1. Malam Menyebalkan

3.1K 262 112
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


Langit hitam pekat dihiasi banyak bintang, daun-daun kersen bergoyang diterpa angin malam, diiringi jeritan para jangkrik yang bersembunyi dari balik rerumputan.

Malam itu sudah lewat pukul sembilan. Suasana jalanan di kawasan industri itu mulai sepi, hanya ada satu atau dua motor yang lewat. Dan di malam yang sepi itu, seorang gadis berjalan sendirian tanpa ada rasa takut sama sekali.

Gadis itu mengenakan seragam lengan pendek berwarna merah maroon dengan kerah berwarna navy. Dipadukan dengan jeans berwarna hitam, flatshoes hitam, beserta tas sandang kecil berwarna cokelat di bahu kirinya.

Rambut panjangnya terlihat lepek dengan ikatan seadanya. Wajahnya terlihat sangat lelah, lingkaran hitam di area mata menyamarkan keindahan bola mata coklatnya. Terlihat jelas jika dirinya adalah sosok manusia kurang tidur dan pekerja keras.

Tubuhnya tinggi semampai, ramping dan bersih. Bulu matanya panjang dan lentik, hidungnya lancip, bibirnya tipis dan berwarna merah alami. Faktanya, dia memang gadis yang cantik. Namun, apa gunanya kecantikan jika jalan hidupnya sangat buruk? Dia tidak pernah merasa bangga atas wajah cantiknya itu.

Sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi, suaranya sangat mengganggu ketenangan malam yang sunyi di jalan kawasan itu. Dari belakang, gadis itu bisa melihat cahaya lampu motornya meski motornya terdengar masih jauh, dan alangkah terkejutnya dia ketika sebuah insiden menyebalkan terjadi begitu cepat.

Crattttt!!

Genangan air dari jalan yang berlubang di samping Delia tepat mendarat ke tubuh, cipratannya sungguh terasa perih hingga ke wajah.

"Sialan!" umpat Delia murka.

Namun, pengendara motor sport hijau itu terus melaju, meski sekilas Delia melihat tangan kiri dengan gelang kain hitam itu mengangkat kedua jarinya tanda peace.

Dan...

Brakkk!!

Suara apa itu? Mungkinkah si pengendara motor songong itu jatuh? Syukurlah, karma memang selalu datang di waktu yang tepat.

Tapi jika benar dia jatuh, mungkinkah Delia akan diam saja atau menertawakannya? Tawa, kata itu sungguh asing di telinga Delia. Tidak, dia tidak bisa sejahat itu.

Delia berlari mendekati sumber suara tadi, sementara jalanan semakin sepi. Dan benar saja dugaannya, pemilik motor bising itu jatuh.

Delia mendekat ragu, pemuda itu membuka helmnya perlahan. Motornya sudah terguling, dan dirinya sudah berhasil bangkit dari tindihan motor itu. Delia ingin memaki, tapi iba.

Tangan pemuda itu lecet, dan ripped jeans hitam yang dia kenakan robekan nya semakin besar di bagian lutut sebelah kirinya, meninggalkan darah dan luka yang pasti terasa perih.

Pemuda itu terpaku ketika menatap Delia, tapi beberapa detik kemudian senyuman manis muncul yang sekaligus menerbitkan sebuah lesung di pipi kanannya.

"Maaf, maaf banget. Niatnya buru-buru eh malah kena karma instan," kata pemuda itu lalu terkekeh kecil setelah cukup lama keadaan hening menemani.

Dia mencoba berdiri, tapi sepertinya kesulitan.

"Lo baik-baik aja?" tanya Delia dengan nada dingin.

"Hm, tadi waktu jatuh emang sakit, tapi setelah liat kamu, langsung membaik."

Bullshit!

Berani sekali pemuda ini, belum kenal sudah menggombal. Dia pikir dengan tampangnya yang tampan itu bisa meluluhkan hati Delia? Tidak segampang itu.

Dandelion✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang