17. Di diamkan

456 16 0
                                    

Hallo gaisss🤗

Backstreet Update lagi ❤️

Authornya semangat banget 😂
Semoga kedepanya lebih banyak lagi yang mengapresiasi cerita Backstreet. Aamiin.
.
.
.
Happy Reading ❤️

****

Kurang lebih satu jam Fanya dan Keenan berbicara entah apa saja yang membuat mereka betah, sampai rasa ngantuk menyelimuti Fanya.

"Gue ngantuk!" Ucap Fanya jujur.

"Okey kode buat gue pulang, makasih gue balik dulu sampaiin ke nyokap lo sama Rena!" Pamit Keenan sambil tersenyum menatap wajah cantik Fanya.

"Okey deh hati hati!" Fanya mengantar Keenan sampai depan pintu, setalah dilihat Keenan meninggalkan perkarangan rumahnya baru ia masuk kedalam rumah.

"Heh,lo jadi cewek murah banget abis sama ini sama itu setelah ini mau sama siapa lagi?" Celetuk Rena yang tiba tiba berdiri di dekat tangga entah sejak kapan ia disana.

Tanpa pikir panjang Fanya menarik rambut Rena cukup kuat hingga kakak tirinya itu berteriak cukup keras, untung saja Lisa sudah tidur jadi dia bebas menyiksa saudara tirinya itu.

"Aahhhkk, sakit Bit'h!!!" teriak Rena sembari mencoba melepaskan tangan Fanya dari rambutnya.

"Ini pelajaran buat lo! Nggak usah ikut campur urusan orang!!!" Fanya memperkuat jambakanya, lalu melepasnga kasar seraya tersenyum miring.

Tiba tiba dengan gerakan cepat Rena....

Brakkk.......

Pranggg....

Rena menendang kaki Fanya hingga tubuh gadis itu membentur pojok meja tempat menaruh gucci, salah satu guci nya terjatuh dan pecah hingga menggores telapak tanganya.

"Sorry adek ku sayang, gue nggak sengaja!" Dengan nada mencibir Rena meninggalkan Fanya yang sedang terluka.

"Sialan kenapa perut gue sakit!"

"Bang*at tangan gue,"

Fanya menatap telapak tangannya yang mengeluarkan darah segar dengan derasnya. Fanya menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit itu, ia berusaha berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

***
Sudah dua hari semenjak kejadian itu, entah kenapa Samuel mendiamkanya tidak pernah menjemputnya, tidak pernah mengantarnya pulang, lebih parahnya lagi tidak pernah membalas pesan Fanya.

Sedangkan keadaan Fanya? Jangan ditanya lagi dia sangat terpuruk, jarang masuk ke kelas, sering berdiam diri di UKS atau di rooftop, jika berpapasan dengan Samuel Fanya mencoba untuk bertanya tapi selalu di gagalkan karna keberadaan Syaqila.

"Beb,lo mah jangan diem diem aja!" Tegur Riyan yang melihat Fanya selalu diam dan murung.

Cindy dan Tiara menatap sendu kearah Fanya,entah masalah apa yang terjadi dengan sahabatnya satu itu. Fanya cenderung tertutup jadi mereka memakluminya. Mungkin masalah keluarga, ya hanya Tiara dan Cindy yang mengetahui masalah keluarga Fanya jangan lupakan Samuel dia juga tau.

"Fan, lo kenapa sih curhat kek, biar ngurangi beban lo!" Tambah Cindy menghela nafas gusar.

"Gue nggak bisa!" jawab Fanya dingin seraya mendribel bola basketnya.

Ya mereka sekarang sedang bermain basket di jam istirahat, alasanya karna bosan jika setiap istirahat harus ke kantin.

"Fanya udah yok mainya, wajah lo pucat gitu!" Ucap Tiara dengan wajah super khawatir degan keadaan Fanya.

"G-gue ngak pa-," Fanya merasakan kepalanya pusing, perut bagian bawahnya lebih sakit dan nyeri ia berusaha menahanya namun pandangannya semakin kabur hingga kegelapan menyelimutinya.

"Beb! Beb bangun beb!" Riyan menepuk nepuk pipi Fanya berharap gadis itu akan terbangun.

"Lo jangan diem aja, angkat dong!" Teriak Cindy pada Riyan

"Biar gue aja!"

Keenan mengangkat tubuh ramping Fanya ala Brydal style, ia membawanya ke UKS, sudah banyak sekali pasang mata yang melihat ini apalagi Felicia tapi Keenan tidak memperdulikanya, Samuel hanya bisa melihat dengan tatapan nanar ia tidak bisa melakukan apapun sekarang.

"Gimana Fanya, kamu pulang saja?" Tawar Pak Lohan saat Fanya tersadar.

"Nggak usah pak saya cuman kecapekan!" Lirih Fanya karna tubuhnya masih lemas.

"Yasudah kamu di UKS saja kalau butuh apa apa sudah ada tim kesehatan!" Jawab Pak Lohan lalu beranjak pergi dari ruangan tersebut.

"Heh kalian kembali ke kelas, sudah ada Tim yang menunggu Fanya!" Pekik pak Lohan yang masih mendapati Riyan, Keean, Cindy dan Tiara di dalam UKS

"I-i-iyaa Pak!" Jawab mereka sedikit gugub.

Tiara menghampiri Fanya, ia tak tega jika harus meninggalkan Fanya sendirian di UKS.

"Fan, lo gapapa kan sendirian?" Tanya Tiara yang masih khawatir.

Fanya tersenyum tipis, "gue gapapa, udah sono ke kelas."

Mereka mengganguk, Cindy melirik kearah Keenan yang sedari tadi diam. Gak sih lebih tepatnya mencari keberadaan sitengil satu itu siapa lagi kalo bukan Yosen, biasanya anak itu bersama Keenan.

"Fan,lo nggak mau terimakasih sama Keenan?" Lanjut Cindy.

"Keenan?" Fanya memicingkan mata, dan benar saja ada Keenan di belakang Riyan.

"Dia yang gendong lo kesini, so sweet bangetttt!" Lebay Cindy.

Fanya memutar bola matanya malas.

"Ohh, Thanks Keen, Thanks semua! kalian bisa balik ke kelas, gue mau istirahat aja. " jawab Fanya sambil menampilkan Fake smilenya.

Keenan yang paling terakhir keluar dari UKS ia mengulum senyum, sambil mengusap lembut puncak kepala Fanya, lalu keluar berjalan keluar.

"Ck!gue pengennya Al."setetes air mata berhasil lolos membasahi pipi Fanya, ia tidak punya kekuatan, orang yang biasa menguatkanya tidak memeperdulikanya sekarang.

Ting....

From:Aldevaro🖤
Aku kerumah nanti, jelasin semuanya.
(Read)

Fanya hanya membaca pesan itu dan menutup matanya, agar suasana hatinya membaik.

***
TBC!

Hayo gimana ya kira kira kelanjutannya?

Yuh vote dan comment sebanyak banyaknya🖤🤗

SALAM MANIS

STARLA30❤️

B A C K S T R E E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang