YUK VOTE+COMMENT
.
.
.
.
HAPPY READING ❤️***
"Fanya!" Suara bariton itu Fanya mengenali sekali siapa pemiliknya.
Tanpa membalikan badanya ia memasuki rumah dengan langkah panjang, fungsinya untuk menghindari pria tersebut, ya gitu deh rahasia awet ya abis bertengkar, baikan, bertengkar lagi, baikan lagi akan terus seperti itu sampai kapan pun.
"Kamu marah hm?" Samuel mencekal pergelangan tangan Fanya .
"Apaan sih, bisa pergi nggak!"
"Nggak!" Jawab Samuel santai.
Fanya melepas tangan Samuel yang sedang mencekalnya, ia berlari menaiki tangga dan ternyata Samuel masih saja mengikutinya.
"Apaa? jangan mendekat!" Peringat Fanya untuk kedua kalinya.
Tapi Samuel tetap gencar mengikutinya hingga memasuki kamar Fanya.
Degggg.....
Seketika jantung Fanya mencelos kala Samuel menarik dirinya dengan posisinya saat ini masih membelakangi pria itu.
"Ngapain sih!" Perotes Fanya tidak terima, karna Samuel memeluknya dari belakang melingkarkan tangan kekarnya di pinggang Fanya.
"Nggak papa, maaf." Samuel membawa kepalanya bersembunyi di ceruk leher jenjang Fanya, sangat memabukan, dengan aroma marsmellow yang sangat Samuel sukai.
Mata Fanya meremang mendapati nafas Samuel yang menerpa leher jenjangnya, dan buru buru Fanya melepaskan dirinya dari pria itu, tapi nihil usahanya sia sia karna Samuel semakin memepererat pelukanya.
"Ihhh, aku nggak suka, Al!"
"Tapi aku suka." Fanya mendengus kesal karna jawaban Samuel.
"Mau apa?" Tanya Fanya sedikit halus.
"Jalan!" Jawab Samuel masih pada posisi yang sama.
"Yaudah aku mandi dulu,lepasin akunya."
Akhirnya berhasilah Fanya keluar dari pelukan yang selalu membuat ketagihan, di dorongnya Samuel keluar dari kamarnya sedikit kasar."Aku tunggu dibawah!" Ucap Samuel di iringi kekehanya, ia tahu pasti gadisnya sedang malu pasti.
Ceklek........
Hufftt
Fanya menarik nafasnya, agar detak jantungnya kembali normal, ia memegang pipinya, menutup matanya mengingat kejadian tadi sungguh diluar dugaan, tapi jujur Fanya menyukainya.
"Makasih Al." gumam Fanya, lalu bibirnya melengkung membentuk senyuman.
***
"Permisi mas mbak, ini pesananya." Ucap pemilik warung Nasi goreng yang sedang Fanya dan Sam kunjungi."Makasih pak."
Penjual itu mengganguk sebelum meladeni pembeli lain.
Fanya membuka plastik krupuk, ini kebiasaanya kalau makan nasi goreng harus di dampingi dengan krupuk, Sam menatap gadisnya lekat lekat, senang rasanya jika gadis itu bisa makan dengan lahap.
"Liatin aku nggak bikin kamu kenyang Al!" Cibir Fanya masih terfokus pada makananya .
"Siapa bilang?"
Fanya meletakan sendoknya, lalu tatapannya beralih pada pria itu, ia tertawa lepas membuat Al bingung mengartikanya.
"Bilang aja mau di suapin,gitu aja pakek acara kode kode segala," Ketus Fanya, tawanya kembali lepas mengetahui Al tak bisa berkata kata lagi.
"Aaaak," Titah Fanya agar Sam membuka mulutnya.
"makin hari makin cantik," cicit Samuel sambil mengacak pelan rambut Fanya gemas.
Fanya mendelik karna rambutnya sedikit berantakan, ditambah lagi tadi terkena angin waktu naik motor.
Tidak berselang lama setelah menyelesaikan acara suap menyuap Fanya melihat ke arah trotoar di sebrang.
Dulu selepas makan mereka selalu menyempatkan memberi 3 bungkus nasi goreng untuk 2 orang anak jalanan.
"Makasih pak, Al aku kesana dulu sebentar." pamit Fanya seraya membawa kantung platik berisi nasi goreng, Sam mengangguk mantap menyetujui keinginan Fanya.
Fanya berlari kecil menghampiri mereka, ia tersenyum sumringah, mensejajarkan tingginya dengan kedua anak kecil yang berumur sekitar 10 dan 7 tahun.
"Kak Anya!" Sapa gadis kecil dengan baju lusuhnya.
"Hai Nina Nino, kakak kangen."Fanya merentangkan tangannya untuk memeluk dua anak itu.
"Aku juga Kak!" Jawab Nino dan Nina membalas pelukan Fanya.
Fanya menyodorkan kantong plastik tersebut membuat kedua anak itu terenyum antusias.
"Kok ada 3 kak?" Tanya Nina bingung.
"Buat ibuk kalian." jawab Fanya lembut lalu beralih mencubit pipi gembul Nina.
"Makaasihh Kak, Nino sama Nina pulang dulu."
"Dadaaa!!!!" Fanya melambaikan tangan kala gadis kecil dan kakak laki lakinya itu berlari kegirangan.
"Udah?" Tanya Sam yang sudah berada diatas motor.
Fanya mengganguk pelan dengan semangat ia menaiki motor sport Samuel tak lupa dibantu Samuel tentunya:v
Samuel melajukan montor sportnya membelah angin malam.
"Hampir aja tadi kebongkar." Ucap Samuel tiba tiba memecah keheningan.
"Kok bisa sih? Gimana ceritanya?" Tanya Fanya sedikit terkejut.
Dibalik helm fullface nya Samuel menghela nafas berat Ia menceritakan semua pada Fanya agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Flashback On
Samuel tersenyum melihat gadisnya begitu murah hati pada kedua anak jalanan itu, padahal sudah lama mereka tidak kesini tapi Fanya masih mengingat anak kecil itu.
"Woii!!!" Sapa seorang laki laki sambil menepuk bahu Samuel sedikit keras.
"Ck! Kaget gue."
"Ngapain Lo Sam?" Tanya Keenan, ya pria itu adalah Keenan yang baru saja datang seorang diri.
"Makan lah! " jawab Samuel ketus.
"Ooohh, sendiri?"
"Nggak."
Didalam hati Samuel terus merapalkan doa agar Fanya tak menoleh kesini.
Jawaban Samuel sontak membuat Keenan mengerinyit, otaknya ia paksa untuk berpikir keras, malam malam seperti ini Sam pergi sama siapa? Batin Keenan, pasti Syaqila lanjutnya dalam hati.
"Gue cabut." pamit Samuel dingin
Keenan tersenyum kearah Samuel, pria itu terus memperhatikan perempuan yang Samuel bonceng, wajahnya tidak tampak jelas karna rambut panjang perempuan itu menutupi sisi wajahnya.
"Ah, paling paling ya sodaranya," gumam Keenan mengedikkan bahu acuh.
Flashback Off
"Jiahhh, untung tadi kunciran nya lepas!" Ucap Fanya menanggapi cerita Samuel.
"Bagus deh, tambah cantik kok!" Goda Samuel, yang membuat empunya berdecih.
"Dasarnya cantik,mau diapain tetep cantik lah." Sewot Fanya.
"Iyaalah cewek siapa dulu." Beo Samuel bangga.
"Ck dari tadi ngebacot terus, fokuss sanaa," dumel Fanya membuat Samuel memutar bola matanya jengah.
"Sabar sabar, paling pms." Gumam nya.
***
TBC!
DOUBLE UP NIHH😍
SALAM MANIS
STARLA30
KAMU SEDANG MEMBACA
B A C K S T R E E T
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA:')))] Ini bukan cerita bad boy bertemu dengan bad girl. Bukan juga tentang ketua geng montor yang bertemu dengan gadis polos. Dan juga bukan berkisah tentang pertemuan yang berakhir menjadi pasangan. Tapi ini be...