36; malam, hujan, dan dia

107 21 4
                                    

⚠️ siapakan hati ⚠️

[ dengerin mulmed juga ya soalnya bikin butterflies in your stomach gitu. ]

***

"hangyul udah pulang?" tanya yena menghampiri yohan.

yohan menoleh kemudian mengangguk. "kamu belum ngantuk?"

"belum," jawab yena lalu mendudukkan dirinya di samping yohan.

"kenapa? lapar?"

"enggak, belum ngantuk aja" yena menatap yohan yang juga sedang menatapnya. "kamu mau pulang?"

"nanti habis hujannya reda. kamu mau aku cepat pulang?"  tanya yohan.

"bukan.. cuma lagi hujan lebat," yena menghentikan ucapannya sebelum menatap layar televisi. "aku takut.."

yohan mengerutkan keningnya. detik selanjutnya dia menggenggam sebelah tangan yena dan di elusnya pelan.

"aku tunggu kamu sampe hujannya reda. sekarang kamu tidur aja, aku bakal tungguin," ujar yohan.

yena menatap yohan dengan pandangan tak terbaca. "kalau aku minta kamu nggak pulang... boleh nggak sih?"

yohan diam sejenak. hanya terdengar suara televisi di antara keduanya. bukan, bukan karena yohan tidak suka dengan pertanyaan yena, hanya saja dia terlalu terkejut.

"kamu mau aku di sini sampe besok?" tanya yohan pada yena.

pipi yena seketika memanas. yen, lo lagi kenapa sih?!

"iya," cicit yena pelan.

"yaudah. aku di sini aja."

"beneran?!"

yohan tersenyum. mengacak rambut yena gemas lalu menganggukkan kepalanya. "iya.. temenin kamu."

"tapi mama kamu pasti nyariin. aku takut nanti mama kamu pikir aku cewek nggak bener," ujar yena tiba-tiba menjadi takut.

"enggak. mama tau kamu bukan cewek nggak bener."

yena tersenyum. hari ini adalah hari yang sangat membuatnya bahagia. mulai dari dia bakal punya anggota keluarga baru dari tantenya, hangyul dan yohan yang sudah berbaikan, dan sekarang yohan ada di sampingnya. menemani malam yena di kala hujan.

"aku boleh peluk nggak?" tanya yena.

"sini. peluk sepuasnya," ujar yohan.

yena mengalihkan pandangan ke arah televisi. tidak, yena nggak boleh nunjukin kalau dia sekarang lagi ambyar. yohan diajarin siapa sih bisa ngomong kayak gitu?!

"nggak jadi peluk?" tanya yohan.

yena menoleh sebelum akhirnya memeluk yohan erat. yohan juga membalas pelukan yena, menaruh dagunya di atas kepala yena.

"bentar lagi kita lulus. kamu mau kuliah di mana? kayaknya seru kalau kita satu kampus," ujar yena masih dalam posisi memeluk yohan.

"belum kepikiran," jawab yohan.

"tiap aku tanya pasti gitu jawabnya." yena melepaskan pelukannya lalu menatap yohan. "kamu nyuruh aku cepet cari minat biar aku tau mau kuliah apa, tapi kamu sendiri selalu jawab nggak tau kalau aku tanya mau kuliah di mana."

"karena emang nggak tau."

"ih nyebelin banget!"

yena pura-pura ngambek. alih-alih menatap yohan, dia lebih memilih menatap layar televisi dan memakan keripik yang ada di meja.

SAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang