Bagian 23

35 7 0
                                    

"Al" Panggil Elang frustasi, dia ambruk dan duduk kedua tangannya mengepal dikepala.

Alveena benar benar tak tega, ia menghampiri Elang dan duduk disebelahnya, Alveena menarik Elang agar berada dalam pelukannya.

"El, kamu gak boleh gini" ucap Alveena lembut, dia sudah meneteskan air mata, sungguh dia sebenarnya ingin menahannya tapi air matanya lolos begitu saja.

"aku gamau hidup, kalo gak sama kamu" Elang semakin memeluk erat Alveena, dia takut gadis didepannya ini benar benar meninggalkannya.

"Kita jalani ini masing masing oke? Cinta gak harus milikin El. Aku dapet cinta kamu aku udah besyukur banget, dan aku harap kamu juga begitu" ucap Alveena sambil mengelus rambut El daritadi.

"Kita kawin lari aja Al," kata Elang, dia mendongakan wajahnya menatap wajah Alveena.

Alveena terkekeh pelan, "jangan gila" jawab Alveena lembut.

" aku udah gila semenjak kamu pergi" kata El, mampu membuat air mata Al lolos lagi.
"Al" panggil El.

"hm" jawab Alveena.

"minta cium" ucap Elang, Alveena tak habis pikir dalam kondisi seperti ini dia masih memikirkan ciuman.

"nggakmau" jawab Alveena.

"Kok gitu" hati El menghangat, perlakuan hangat dari Al sedikit menghilangkan kegelisahannya.

"tapi satu syarat" kata Alveena.

"apapun, berapapun" jawab El mantap, dia tak tau ada hal apa yang menunggunya.

"janji ya? " tanya Al dan El mengangguk.

Alveena mendongakan wajah El dan menciumnya hanya mencium cukup lama , saat ingin melepaskan ciumannya. Tengkuk leher Alveena ditarik El, dan Kini El yang memulai ciuman panas.

Alveena terbuai, mungkin ini jadi ciuman terakhir dengan El. Pikir Alverna. Sangat lama mereka berciuman. Seolah olah mereka tak membutuhkan Oksigen.

Akhirnya mereka mengakhiri ciuman panas itu, terlihat kedua bibir manusia ini bengkak.

"oke sekarang syaratnya" kata Alveena Setelah dia selesai mengatur nafasnya. Elang menunggu syarat Alveena, berapapun harganya akan ia beli.

"k.. Kamu jauhin aku El,dan tetep tunangan sama calon kamu. Kita hidup masing masing" ucap Alveena gugup namun cepat.

"kamu masih aja mikir itu Al? Kita udah bersatu setelah berpisah lama. Dan kamu malah berpikir untuk nyuruh jauhin kamu? Apa cinta kamu ke aku bener bener sedangkal itu? Aku kecewa sama kamu Al, tapi rasa cinta aku lebih besar  daripada rasa kecewa aku" kata Elang.

"aku harap kamu jadi laki laki yang megang janji kamu" ucap Alveena lalu dia pergi masuk kerumah. Meninggalkan Elang lagi dan lagi.

* * *
"El gimana Alveena?" tanya Rani saat melihat anaknya masuk kerumah. Sedikit bau alkohol.

"udah mama urus pertunangan aku aja" jawab Elang melewati mamahnya tanpa menoleh.

Rani tau pasti terjadi sesuatu, jadi dia tak akan mengganggu anaknya dulu, apalgi akhir akhir ini Elang jadi kasar.

"besok malam kita ketemu sama calon kamu El, buat perkenalan kamu" kata Rani, dia menyusun kata agar anaknya mengerti.

"hm" jawab El hanya dengan deheman.

* * *
Esoknya.

"Al  nanti malam kita ketemu sama calon kamu" kata Kinanthi.

"iya bun Al siap siap sekarang"

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang