7. Bola basket

688 22 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE+COMMENT
.
.
.
.
HAPPY READING❤️❤️

****

Sinar mentari menerpa wajah Fanya dari balik kaca Helmnya, suasana pagi ini masih sama seperti biasa dimana Fanya berada di atas motor bersama Al, senyumnya mengembang di sepanjang perjalanan sampai ia menyadari telah sampai pada tempat dimana ia biasa turun.

"Udah turunin aku disini aja!" Pinta Fanya pada Al.

Sudah menjadi hal biasa jika mereka berangkat bersama harus sampai pagi pagi sekali, agar tidak ada yang melihat. Padahal juga Fanya turunnya di depan SMA Angkasa yang berjarak kurang lebih 10 meter dari SMA nya, memang sangat dekat sekali bukan.

"Iya," jawab AL singkat, hatinya bergemuruh, ia tidak tahan jika harus menyembunyikan hubungan nya dengan Fanya.

"Buruan pergi sana! Ini udah kesiangan," usir Fanya sambil merapihkan seragamnya.

Al segera melajukan motor besarnya, memasuki gerbang SMA Bhakti Mulia yang sudah hampir di tutup.

"CK!" Umpat AL dalam hati.

Di depan gerbang pria dengan motor besarnya membuka helm fullface meminta security agar tidak menutup gerbang terlebih dahulu.

"Eh mas Keenan, buruan masuk keburu saya tutup nih." perintah Pak Mali yang langsung dilaksanakam oleh Keenan.

Fanya berhenti didepan gerbang dengan sedikit ngos ngos an. Sial, gerbang ditutup, rugi dirinya lari lari.

"Aduhhh Pak bukain napa!" Fanya dengan wajah memelasnya.

"Ini udah terlambat 3 menit,neng cantik." jawab Pak Mali selaku satpam.

Otak licik Fanya berputar agar dia bisa memasuki sekolah.

"Gini deh Pak,saya traktir makan 3 hari gimana?" Tawar Fanya.

Pak Mali berfikir, ada untungnya juga dia bisa makan gratis.

"Emmm, Yaudah deh lumayan," Pak Mali membuka sedikit gerbang tersebut, namun ini adalah hari sial Fanya, karna Pak Boedi datang mencegah.

"STOP, jangan di buka biarkan saja, ini adalah hukuman bagi siswa yang tidak disiplin!" Cegah Pak Boedi dengan wajah mengerikan.

"T-tapi pak-".

"Sudah tunggu saja sampai upacara selesai!"

Dengan berat hati Fanya mematuhi perintah Pak Boedi, ia tahu betul konsekuensi jika terlambat, membayangkan saja Fanya sangat malas.

"Tapi di pikir pikir, kalo di hukum nggak ikut pelajaran dong," gumam Fanya dengan senyum menyeringai.

Kurang lebih 45 menit Upacara bendera telah usai di laksanakan seluruh siswa dan siswi berhamburan untuk menuju kelasnya masing masing.

"Ayoo! yang terlambat cepat berbaris!" perintah pak Boedi dengan tegas.

"Baikkk Pakkk!" jawab 5 orang anak yang terlambat.

"Yasudah cepat hormat, ke tiang bendera sampai jam pelajaran berikutnya,"

Mata Fanya membulat sempurna,lebih baik di dalam kelas saja mengikuti pelajaran karna tidak terkena panas, juga ia bisa tidur sepuasnya batin Fanya.

"CK! kenapa coba lama banget!" Gerutu Fanya sambil terus menatap bendera merah putih.

Fanya melirik ke samping sepertinya banyak anak anak yang akan berlatih basket.

"Sial muka gue mau di taroh mana," lirih Fanya

"Keen, noh Fanya noh kasian wajahnya pucet gitu," Celetuk Yosen yang membuat Keenan memandang cepat kemana arah mata Yosen.

"Babi lo,maen pergi aja!" Pekik Yosen.

Mata Fanya menyipit, kepalanya sedikit mendongak melihat Keenan yang tengah menghalangi sinar matahari agar tidak mengenainya.

"Mau minum?" Tawar Keenan sembari menyodorkan botol air nya.

"Nggak!" jawab Fanya datar.

"Yaudah nggak usah galak gitu," Keenan terkekeh seraya mengacak rambut Fanya yang masih tertutup topi.

"Ihh pergi, ntar gue dimarahin," usir Fanya dengan lirikan tajamnya.

BUGH....

"Awsss," rintih Fanya karna sebuah bola basket menghantam kepalanya.

"Eh bangsat, siapa ni lempar lempar bola!" Teriak Keenan pada anak anak yang sedang berlatih basket.

Samuel berlari kearah Keenan dan Fanya berdiri, yap betul pelakunya adalah dia.

"Sorry, Gue gak sengaja," ucap Samuel dengan entengnya.

"Sam Sam, lo mah gak Kacian sama dede gemes gue," sahut Yosen yang baru saja datang menghampiri mereka.

Fanya melirik sinis Samuel,"Lo lagi lo lagi!! hobi banget sih cari masalah!"

"Nggak usah banyak omong," Balas Samuel,dengan tak berdosanya dia menarik tangan Fanya.

"Ehh tai, mau lo bawa kemana?" Celetuk Keenan yang melihat Samuel akan membawa pergi Fanya.

"Uks!"

"Gue aja yang bawa!"

Samuel tak menghiraukan ucapan Keenan, Keenan pun tak tinggal diam ditariknya tangan Fanya agar ikut dengannya. Dan terjadi lah aksi tarik menarik.

"Bisa nggak sih nggak usah ribut!" Tegas Fanya,menghempaskan tangan Samuel dan Keenan bersamaan.

"Biar gue yang bawa, lo lanjut aja main basketnya, gak usah merasa bersalah gitu dong bro!" cerca Keenan seraya mengenggam tangan Fanya menuju UKS.

Samuel melihat sekilas punggung Fanya dan Keenan yang pergi,lalu ia dengan wajah bodo amatnya pergi berlari untuk berlatih basket lagi.

"Kampret, nasib gue ditinggal mulu yak,"

"Untung gapunya doi kalo punya udah ditinggal juga paling." Gumam Yosen.

***

TBC!

SALAM MANIS AUTHOR

STARLA30❤️

B A C K S T R E E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang