Chap 42

20 5 0
                                    

Jihan menatap hamparan Padang rumput di hadapannya dengan binar di mata cantiknya, mulutnya sedikit terbuka karena terlalu mengagumi pemandangan yang terlihat begitu indah, semilir angin menerbangkan rambutnya.

"Suka Ji?" Jihan menatap seseorang di sampingnya dengan senyuman manis.

"Suka banget, thanks " ucap Jihan tulus.

"Mingkem Ji" orang itu terkekeh pelan.

"Hyuk ih" protes Jihan saat Donghyuk membekap mulutnya.

"Hahaha, semoga angin-angin di sini bisa membantu menenangkan pikiran lu" kata Donghyuk menatap Jihan dalam.

Jihan tidak menjawab, ia kembali menatap lurus ke depan sedikit mengingat kejadian dua jam yang lalu, dimana Donghyuk tiba-tiba mengajaknya ke suatu tempat yang katanya bisa membuat Jihan tenang.

"Itu Dobby gak berat?" tanya Donghyuk, ah iya adiknya Donghyuk juga ikut bersama mereka yang kini sedang tertidur di gendongan Jihan, tertidur kelelahan karena perjalanan mereka tadi cukup lama.

Jihan menunduk menatap Doyoung yang tampak tertidur tenang. "Enggak, anteng banget nih anaknya"

"Lu duduk di sini aja biar gak pegel, gw ke warung di sana sebentar"

Jihan duduk di atas rerumputan sebelah tangannya dengan setia mengelus kepala Doyoung lembut, namun netranya tidak teralihkan dari pandangan di depannya.

Benar perkataan Donghyuk tadi, tempat ini memang bisa membuat pikirannya yang sejak beberapa hari lalu kecewa dan bingung berangsur-angsur menjadi lebih tenang, semilir angin seolah ikut menerbangkan beban-beban di bahunya.

"Nih minum dulu, sini biar Dobby sama gw" Donghyuk menyodorkan sekaleng minuman soda kepada Jihan lalu mengambil adiknya di pangkuan gadis itu.

"Hyuk" panggil Jihan pelan namun masih dapat di tangkap oleh pendengaran Donghyuk.

"Hm"

"Boleh cerita gak?" tanya Jihan tiba-tiba membuat Donghyuk menoleh kepadanya. "Silahkan Ji" ucapnya walaupun bingung karena Jihan tidak pernah seperti ini selama beberapa bulan mereka saling mengenal.

Terdengar helaan napas dari bibir Jihan. "Hyuk gw pingin banget ketemu sama Bunda apalagi Abang" Donghyuk diam menatap Jihan "Tapi di satu sisi gw juga takut, gw khawatir buat ketemu sama mereka"

"Apa yang bikin lu takut Ji?" tanya Donghyuk penasaran.

"Gw takut mengecewakan mereka, k..karena gw udah lupain mereka, gw cuma ingat nama Abang gw dan sedikit kenangan yang ada tapi gw lupa bagaimana wajahnya"

"Bunda, bahkan gw gak ingat apapun tentang Bunda, gw merasa buruk dan bersalah" ungkap Jihan menundukkan kepalanya.

Donghyuk terdiam, tidak menyangka bahwa Jihan akan memikirkan hal seperti itu, baru satu rahasia Jihan yang selalu tersimpan rapi ia ketahui tapi sudah mampu membuatnya sesak, Jihan benar-benar tak terduga.

Jihan menghela napas kasar. "Lupain aja perkataan gw tadi, itu cuma pikiran random aja"

"Jii"

"Lho Dobby udah bangun" Jihan mengalihkan perhatiannya pada Doyoung yang mulai membuka matanya.

"Kak Ji" rengek bocah itu.

Dengan sigap Jihan mengambil alih Doyoung ke pangkuannya. "Dobby lapar? Mau makan gak? Bang Hyuk beli banyak makanan nih" tunjuk Jihan pada plastik di samping Donghyuk.

Tangan mungilnya mengucek matanya pelan lalu mengangguk, membuat Jihan mengambil satu bungkus roti dari dalam plastik.

Sementara Donghyuk hanya diam memperhatikan gerak-gerik Jihan dengan tatapan sendu, pintar sekali gadis itu menutupi semuanya.

Officially Missing You | Mino Ft MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang