38.Al/Rey?

346 10 0
                                    

Sedikit curhat guyss😂

Jadi stok draf aku udah habiss ,karna jujur belakangan ini aku sibuk banget😭tugas bejibun🌚

Tapi aku usahakan akan up seperti biasanya:)

Happy Reading ❤️

****

Reyno menuangkan Foam diatas secangkir capuchino hangat, lalu sedikit sentuhan terakhir dan taraaa siap, foam yang mulanya berbentuk biasa saja menjadi berbentuk kepala beruanh sangat lucu.

"Anterin kesana,"Rey menujuk pada meja pojok.

"Sama kue red velvetnya sekalian,"tambah Reyno pada Fanya yang terlihat sedang tidak fokus.

"Hey, lo ada masalah?" Reyno menepuk singkat bahu Fanya sontak empunya terkejut.

"Ha-apa,kenapa?"

"Lo ada masalah?"

Fanya melirik tangan Reyno yang bertengger di kedua bahunya, ia menghela nafas berat, biasanya hal seperti ini dilakukan oleh Samuel, bukan pria dengan teramat manis ini bukan apa apa pasalnya gigi gingsulnya, lesung pipit nya, alis yang tebal, hidung mancung, tubuh tinggi proporsional dengan rambut hitam legam yang sedikit acak acakan.

"Gue nggak papa, mana biar gue anter pesananya," Fanya meraih kedua tangan Reyno lalu melepaskanya dari bahunya.

"Ini sekalian kue Red Velvetnya," Reyno menyodorkan nampan ke arah Fanya.

Reyno merasa ada yang sedang terjadi dengan Fanya, bagaimana ia menebak seperti itu? Ya karna gadis itu biasanya selalu cerewet dan terlihat ceria tapi tidak dengan hari ini.

Pukul 21.15 DR cafe and bakrey sudah nampak gelap dan bersih, memang karna lima belas menit yang lalu sudah tutup, saking ramainya cafe hari ini membuat Fanya bekerja lebih extra yang pasti capeknya juga nambah.

"Fan lo gak capek?" Reyno mengahampiri Fanya yang sedang mengelap meja terakhir.

"Santai aja, udah tugas gue Rey," elak Fanya lalu melempar senyum pada Reyno.

"Beneran ntar lo sakit gimana?"

"Nggak bakal Rey, lo tenang aja deh"

Pegawai perempuan membawa segelas coklat panas, lengkap dengan fluffy cakes yang nampak manis. Perempuan berambut pendek itu menyodorkannya pada Reyno.

"Makasih Ni! Lo boleh pulang"

"Siap mas Rey," jawab Nia lalu berjalan keluar Cafe.

"Dimakan dulu,lo pasti laper!"

Fanya hanya menatap tanpa berselera untuk melahapnya,ia masih bingung kenapa Samuel tidak mengirim pesan atau menelpon untuk meminta maaf, apa rupanya pria itu sudah lupa?

"Hey, lo gak cantik kalo cemberut gini!"

"Ihhh gak jelas!, gue bawa pulang aja makananya boleh?"

"Tentu, gue antar pulang ya?" Tawar Rey yang tidak kunjung di jawab oleh Fanya.

"Emm, gue naik ojol aja!" Tolak Fanya demi Samuel cukup tadi saja ia di bonceng Reyno.

"Gak baik Fan, lo cewek kalo ada apa apa gimana?please lah Fan!"

"Huft, iya deh" sangat berat hati Fanya menerima tawaran Reyno kalo di pikir pikir ngeri juga jam segini pulang sendiri.

"Gitu dong"Tangan Rey beralih mengacak singkat rambut Fanya.

B A C K S T R E E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang