19. Hanna?

449 13 2
                                    

YUK VOTE+COMMENT
.
.
.
HAPPY READING ❤️

***

Pagi ini keluarga kecil Wijaya terasa sangat lengkap karna beberapa hari yang lalu Hasan Wijaya sudah pulang dari kunjungan bisnisnya di Singapura, mereka bertiga melakukan tradisi sarapan bersama di meja makan di selingi percakapan ala keluarga.

"Samuel berangkat Pah, Mah!" Pamit Samuel sembari mengecup tangan papah dan mamahnya.

"Nanti malam kita kedatangan tamu sepsial, kamu jangan pulang terlambat!" Ucap Hasan dengan nada serius.

Tapi Samuel lebih memelih acuh saja, paling rekan bisnis Papahnya atau saudaranya dan apalah itu yang terpenting ia harus segera menjemput gadisnya.

Tak berselang lama, nampak seorang gadis cantik dengan helm yang sudah  bertengger di kepalanya, ia melempar senyum kearah Sam lalu beranjak naik ke motor pria itu.

"Nggak usah turun di tempat biasa, langsung masuk ya!" Goda Samuel karna Fanya terus diam tak membuka suara.

"Ehh,kamu udah gila ya!" Spontan Fanya memukul helm Samuel.

Samuel terkekeh mendapati gadisnya yang terlihat marah, "Hehehe, kan bercanda sayang!"

Samuel memberhentikan montornya, membuat Fanya mengernyit bingung.

"Ngapain berhenti?" Tanya Fanya masih dengan nada ngambek gitu deh.

"Kalo nggak mau turun yaudah? Kita terus aja sampek sekolah!" Jawab Samuel santai.

Fanya membelalakan matanya melihat sekitar, ternyata sudah sampai di depan SMA Angkasa,dengan cepat Fanya turun dari sana takut ada yang melihatnya, Samuel pun sama cepat cepat menacap gas setelah memeberikan senyum manisnya .

***
Fanya berjalan santai ke kelasnya,ia sudah siap disambut teman temannya yang heboh bukan main.

"Pagi Bebeb akohhh!!!!" Sapa Riyan seraya menaikan alisnya.

Mereka saling melempar senyum menatap Fanya, seperti nya gadis itu sudah menyelesaikan masalahnya. Lihat bahkan dia menjadi gadis paling ceria.

"Wihh udah senyum senyum lagi nih," celetuk Tiara.

Cindy berfikir sejenak, dan ia tau penyebab sahabatnya tersenyum seperti itu.

"Pasti efek di gendong Keenan kemarin yakan?" ucap Cindy kelewat ngawur batin Fanya.

Fanya mendaratkan bokongnya dikursi samping Riyan. "Ngawur banget sih!"

Mereka tertawa mendengar jawaban Fanya kecuali Riyan yang berteriak histeris kayak habis lihat hantu.

"All-Allah hu akbar Bu Meri datengggg!" Heboh Riyan yang tak sengaja melihat kedatangan Bu Meri.

Kringggg..........

Fanya dkk bisa bernafas lega, Bell istirahat sudah menggiring mereka menuju kantin yang terlihat tidak terlalu ramai karna mereka aja yang datengnya duluan.

"Semuanya bakso?" Tanya Fanya yang bagian memesan hari ini.

"Hooh,sama es teh manis" jawab Cindy mewakili dua temanya yang sibuk bermain ponsel.

"Okey!"

Fanya menaruh mangkuk bakso milik Tiara,tak sengaja ia mendapati Tiara sedang memperhatikan seseorang reflek dirinya mengikuti arah pandangan sahabat nya itu.

Fanya menaikan satu alisnya, "Ra! Lo liatin siapa?"

"Ha? Gak ada kok cuman lagi mikirin Cindy!" Elak Tiara yang berusaha menyembunyikan sesuatu.

B A C K S T R E E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang