Chapter 22

1.4K 159 11
                                    

Jungkook POV

Sekarang jam 10 pagi dan gue baru aja beres mandi. Gue belom sarapan, bang Tae juga tumben belum ada tanda - tanda dateng ke kamar gue. Kita tidur di apartemen gue yang ada di Busan.

Yaa wajar sih, kemaren kita dari jam 8 pagi sampe jam 7 malem sibuk sama kerjaan.

Kita disini bukan cuma mau rapat aja, tapi kita terutama gue mau ngecek keadaan kantor yang ada di Busan ini. Kantor disini itu dipimpin sama om gue, adik dari bokap gue.

Gue kira keadaan kantor disini baik - baik aja, tapi ternyata diluar dugaan gue. Entahlah apa yang terjadi sampe sebagian karyawan disana gak dapet gaji selama dua bulan.

Akhirnya gue sama bang Tae yang ngurusin masalah disana dan semuanya kembali lagi kayak semula, dan karyawan - karyawan yang gak dapet gaji selama dua bulan itu bisa terbayarkan lagi.

Yaudahlah gue terlalu males buat bahas masalah ini lagi. Mending gue cari makan ke luar.

Gue tersentak kaget ketika buka pintu ada sosok seorang lelaki dengan wajahnya yang berantakan.

"Sorry, gue kesiangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sorry, gue kesiangan." Ucapnya, dia kelihatan masih ngantuk.

"Lo baru bangun?" Tanya gue.

"Iya." Jawab bang Tae.

Cekrek

"Kenapa lo foto gue?" Tanya bang Tae.

"Muka lo terlalu lucu sekarang, mau gue kirimin ke kak Jennie." Jawab gue.

"Kirimin aja, mau muka gue lagi kayak gimana pun juga gue tetep ganteng."

"Iya dahh serah orang yang katanya ganteng aja." Ucap gue sambil lewatin dia.

Gue langsung balik kanan ketika inget sesuatu. "Mandi, setelah makan siang kita ada pertemuan lagi." Kata gue terus pergi lagi.

Gak ada kan bos yang kayak gue, masa bosnya yang ngingetin sekretaris. Bosnya pula yang bangun lebih cepet dari sekretarisnya.

Untung gak gue pecat. Kurang baik apa coba kan gue.

Gue cari tempat buat sarapan yang gak jauh dari apart. Karena gue ke restoran gak naik apa - apa, tapi jalan kaki. Itung - itu olahraga pagi meskipun kesiangan.

Gue akhirnya nemu restoran setelah jalan kaki sekitar 10 menitan. Setelah masuk ke dalem telinga gue langsung disuguhkan dengan lagu - lagu dari tahun 90-an.

Gue duduk dimeja yang deket sama jendela yang ngelihatin pemandangan diluar.

"Selamat pagi." Sapa salah satu pelayan disana.

"Pagi." Bales gue.

"Ini menu - menu makanan yang tersedia disini." Dia ngasih gue buku menunya.

Coffee || LiskookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang