"udah siap semua kan bang?"
"udah ma," balas yohan sebelum menjauh dari yoona yang sibuk mengecek kembali barang dalam koper.
hari ini. hari keberangkatan ke australia. disaat murid yang lain mengadakan perpisahan di sekolah, yohan malah terpaksa berada di rumah.
"lo udah ngasih tau yena?" soodam datang dengan kantong kresek berisi ketoprak, pesanannya bang yuvin.
"belum." yohan melirik sekilas. "gak bisa dihubungin."
"datangin ke sekolah lah!"
"hm."
"mau jadi nissa sabyan lo ham hem ham hem." soodam menatap yohan kesal, berkacak pinggang. "gak lo kasih tau sekarang siap-siap aja cewek lo ditikung hangyul. gue orang pertama yang bakal ketawain lo!"
yohan mengembuskan napas kasar. "diem, suara lo jelek."
"KURANG AJAR LO--"
"ini kenapa sih kok berantem mulu." yoona datang mendekat. merangkul soodam disekitaran bahu cewek itu.
"ini anak tante ngeselin banget, ngeyel kalau dikasih tau," adu soodam.
yoona mengerutkan kening. "kasih tau apa?"
"masa ceweknya gak dikasih tau apa-apa sama dia, tan." soodam menatap sengit yohan. "kalau gue jadi yena sih udah pasti gue tinggalin cowok modelan kek gini."
"untungnya lo bukan yena," jawab yohan enteng.
"tuh kan tante... ngeselin banget!"
yoona tertawa. "udah jangan ribut, sana kasih ketopraknya sama bang yuvin."
"SIAP LAKSANAKAN TAN!" soodam mengangkat sebelah tangannya seperti hormat sebelum menginjak kaki yohan lalu melenggang tak berdosa.
yohan meringis pelan. mengumpat kasar dalam hati.
"sana kamu temuin papa," suruh yoona yang diangguki yohan.
❄️❄️❄️
yena meluruskan kakinya ke lantai. duduk di depan ruang lab dengan tatapan kosong. hari ini dia tidak melihat keberadaan yohan di mana pun. mungkin memang hubungan mereka sudah terhenti sejak hari di mana yena menyuruh yohan melanjutkan study-nya.
"ada yang lagi galau nih."
suara seorang cowok membuyarkan lamunan yena. mendongak mendapati hangyul melepas jasnya dan menaruh di atas kaki yena yang memakai dress di atas lutut.
"lagi kenapa sih? sedih karena yohan gak datang?" hangyul duduk tepat di sebelah yena yang menghembuskan napas berat.
"lo udah tau yohan mau lanjut study ke aussie?"
"udah," balas hangyul cepat.
"kok lo berdua gak ada yang ngasih tau gue?! gue emang gak penting ya buat kalian?"
"lo penting buat gue yen." hangyul menatap yena tepat di manik mata cewek itu. "buat yohan juga."
"terus kenapa diam aja?! kalau gue gak baca surat dia mungkin sampe sekarang gue gak tau! atau bahkan dia bisa aja pergi tanpa ngabarin gue."
air mata yang berusaha yena tahan daritadi akhirnya jatuh. terjun bebas membasahi kedua pipinya yang sudah susah payah dia poles untuk acara perpisahan sekolah hari ini. ntah untuk keberapa kalinya dia menangis di depan hangyul.
"gue kenapa gyul?" yena terisak. "kenapa gue jadi kayak gini?"
hangyul menarik yena ke dalam pelukannya. di dekapnya erat sembari mengelus puncak kepala yena. sungguh, dia rindu momen seperti ini. momen saat mereka kecil dimana yena selalu mengadu sambil menangis jika cewek itu terjatuh atau ada yang mengganggunya. satu yang hangyul rasakan saat ini. bukan dia alasan dari air mata yena.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPPY
Fanfiction[ COMPLETE✅ ] "SAPPY" sad and happy that you always feel. --- "kalau lo suka sama gue jangan coba buat pergi ya?" "jujur gue udah suka sama lo yen. tapi, apa lo bahkan suka gue?" tanya cowok itu. "gue..." yena gugup. kini yohan menggenggam kedua tan...