20; rabbit smile

302 49 11
                                    

"turun," suruh yohan pada gadis yang duduk di jok mobil sebelahnya.

yena tertegun, melirik sekilas yohan yang hanya fokus ke depan. dalam hati mengutuk diri sendiri kenapa ingin pulang bersama cowok es batu itu, "gue beneran diturunin disini han?" tanyanya memastikan.

"hm." jawab yohan.

"tapi ini bukan rumah gue, wah lo tega nurunin gue dipantai?!" kesal yena tak habis pikir. seharusnya dia ikut pulang bareng hangyul kalau tau bakal diturunin yohan di pantai kayak gini.

yohan membuka pintu mobilnya, setelah itu ia turun dan berjalan menuju pintu mobil sebelahnya, tepat ditempat yena berada, "ayo turun." ujarnya setelah membuka pintu mobil tersebut.

wah udah gila si yohan batin yena.

mau tidak mau, yena turun dari mobil yohan dengan wajah kesal yang terlihat jelas di wajahnya.

"ini kita mau ngapain kesini?" tanya yena pada yohan yang sudah mulai berjalan ke arah pantai.

"refreshing," jawab cowok itu seadanya.

"buat apa? kan ujian belum dimulai? masa udah refreshing duluan," tanya gadis itu lagi, heran.

yohan nggak ngejawab petanyaan yena, lagian dia bingung pertanyaan mana dulu yang harus dijawab. cowok itu cuma narik tangan yena, trus mereka duduk dipasir pantai karena hari udah sore dan nggak panas.

"gue boleh nanya?" tanya yohan hati-hati tapi gak mandang yena sedikitpun.

yena menoleh. memperhatikan yohan yang masih nggak ngeliat dia, gak sopan nih orang katanya dalam hati.

"tanya aja." balas yena.

"lo nganggap hangyul apa?"

"hah?"

yohan akhirnya menoleh, "kenapa? gue gak boleh nanya itu?" tanyanya pada gadis itu.

"bukan gak boleh, gue kaget aja. lo mau gue jawab nih?"

yohan mengangguk.

"gue nganggap dia sebagai sahabat, abang juga kadang, keluarga, pokoknya dia berarti banget buat gue."

suasananya berubah menjadi hening, yohan sibuk dengan pikirannya sedangkan yena gak tau mau ngapain habis ditanya yohan. keduanya sama-sama cuma natap air pantai.

yena tiba-tiba terkejut setelah sebuah tangan menggenggam satu tangannya, "yen," panggil yohan lembut.

"i- iya?"

"gue suka sama lo."

"iya gue tau, kan lo pernah bilang."

"gue beneran tulus yen."

"trus gue harus apa?"

"lo mau jadi cewek gue?" tanya yohan balik pada yena. sedangkan cewek yang ada didepannya berusaha untuk nahan ketawa.

yena ngelepas genggaman tangan yohan dari tangannya. selanjutnya dia gapai bahu yohan dengan kedua tangannya, "bukan gitu cara nembak cewek han."

"jadi gimana?" tanya yohan dengan polosnya.

"lucas dulu nembak gue di lapangan sekolah trus pake balon-balon sama tulisan gitu dipegang sama anak kelas."

"harus gitu ya?"

yena tertawa, "enggak kok, si lucas mah terlalu niat."

sementara itu, jangan lupakan tangan yena yang masih megang erat bahu yohan sampe ngebuat cowok itu gugup gak karuan.

"han, gue boleh jujur?" tanya yena akhirnya melepaskan tangannya lalu membenarkan posisi duduknya seperti semula.

"iya."

"coba lo senyum."

yohan binggung, ini kenapa dia disuruh senyum?

"sekarang?" tanya yohan.

"engga, tahun depan. ya sekarang atuh."

dengan amat sangat gugupnya seorang yohan geolano di depan cewek yang dia suka sampai buat dia lupa cara senyum itu gimana.

dengan amat sangat gugupnya seorang yohan geolano di depan cewek yang dia suka sampai buat dia lupa cara senyum itu gimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"lo ganteng han dan gue liat juga lo bukan tipe cowok playboy." kata yena tersenyum menatap yohan.

yohan menaikkan satu alisnya, bingung kenapa cewek itu tiba-tiba muji dia.

"dan diluar sana banyak banget cewek yang mau jadi pacar lo." lanjut yena.

"yen-" panggil yohan.

"han, makasih udah suka sama gue tapi gue gak bisa jadi cewek lo. kita gak sedekat itu dan gue gak tau banyak tentang lo." potong yena.

yohan diem, yena juga diem. keduanya sibuk sama pikiran masing-masing. kalau udah gini mereka harus gimana?

sampai akhirnya, yohan mulai buka suara duluan, "yaudah ayo pulang," ajaknya sambil berdiri dari tempat yang dia dudukin trus julurin satu tanganya kearah yena.

yena cuma bisa merhatiin tangan yohan yang ada didepannya, aelah tambah merasa bersalah dah gue batinnya.

selanjutnya, cewek itu ngeraih tangan yohan yang bantu dia buat berdiri, dan mereka pulang dengan suasana yang awkward banget.

to be continue



yah yohan ditolak:(((

SAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang