Chap 8

60 11 0
                                    

Saat ini sudah hampir larut malam, namun Mino masih mengerjakan tugas sekolahnya. Sepertinya ia terlalu fokus mengerjakan tugas-tugas itu sampai melupakan waktu.

Mino menghela nafas lelah dan menyandarkan punggungnya di kursi meja belajar yang didudukinya.

Ingatannya melayang saat sahabatnya P.O mengunjungi rumahnya beberapa saat yang lalu.

"Kalau dia emang adik lu, apa yang bakal lu lakuin?" ucap P.O menatap Mino disampingnya.

"Maksud lu?."

"Lu benci sama Ayah lu sendiri, Bunda lu juga. Bunda lu ada kemungkinan benci, marah atau kecewa sama Jihan."

"Dan Jihan, gak ada yang menjamin kalau dia gak benci atau kecewa sama lu dan Bunda lu" ungkap P.O yang membuat Mino total bungkam.

"Mau dia adik lu atau bukan yang pasti, lu dan adik lu gak akan semudah itu untuk bisa bersama-sama. Selama perasaan semacam itu masih ada" lanjutnya.

Mino menghela nafasnya lelah, perkataan sahabatnya sungguh menghantui pikirannya karena apa yang dikatakan olehnya adalah hal yang sangat mungkin terjadi.

"Ini karena Ayah, keluarga kita jadi hancur" lirihnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Disisi lain Jihan terbangun dari tidurnya, tenggorokannya terasa kering. Ia keluar dari kamarnya menuju dapur.

Dibukanya kulkas dan mengambil sekotak susu yang selalu berada didalam sana.

"Baaa!."

"Ayah...!" Jihan reflek menjatuhkan kotak susu yang berada dalam genggamannya.

Joongki tertawa puas karena berhasil mengejutkan putrinya itu, kurang kerjaan memang.

"Untung gak tumpah kan" ucap Jihan yang mengambil susunya dan menatap tajam Sang Ayah.

"Wow wow, jangan natap Ayah gitu Ji. Cukup orang lain aja" kata Joongki.

"Ish, lagian Ayah ngapain sih malem-malem gini?."

"Ayah harus lembur, ini mau bikin kopi" balas Joongki.

"Ayah jangan capek-capek nanti kalau sakit gimana?. Jihan gak mau rawat Ayah" celetuk Jihan.

"Alah, Ayah sakit pasti kamu nangis Ji" goda Joongki.

"Pokoknya awas kalau sampe sakit, Ji ngambek pokonya" ucap Jihan yang menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Iya-iya, Ayah gak akan sakit" Joongki mengusak rambut Sang anak.

"Yaudah Ji masuk kamar, Ayah kalau udah selesai langsung tidur ya" kata Jihan tersenyum lembut ke Ayah lalu kembali kekamarnya meninggalkan Joongki yang masih berdiri disana.

"Apa kita pulang lagi ke singapur ya Ji, kamu keliatan gak bahagia disini."

///

Jihan tak kembali tidur ia malah berdiri di balkonnya udara dingin langsung menusuk kulit Jihan. Sekarang sudah sangat larut untuk terjaga dan Jihan bisa lihat lampu di setiap rumah yang ada sudah mati hanya rumah Jihan dan lampu kamar tetangga depan rumahnya yang masih menyala.

"Sepi banget" lirih Jihan saat melihat sekeliling.

"Udah sering kek gini harusnya terbiasa ya tapi tetep aja hahahaha" Jihan tertawa namun setitik air mata meluncur begitu saja membasahi pipinya.

"Jiiii" panggil seseorang dari depan sana tak butuh berteriak Jihan bisa mendengar nya jelas.

Jihan yang awalnya fokus ke Bintang-bintang kembali menatap kedepan, Donghyuk disana melambaikan tangannya sambil tersenyum manis.

Officially Missing You | Mino Ft MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang