46.Warisan

474 17 1
                                    

20++ comment Update nanti malam🤗
.
.
.

Happy Reading❤️

****

"Fan,Fan,jangan pergi!!!Fanyaa!"
Dengan nafas ter engah engah Samuel berusaha duduk untuk menetralkan pikiranya yang tiba tiba kacau,dahi nya sudah dibanjiri keringat dingin mimpi itu benar benar seperti nyata.

Ceklek....

"Sam?"

"Lancang banget lo masuk kamar gue!"sentak Samuel

"S-sorry,gue tadi denger lo teriak manggil Fanya,gue pikir dia nggak baik buat lo Sam!"lirih Hanna sambil menundukan kepalanya.

Samuel terdiam sejenak membuang nafasnya gusar,ia masih binggung dengan mimpinya tadi rasanya sangatlah nyata.

Apakah ini sebuah pertanda?

Samuel menyibakan selimutnya menuruni ranjang ,berjalan pelan menuju tempat dimana Hanna berdiri dengan senyuman manis terukir di bibirnya,perlahan ia memegang daun pintu membuat posisinya semakin dekat dengan Hanna dan....

"Lo udah pikirin kan Sam?"

"Hm"

Hanna tersenyum,maniknya menatap lekat pria di depannya.

"Dia bukan yang terbaik buat lo!buat gue selingkuh itu kesalahan yang-"

"Keluar!"

"Sam?"ucap Hanna bertanya tanya

"KELUAR!!!gue gak butuh omong kosong lo!"

"T-tapi Sam! Fany-,"

"KELUAR!!!"

"Iy-aa,"Hanna memundurkan tubuhnya yang bergertar ternyata Samuel benar benar menjadi singa saat marah.

Bruakkk......

Suara bantingan pintu membuat Hanna tersentak ,tapi hanya sedikit perasaan takut sekarang karna selebihnya ia merasa senang karna mendapatka ide.

"Gue yakin Sam kalo lo itu mudah di taklukin, sedikit pergerakan lagi..."Lirih Hanna dengan pandangan yang tidak terlepas dari pintu kamar Samuel.

***
Rey menaruh beberapa kantong plastik berukuran jumbo kedalam bagasi mobilnya rasanya aneh sekali bagi Rey karna ia harus meninggalkan motor kesayanganya dirumah demi membawa barang barang belanjaan.

Di Sepanjang perjalanan pemilik toko kue dengan paras rupawan itu hanya bersenandung kecil ditemani alunan musik Band Favoritnya "Seberapa pantas"-Sheila on Seven.

"Gini banget nasib gue,sekalinya jatuh hati ama pacar orang!"gumam Rey seraya tertawa kecil, bukan gila ya tapi ia merasa lucu dengan dirinya sendiri.

***

Ting nong....ting nong.... ting nong.

Reyno terus memencet bell rumah Fanya menunggu sang pemilik rumah menampakan wujudnya , sesekali ia menarik nafas agar tidak terlalu canggung nantinya, memang semakin hari rasa akan terus tumbuh tak terbendung seperti yang dirasakan Rey akhir akhir ini.

Ceklek.....

Suara gagang pintu yang ditarik menampilkan gadis dengan rambut di gelung namun sedikit acak acakan.

"Ngapain lo?"

"Sewot amat,gue ada niatan baik lho kesini!"tutur Rey dengan wajah memelas.

"Makasih!"ucap Fanya datar.

B A C K S T R E E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang