21; new student

324 40 17
                                    

yohan menatap lurus ke depan orang yang sedang berbicara panjang lebar dengannya, ingin rasanya dia punya kekuatan supranatural agar bisa menghilang sekarang juga.

"kamu dengerin papa, yohan?" tanya minho saat melihat putra keduanya memperhatikan tapi seperti sedang memikirkan sesuatu.

"denger pa, masih banyak yang mau diomongin?"

minho menarik nafasnya, memberikan sebuah kertas yang dibungkus dengan amplop berwarna coklat, "baca," perintahnya sambil ngasih amplopnya ke arah yohan.

cowok itu nerima aja apa yang papanya kasih, habis itu dia buka amplop yang ternyata isinya berupa kertas. sebelumnya dia nggak pernah untuk berpikir sedikitpun hal ini bakal terjadi.

"ini maksudnya apa?" tanya yohan memastikan.

"lepas taekwondo yang kamu ikutin itu, fokus sama perusahaan!"

yohan meremas kuat selembar kertas yang dia pegang itu, "aku gak bisa, pah."

"kasih papa alasan yang logis biar bisa papa pertimbangkan."

"aku udah ngelakuin taekwondo dari kecil dan sebentar lagi aku bakal jadi atlet profesional, aku gak mungkin ninggalin apa yang udah aku suka dan aku lakuin dari dulu semudah itu. papa bisa ngasih perusahaan itu sama bang yuvin, udah aku bilang aku gak butuh jadi pemilik atau apalah itu buat ngurus perusahaan papa."

ini bener-bener yang ingin diucapkan yohan dari awal saat papanya mutusin buat dia yang jadi penerus perusahaan, gak tau apa yang bakal terjadi tapi yohan bakal pertahanin apa yang udah jadi bagian dalam hidupnya.

segala hal berharga bagi dia nggak bakal dia lepas dengan mudahnya, untuk ngeraih itu semua yohan rela ngelakuin apapun atau bahkan ngelepasin hal-hal yang ganggu kebahagiannya.

"alasan kamu papa tolak, jadi penerus perusahaan udah pilihan terbaik buat kamu yang papa dan kakek kamu rundingkan. jadi kamu fokus aja sama study kamu."

mau bagaimana lagi yohan memberontak hasilnya akan tetap sama, semua alasannya bakal ditolak.

udah ditolak cintanya sama yena sekarang permintaannya ditolak papanya, double kill.

"hm," kata yohan lalu pergi dari ruangan kerja papanya.

❄❄❄




"yenaaaaa," teriak dahyun heboh saat baru tiba di kelas dan melihat yena yang tengah menyalin pr milik tzuyu.

iya biasanya yena nyalin tugas punya hyewon, tapi semenjak hari itu yena sama hyewon belum ada ngomong-ngomong lagi dan salah satu dari mereka juga belum ada yang ngajak ngobrol.

"apaan?" tanya yena pada dahyun tetapi tangan dan matanya masih fokus pada tugas.

"parah sih kalau lo nggak marah atau kesel habis denger ini yen!!"

"ya apa maimunah?"

dahyun memajukan badannya ke arah telinga yena sambil membisikkan sesuatu, "ini tentang yohan."

cuma denger namanya aja buat yena berhenti nulis dan memperhatikan dahyun, "dia kenapa?" tanyanya jadi penasaran.

"lo tau dia ke sekolah sama siapa?!"

"mana gue tau, lo kira gue emaknya."

dahyun berdecak, "sama anak baru woy, cantik banget kayak bidadari anjir parah gada akhlak cantiknya!!!"

SAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang