"Za."
Faiza baru saja mengunci pintu sekre dan berbalik ketika mendapati Risya berdiri tidak jauh darinya. Perempuan itu mengernyit ketika tatapannya bertemu dengan perempuan yang akhir-akhir ini nyaris membuat Rayyan tidak waras.
"Ada apa, Ris?"
"Kok udah sepi? Kata Sella, kalian ada kegiatan di sekre hari ini." Risya buru-buru melirik arloji di pergelangan tangan kirinya, dan meringis samar ketika mendapati jam telah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Keasyikan mengobrol di sekre LPM membuatnya lupa pada niat awal. Menunggu Rayyan selesai dengan kegiatannya.
"Atau udah selesai?" tanya Risya, lagi.
Faiza mengangguk dan memasukkan kunci sekre ke dalam kantung jeansnya. "Baru aja selesai, Ris. Mau ketemu Ray?"
"Ray di mana?"
Mendengar Risya yang balik bertanya, Faiza tidak bisa menahan senyum. "Udah pulang."
"Oh... yaudah, thank you, Za. Biar gue susulin di kost—"
"Ray nggak pulang ke kost."
Risya mengernyit. Beberapa detik memproses ucapan Faiza, sebelum dadanya terasa mencelos. "Ke... mana?"
"Ke rumahnya."
"Semarang?" tanya Risya, dengan jantung yang tiba-tiba berdegup kencang.
Faiza tidak langsung menjawab. Perempuan itu merogoh totebagnya dan mengeluarkan sebuah tas plastik berkurang kecil dari dalam sana.
"Tadinya gue mau ojekin aja titipan dari Ray buat lo, tapi mumpung lo di sini," ujar Faiza sembari mengulurkan tas plastik tersebut pada Risya. "Diterima, ya, Ris. Urusan mau lo buang abis ini, terserah. Yang penting gue udah amanah."
Risya nyaris kehilangan suaranya. Namun ia tetap berusaha memverifikasi spekulasi yang sedang bercokol dalam benaknya.
"Jadi, Ray pulang ke Semarang, Za?"
Faiza mengangguk samar. "Jangan disamperin kalau akhirnya lo tau bakal nyakitin dia lagi."
Kemudian, perempuan itu berlalu begitu saja. Meninggalkan Risya yang terpaku di dekat sekre kabinet. Tersadar, Risya segera membuka isi tas plastik di tangannya. Satu botol vitamin C dengan resep dokter. Vitamin yang akhir-akhir ini Risya konsumsi untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Ditengah keheranannya karena Rayyan mengetahui hal ini, ia juga menemukan sebuah notes di dalam sana.
Jaga kesehatan, Ris.
Ray.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Intersection ✔
RomansBagi Risya, Rayyan adalah satu-satunya orang yang paling mengerti dirinya, lebih daripada siapa pun. Bagi Risya, segala hal lebih mudah dilakukan ketika Rayyan berada disampingnya. Bagi Rayyan, Risya adalah satu dari segelintir orang yang pendapatny...