia lebih suka makan diwarteg malahan,karna ada tempe goreng.

"itu keputusan seorang kepala keluarga, jadi nanti kamu pakai gaun yang ku kirim. Dan kamu datang kesana dengan supir." tegas Elang.

"baiklah terserah padamu"

* * *
21:36p.m

Alveena sudah hampir menunggu  Elang selama 1 jam lebih. Ponselnya juga tidak aktif, ini sudah benar benar jauh dari waktu janjian mereka datang.

Alveena memutuskan untuk pulang dengan perasaan kecewa,kesal, dan marah.

* * *
"nyonya, saya sekretaris Tuan El"

"ya ada apa?" tanya Alveena menjawab wanita didepannnya.

"Tuan El ingin meminta maaf karna tadi tidak bisa datang, ini benar benar mendesak dan sangat penting"

"Apa ada meeting dadakan?" tanya Al

"Tidak nyonya"

"baiklah, kira kira jam berapa dia pulang?subuh kah?" Tanya Alveena.

"tidak nyonya, sepertinya tuan tidak bisa pulang dalam beberapa hari ini, karna sedang ada diluar negeri" jelas sekertaris tersebut.

"hah? Kenapa dia tak menghubungiku sendiri bahkan ponselnya tidak aktif!" kesal Alveena.

"ah itu karna tuan terburu buru lalu ponselnya jatuh dan tuan tak mengambilnya. Saya permisi jika begitu nyonya, saya harus melakukan sesuatu"
Alveena mengangguk.

'apa yang lebih penting dari dinner mereka, dan lagi urusan apa?kerja kah? Mengapa dia sangat panik padahal dia bukan tipe orang yang seperti itu dan lagi kenapa sekertarisnya tidak ikut jika masalah pekerjaan? Ah sudahlah aku mempercayainya, semoga dia baik baik saja disana" batin Alveena.

* * *

Siang hari di Jerman.

"gue mau menghubungi Alveena dulu" kata Elang.

"Tidak jangan gue butuh lo, kalau lo hubungi dia lo bakal disuruh pulang!"
"gue butuh lo El, kalo lo pergi gue gamau hidup lagi" ancam Lian.

"gue udah hampir seminggu nggak ngabarin dia Li! Lo gaboleh gini, gue mau pulang lo larang gue mau telpon juha dilarang!" kesal Elang.

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang