28; penting

120 24 2
                                    

"nih, yen." soodam ngasih lip balm ke arah yena, setelah itu ia duduk di kursi meja belajar.

"gak papa nih gue pake?" tanya yena memastikan. masalahnya dia gak dekat dengan soodam, jadi ngerasa sedikit canggung.

soodam mengangguk. "mau nanya dong." katanya menatap yena yang tengah mengaplikasikan lip balm soodam ke bibirnya.

"mau nanya apa?" tanya yena melihat soodam.

soodam menarik kursi belajarnya ke dekat yena, "lo udah berapa lama pacaran sama yohan?"

"baru kok," jawab yena sambil memberikan lip balm yang dia pakai ke pemiliknya, "nih, makasih ya."

"iyaa, sama-sama. tapi, lo udah tau belum gue sepupunya yohan?"

"udah tau kok, barusan."

"terus lo gak kesel sama gue?" tanya soodam penasaran.

ya kesel lah ngadi-ngadi emang! jawab yena dalam hati.

yena menggeleng sambil tersenyum, "enggak kok, kenapa harus kesel coba." katanya. membuat soodam heran, padahal niatnya ingin membuat yena cemburu dan kesal tapi malah gagal.

fokus mereka teralihkan oleh suara ketukan pintu, soodam langsung berlari kecil menuju pintu dan membukanya. ternyata ada yohan yang sudah selesai mandi.

"ayo turun, papa bentar lagi pulang." kata yohan sambil melihat ke arah yena tanpa melirik sedikitpun ke arah soodam yang sudah memesang wajah kesal.

"heh es batu, gue ada di deket lo tau!" soodam meneriaki yohan tepat di dekat telinga cowok itu yang membuat yohan meringis.

"bising banget sih, gue usir nih?" kata yohan memasang wajah galak.

soodam mengerucutkan bibirnya, "gue aduin mama gue lo biar dimarahin," ucapnya dramatis.

yena yang melihat perkelahian dua orang itu tersenyum canggung, bingung juga mau ngapain.

"ayo yen," ajak yohan sambil berjalan masuk ke dalam kamar soodam lalu meraih pergelangan tangan yena, mengajaknya turun berdua meninggalkan soodam.

"sepupu kurang aja!" maki soodam melihat dua insan itu pergi meninggalkannya sendirian.

❄️❄️❄️





yena melirik sebentar papa yohan, dia sebenarnya takut buat terang-terangan menatap lelaki paruh baya itu. dari tampilannya saja sudah keliatan papa yohan itu sosok yang sangat berpendidikan dan tegas.

di ruang makan ini semua keluarga yohan berkumpul, kecuali abangnya. yohan bilang abangnya itu ingin melihat yena tapi hari ini belum bisa bertemu karena yuvin ada urusan.

"jadi, dia pacar kamu?" tanya minho menatap yohan.

yohan mengangguk. "iya, namanya yena."

"saya yena, om." sapa yena tersenyum ke arah papa yohan.

"kak yena tertekan gak pacaran sama bang yohan? kayaknya sih iya deh," ucap dongpyo pada yena yang langsung ditatap tajam oleh yohan.

yena tertawa, "enggak kok."

"adek gak boleh ngomong gitu, masa ngejelekin abangnya sih," kata yoona yang menuangkan air pada gelas minho.

dongpyo nyengir, "adek nebak doang kok mah."

"aku setuju sama dongpyo tante, yena kayaknya emang tertekan deh karena pacaran sama es batu yang kalo jawab pertanyaan orang cuma ham hem doang." timpal soodam tak mau kalah mengejek yohan.

SAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang