24. Amarah

454 59 0
                                    

Hening. Suasana mendadak hening ketika Andri datang dengan wajah tak bisa diartikan menatap gadis yang berdiri di samping Kelvin.

Senyum Delia langsung luntur melihat cowok bermata tajam itu. Kenapa dia harus muncul lagi? Tidak. Delia harus bisa mengendalikan dirinya. Dia sudah tidak punya perasaan apa-apa pada Rian, bahkan perasaan benci sekalipun.

Andriansyah, cowok cuek itu adalah sahabat karib Kelvin yang juga pernah menjadi teman Delia, bahkan dia pernah mengisi hati gadis itu tanpa sepengetahuannya.

"Rian...." gumam Delia.

Andri alias Rian yang Delia kenal saat SMA itu masih sama seperti dulu, tak ada senyum yang dia tunjukkan pada Delia. Mungkinkah Rian masih membenci Delia?

"Sorry, gue duluan." ucap Andri lalu pergi begitu saja.

Kelvin menatap Delia penuh tanya. Sementara Delia hanya bisa menguatkan hatinya untuk tidak menangis. Tolong, dia sudah terlalu banyak mengeluarkan air matanya akhir-akhir ini, dan tidak. Dia tidak mungkin menangis hari ini. Delia kuat.

"Vin, gue mau pulang," ucap Delia, tanpa bertanya apapun Kelvin segera berpamitan pada teman-temannya, dan mengantarkan Delia pulang...

"Apa Delia mantannya Andri?" tanya Gio pada siapa saja.

"Gak mungkin. Bukannya Andri itu gak pernah pacaran selain sama Laura?" ujar Bayu.

"Iya. Laura kan cinta pertamanya, sampe sekarang mereka masih baik-baik aja tuh."

"Terus siapanya dong?"

"Gak usah kepo deh, biarin itu jadi masalah mereka." ujar Riski.

"Ye gondrong, kita kan sahabatnya!"

"Serah!"

Dan acara kumpul-kumpul sambil main skateboard pun harus tetap berlangsung meski tanpa ada Kelvin, Andri, juga Delia. Benar-benar tidak sesuai ekspektasi.

~

"Gue baik-baik aja kok Vin," ucap Delia menjawab wajah penuh tanya Kelvin.

Kelvin ingin bertanya ada apa sebenarnya antara Delia dan Andri, tapi dia takut menyakiti hati gadis itu.

Kelvin hanya mengangguk, lalu melajukan motornya membelah jalanan yang sepi. Dia harus menanyakan hal ini pada Andri nanti.

Motor itu melaju dengan kecepatan sedang. Daun-daun kering beterbangan, dan angin berhembus kencang. Langit cerah dan udara terasa sejuk. Delia merasa hatinya sedikit tenang berada didekat Kelvin, dia ingin menangis, tapi bosan.

Perlahan, Delia melingkarkan tangannya ke pinggang Kelvin, dan memeluk Kelvin dengan erat. Dia menyandarkan kepalanya pada punggung pemuda itu, dan entah kenapa rasa sesak dihatinya perlahan lebur.

Dari balik kaca spion, Kelvin tersenyum kecil. Hatinya berdebar kencang. Perasaan apa ini? Benarkah dia telah jatuh hati pada Delia?

Kelvin menggenggam tangan Delia dengan tangan kirinya, mengeratkan pelukan itu.

"Tetep jadi temen gue ya Vin," bisik Delia.

"Iya." itu pasti. Bahkan jika Delia menginginkan lebih, Kelvin tentu menyetujuinya.

~

"Gue ngomong sesuai fakta Vin," ucap Andri setelah menjelaskan semuanya pada Kelvin.

Malam ini Kelvin datang ke rumah Andri, dia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kelvin menggeleng menatap kolam renang di depannya.

Dandelion✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang