6. Kebohongan Besar

761 140 61
                                    

Hari ini Delia tidak bisa berhenti tersenyum karena Rian. Tadi pagi Rian mengirimkan pesan ingin bertemu dengannya di rooftop sepulang sekolah. Sejak di kelas Rian bahkan tak ada bicara dengan Delia, tapi Delia bisa menebak pasti ada sesuatu yang cowok itu sembunyikan.

Delia terus bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya Rian ingin membicarakan hal apa? Di pesan itu Rian bilang ingin membicarakan hal penting. Apa masalah perasaan? Apa Rian akan menyatakan cintanya hari ini pada Delia? Oh, membayangkannya saja sudah membuat Delia merasa begitu bahagia.

Tepat setelah bel pulang, Delia langsung berlari menuju rooftop, Delia bahkan tidak menghiraukan teriakkan Keyla yang ingin tahu ia mau pergi ke mana. Ia sangat bahagia dan tak sabar untuk menemui Rian. Hatinya berdebar tak karuan.

Sekolah sudah sepi, sudah 15 menit Delia menunggu Rian, dan Rian belum juga menampakkan dirinya. Apa Rian sedang menyiapkan sesuatu? Delia akan sabar, selama apapun ia harus menunggu, ia akan terus di sana sampai Rian datang.

Rambut Delia tertiup-tiup angin yang cukup kencang, sinar matahari menuju sore di tempat itu memancar sempurna. Dari atas, Delia bisa melihat jelas pemandangan jalanan kota yang ramai, dan atap-atap bangunan di bawah sana. Sungguh indah jika dugaan Delia benar, maka ia tidak akan mungkin melupakan tempat ini.

Senyuman cerah terbit di wajah Delia ketika pemuda bertubuh jangkung itu datang.

"Hai, aku pikir kamu cuma mau ngerjain aku," kata Delia saat Rian sudah berada di hadapannya, tapi Rian bahkan tak ada mengucapkan kata maaf setelah membuat Delia lama menunggunya.

"Ada apa sih, tumben banget ngajak aku ketemuan segala?"

Rian masih diam, raut wajahnya seperti menyembunyikan sesuatu.

"Yan, jangan buat aku makin penasaran deh," Delia terus mendesak tidak sabaran.

"Gue udah tau semuanya."

Delia mengerutkan dahinya. Apa Rian sudah tahu perasaan Delia? Delia semakin salah tingkah, pipinya sudah memerah karena perasaan malu.

"Tau apa?" tanya Delia tanpa berani menatap wajah Rian.

Padahal sejak tadi Rian bahkan tak menatapnya, pandangannya ia buang ke bangunan-bangunan tinggi yang jauh di sana.

Karena Rian terus diam, akhirnya Delia memberanikan diri menatapnya. Saat itu Rian membalas tatapan Delia dengan tajam, dan kedua tangannya mengepal kuat. Air muka Delia langsung berubah cemas.

"Kamu kenapa, Yan?"

Rian kemudian merogoh ponselnya dari saku kemejanya. Ia menggeser-geser layar ponselnya dengan cepat seperti mencari sesuatu.

"Lo kenal wanita yang ada di foto ini?"

Delia memandang lekat-lekat foto yang ada di ponsel Rian. Terlihat seorang wanita berpakaian seksi sedang duduk bersama pria di sebuah restoran, tatapan mereka terlihat begitu mesra.

Ia menggeleng tak percaya. "Gak mungkin, itu gak mungkin ibu aku." batin Delia.

"Kenapa diem aja, lo kenal dia kan?"

Delia membeku, ia tak sanggup mempercayai apa yang baru saja ia lihat.

"Dia ibu lo, iya kan?"

Delia akhirnya mengangguk pelan.

"Dan lo tau siapa lelaki yang ada di foto ini?" sekarang Delia menggeleng sambil meneguk ludahnya susah payah.

Rian kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Delia, hingga mata mereka saling terkunci.

Dandelion✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang