Chapter 31 : Namikaze Nagisa

3.7K 382 78
                                    


Sarada terlihat sedang bermain sendirian diruang bermainnya, Sakura sendiri rupanya sudah pergi untuk melakukan pemotretan, sedangkan Sasuke pergi karena ada urusan kantor yang mendesak. Fugaku dan Mikoto memang sudah dari kemarin tidak pulang karena mereka harus pergi ke suatu tempat. Menyisakan Naruto dan Sarada yang memang sedang sedikit tak enak badan.

Naruto mendekati Sarada yang sedang bermain dengan segelas susu dan sepiring cookies yang baru saja ia buat.

"Sarada-chan, Neesan membawakanmu susu dan Cookies buatan Neesan. Apa kau mau mencobanya?"

Sarada tidak menjawab ucapan Naruto sama sekali dia justru berpaling dan saat Naruto memberikan segelas susu padanya Sara dengan kasar menghempas tangan Naruto membuat susu di dalam pegangannya tumpah.

Sarada yang masih kecil merasa bersalah Ia lalu meminta maaf pada Naruto dengan ucapan yang sangat pelan.

"Maaf" cicit Sarada

Namun bukannya marah, Naru justru tersenyum lalu mengusak puncak kepala Sarada gemas. Naru bukannya bodoh untuk tidak mengetahui perubahan putri tunggal Sasuke itu, namun ia menunggu waktu yang sangat tepat untuk menanyakan tentang itu pada gadis kecil berumur 5thn tersebut.

"Lebih baik kita main di kamarmu saja bagaimana? Biar tempat bermain ini dibersihkan dulu oleh maid"

"Mmm" Sarada mengangguk senang, sebenarnya gadis kecil itu juga sangat merindukan Naru setelah beberapa hari ini dia mencoba untuk menghindari gadis berambut pirang itu, sebenarnya bukanlah keinginan Sarada untuk melakukan itu. Hanya saja perkataan ibunya terdahulu entah mengapa selalu ternguang didalam telinganya, ia takut jika suatu saat nanti Naruto akan mengambil Sasuke dan menjauhkannya dari ayah kandungnya itu.

"Nah .. Kita tunggu maid membawakan susu untukmu, tapi sebelum itu Sarada-chan mau kan memakan cookies buatan Neesan?" Tanya Naru saat keduanya sudah berada di kamar putri tunggal Sasuke itu.

Mendengar pertanyaan Naru membuat Sarada mengangguk senang. Iapun dengan senang hati mengambil cookis yang diberikan Naru padanya.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Naru lagi.

"Enak, enak sekali. Ternyata Naru-nee pandai membuat Cookies" Puji gadis kecil itu lugu.

"Habiskanlah, Neesan memang sengaja membuat cookies itu untuk Sarada ..

Naru menjeda kalimatnya setah ia rasa Sarada mulai tenang setelah memakan Cookies coklat buatannya.

"Sebenarnya beberapa hari ini neesan sangat sedih karena Sarada selalu saja menjauhi Neesan, apa Sarada marah pada Neesan?"

Sarada berhenti memakan cookienya lalu menatap Naru takut.

"Hmmm, apa boleh aku menanyakan sesuatu pada Neesan?" Tanya sarada sambil menundukkan kepalanya takut.

"Tentu saja, apa yang ingin Sarada tanyakan?" jawab Naru lembut

"A .. Apa benar Neesan akan mengambil ayah dariku? Dan Neesan juga akan memisahkan aku dan ayah?" Sarada bertanya dengan mata yang berkaca-kaca membuat Naruto sedikit terhenyak, namun tak lama kemudian ia tesenyum seraya mengelus pipi lembut dari putri kekasihnya itu.

"Hmmm, apa Sarada ingin mendengarkan cerita Neesan?"

"Hmmm"

"Baiklah, Neesan akan menceritakan kisah hidup Neesan. Tapi Sarada harus berjanji untuk tidak menceritakannya pada siapapun. Apa Sarada bersedia?" Naru mengacungkan kelingkingnya untuk membuat pinky promis bersamanya.

"Hmmm"

"Baiklah, jadi sebenarnya beberapa tahun yang lalu Neesan diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk dapat memiliki bayi. Neesan sangat bahagia akan hal itu, namun ternyata bayi Neesan harus diambil kembali oleh Tuhan bahkan sebelum ia lahir, dan yang lebih menyedihkan untuk Neesan. Neesan tidak akan pernah bisa lagi memiliki anak karena dulu Neesan mengalami kecelakaan.

☑️Love Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang