Bagian 22

34 8 0
                                    

"Alveena Delanna!" sapa orang tersebut, Orang yang sempat Alveena hindari.

"hm?" jawab Alveena hanya dengan gumaman.

"Lo pasti udah pernah ketemu ataupun denger soal gue, ya Gue Bella" kata Bella sambil tersenyum miring.

"ada apa  kesini?" tanya Alveena mencoba seramah mungkin karna Bella bisa dibilang bertamu kerumahnya, walaupun saat melihat Bella ia teringat dengan kejadian saat Elang menciumnya.

"nggak diajak masuk gitu?" tanya Bella mencoba memancing emosi Alveena.

"silahkan masuk" jawab Alveena masih dalam mode 'ramah'.

"nggak deh, gue kesini cuman mau ngingetin. Karna lo udah balik kesini, lo Jangan deketin Elang lagi. Karna kita mau tunangan dan sebentar lagi nikah" deg! Jantung Alveena mau copot iya, dia seakan ditusuk tusuk. Sakit sekali mendengar kata Bella.

Dia ingin menangis tapi langsung dia tahan, Elang juga berhak Bahagia dan ia juga sebentar lagi akan bertunangan juga.

"ah ya selamat untuk kalian" jawab Alveena tersenyum manis bahkan jika dilihat dia sangat pintar menyembunyikan kesedihannya.

"hm thank you, jadi lo gausah gatelin calon suami gue!" kata Bella ketus.

"nggak akan, aku juga bakal tunangan dalam minggu ini Bel, jadi kamu gausah khawatir" jawab Alveena. Bella terkejut? Tentu saja! Niatnya kesini dia ingin membohongi Alveena agar Alveena sakit hati. Tapi disini dia juga gembira, setidaknya dia sudah menyingkirkan Alveena tanpa melakukan apapun.

Dan untuk calon tunangan Elang? Mudah sekali dengan sekali gerakan Dela si 'calon tunangan Elang'itu akan musnah dari muka bumi ini. (lo gatau aja Bel Bel... :v)

"okey bagus kalo gitu! Bye!" Bella langsung pergi dan meninggalkan Alveena begitu saja. Alveena pun masuk kedalam rumah.

/ / /
Saat memasuki blok komplek milik Alveena. Dia melihat mobil yang terlihat wajah Bella dikaca mobil ( ah elah gimana kata katanya, yang penting kalian paham lah ya. Ka  klen pinter)

"Bella, ngapain dia kesini? Pasti ada hubungannya sama Al. Gue harus ikutin Bella. Tapi gue juga ngebet ketemu Alveena. Oke El, tahan dulu kita urusin yang satu ini!" kata Elang bermonolog.

Elang terus mengikuti mobil Bella.
Sampai pada jalan sepi, El menyalip dan menghalangi mobil bella.

"Turun!" sentak Elang (bela gapake supir ya gess secara dia mau hampirin Al, dan dia takut ada orang tau sekalipun supirnya. Bisa saja supirnya berkhianat gitu dan ngomong sama El)

"babee, kamu kok nyamperiin aku gini?" tanya Bella dengan nada sangat menjijikan.

"cih, lo tadi ngapain ke rumah Al? Jawab langsung gausah bacot!" sentak Elang.

"sayanggg, kamu gausah deketin Alveena lagi. Dia udah gabisa kamu milikin,mending sama aku" kata Bella manja sambil mengelus dada bidang El.

"Maksud lo apa?! " sentak elang dan menepis tangan Bella sampai Bella sedikit terhuyung kebelakang.

"dia itu balik kesini karna dia mau tunangan babe" Bella mendekat ke Elang lagi dan semakin menggoda Elang. Disini sangat sepi bukan? Dan juga dingin?  Mengapa tidak menghangatkan tubuh bersama? Pikir Bella.

Elang sempat tak percaya, tapi dia tak mau berdebat dengan wanita menjijikan ini.

"Sayangg,dingin main yuk?" kata Bella sangat sangat menggoda bagi pria lain, tapi tidak untuk Elang.

"gue gamau main sama perempuan yang udah ga perawan kaya lo ajg!" sarkas Elang dan mendorong tubuh Bella. Elang langsung masuk mobil menuju ke tujuan utamanya. Meninggalkan Bella yang menangis sesegukan.

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang