24. Manja

456 14 0
                                    

YUK VOTE + COMMENT 😗
.
.
.

Happy Reading ❤️❤️❤️

***

Cklek

Dilihatnya seorang remaja yang meringkuk dibalik selimut, lihat bahkan gadisnya itu tak menganti pakaian nya, dan dinakas terdapat makanan yang masih utuh tak tersentuh.

Dengan hati hati Samuel mendekati ranjang Fanya agar tak menimbulkan suara, ia duduk diatas kasur milik Fanya. Tangannya terlulur mengelus lembut rambut Fanya. Tidak ada pergerakan apapun dari Fanya, seperti nya dia sangat lelah sampai tidak merasa terusik.

"kalian jahat, gue benci kalian semua,"

"Gue benciii"

"Pergi pergi,"

"Fanya hey, bangun sayang," Samuel menepuk nepuk pipi Fanya pelan karna terus mengigau.

Fanya terbangun dengan nafas yang teesengal sengal, kringat sudah bercucuran didahinya.

Samuel menyodorkan segelas air, "Minum dulu," dengan cepat Fanya meneguk habis air itu dan langsung memeluk Samuel.

"Al hikss.." Samuel mengelus punggung Fanya lembut, ia tak tau kenapa gadisnya seperti ini, karna kemarin yang ia tau hanya masalah Tiara dan setelah nya baik baik saja.

"Kenapaa hmm?"Berkali kali Samuel mencium puncak kepala Fanya,membuat Fanya sedikit tenang dan menyembunyikan wajahnya didada bidang milik pria itu.

"Jangan lepasin pelukan nya," rengek Fanya dalam dekapannya. Samuel terkekeh, sejak kapan Fanya jadi manja begini, apa dia kedatangan bulan.

Samuel tak akan menanyakan masalah Fanya sekarang, karena pasti gadis itu belum siap bercerita. Ia sudah bisa menebak pasti masalah dengan Rena atau mungkin Lisa. Bukannya Samuel menuduh tapi ia sudah lama mengenal Fanya.

"Kamu dari kemarin belum makan?" Tanya Samuel yang dijawab anggukan dari Fanya. Samuel menghela nafas pelan.

Samuel melepas pelukannya, dilanjut dengan menghapus jejak air mata Fanya. Ia meringis pelan melihat keadaan Fanya, bagaimana tidak mata yang sembab, hidung merah, rambut acak acak an. Tapi tak mengurangi sedikit pun kecantikannya.

"Sekarang makan, gak trima penolakan!" Tekan Samuel membuat Fanya tak bisa berbuat apa apa saat ini.

Setelah menyelesaikan sarapan nya yang tadi disuapi oleh Samuel, Fanya saat ini tiduran dengan posisi kepala dipaha kekasihnya itu, sedangkan Samuel menyandar dikepala ranjang milik Fanya.

"Kamu udah packing?" Tanya Samuel memecah lamunan Fanya.

"Belum nanti aja, kamu udah?" Fanya mendongak sambil mengelus rahang milik Samuel, tangan satunya ia gunakan untuk mengengam tangan pria itu.

"Udah tadi dibantu mama, packing sekarang aja aku bantu," tawar Samuel yang sedari tadi memainkan rambut Fanya.

"Em iya deh, sebenernya Cindy ngajak beli keperluan buat Camping tapi kamu gak bolehin," Fanya mengerucutkan bibirnya.

Samuel terkekeh lalu menyentil bibir Fanya, "kamu kan lagi gak enak badan sayang,"

"Iya iyaa aku tauu,"

Sebenarnya tiga sahabat nya itu sudah mengajak Fanya untuk membeli keperluan untuk Camping besok , karna Fanya tak enak badan jadi mereka memakluminya.

Tak terasa jam begitu cepat belalu, bahkan sampai siang ini Samuel masih dirumah Fanya, dari tadi mereka sibuk mengemasi  barang barang untuk dibawa Fanya besok.

Dan sedari tadi sifat manja Fanya membuat dirinya kesal sekaligus senang bersamaan. Bagimana tidak gadis itu sedari tadi merengek meminta Samuel untuk pulang nanti. Seperti saat ini,

"Al kamu disini aja dulu, aku masih kangen," ucap Fanya seraya mengalungkan tangannya pada leher Samuel karna posisinya saat ini berada pada gendongan pria itu.

"Fanya,udah siang ini. Mama nyariin jadi aku harus pulang, okey?" Jawab Samuel mengelus tangan Fanya.

Fanya mengelengkan kepala nya cepat, "sebentar aja, Fanya pengen gini dulu." Samuel mengganguk mengiyakan keinginan gadisnya, lagipula besok saat camping dirinya tak bisa berduaan.

Dilihatnya gadis manjanya itu sudah terlelap, dengan segera ia membaringkan tubuh Fanya dengan hati hati agar tidak terbangun, satu lagi ia menarik selimut sampai sebatas dada.

Cup

"Nice dream My Angel." samuel mencium kening Fanya, lalu beranjak pergi dari kamar gadis itu, setelahnya Samuel langsung berpamitan pulang pada Lisa.

***

TBC!

PART INI DIBUAT SANGAT PENDEK, MAAFKAN🙏🏻🙏🏻

B A C K S T R E E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang